Penurunan Global Berlanjut, Jegal Peluang Rebound IHSG
Dalam serangkaian cuitan di akun Twitter pribadinya, Trump mengancam akan mengenakan tarif impor 10% pada impor barang China senilai USD 300 miliar
Penurunan Global Berlanjut, Jegal Peluang Rebound IHSG
JAKARTA - Mengawali pekan pertama Agustus, Senin (5/8), bursa saham Asia dibuka turun melanjutkan tren kejatuhan indeks saham acuan global akhir pekan lalu, yang terpukul oleh ancaman tarif baru Washington sebesar 10% terhadap impor produk China mulai 1 September nanti. Indeks MSCI Asia ex-Jepang turun 0,32%.
Perdagangan saham hari ini dibuka dengan mencatatkan penurunan indeks ASX 200, Australia sebesar 0,29%, diwarnai penurunan harga minyak pada pembukaan pasar Asia. Indeks berlanjut turun 0,44% (-29,80 poin) menjadi 6.738,80 pada pukul 8:10 WIB.
Baca: Riezky F Purnomo: Indonesia Harus Bisa Jadi Pusat Keuangan Syariah
Baca: JUARA ICC 2019 Benfica - 3 Laga Sempurna Klub Portugal, Ini Daftar Juara International Champions Cup
Pada jam yang sama indeks Nikkei 225, Jepang tergelincir 1,15% (-242,73 poin) ke level 20.844,43, setelah dibuka merosot 1,09%. Indeks Topix juga melorot 1,26% di tengah kejatuhan harga saham Softbank Group sebesar 2,11%. Indeks Kospi, Korea Selatan, dibuka anjlok 1,21%, saham LG Chem terperosok lebih dari 2%, dan berlanjut anjlok 1,36% ke posisi 1.970,86.
Melanjutkan tren penurunan global yang disertai ancaman pemogokan, indeks Hang Seng, Hongkong dibuka terjerembab 1,63% (-438,11 poin) ke level 26.480,47 pada pukul 8:35 WIB. Indeks Shanghai Composite, China juga turun 0,46% menjadi 2.854,58.
Pembukaan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) pagi ini kembali dihadapkan pada tekanan enurunan indeks acuan di bursa saham global dan regional, setelah mengalmi penurunan tajam 065% ke level 6.340 pada sesi perdagangan akhir pekan lalu. Investor asing membukukan penjualan bersih Rp579,39 miliar.
Sejumlah analis memperkirakan, pergerakan IHSG hari ini diharapkan akan merespon positif rilis data PDB kuartal II dari BPS, yang disertai Indeks Tendensi Bisnis dan Indek Tendensi Konsumen mengalahkan tekanan tren bearish global. Secara teknikal, beberapa indikator pergerakan indeks memperlihatkan adanya potensi technical rebuond namun dibayangi sinyal pergerakan yang tertekan.
Perdagangan saham di bursa Wall Street akhir pekan lalu ditutup dengan membukukan penurunan terpukul oleh ancaman tarif impor Presiden AS Donald Trump memicu ketakutan perang dagang AS-China.
Dalam serangkaian cuitan di akun Twitter pribadinya, Trump mengancam akan mengenakan tarif impor 10% pada impor barang China senilai USD 300 miliar mulai 1 September nanti.
Juru bicara kementerian luar negeri China, Hua Chunying mengatakan Beijing akan membuat kebijakan balasan jika AS mengenakan tarif impor tambahan pada produk China. Secara mingguan Nasdaq dan S&P500 terperosok 3,9% dan 3,1%, membukukan koreksi turun mingguan terburuk di tahun 2019.
Sementara itu rilis data lapangan kerja AS periode Juli bertambah 164.000, di bawah estimasi 165.000. Namun tingkat upah tumbuh jauh melampauai estimesi 0,1% dengan melonjak 3,2% (yoy).
Analis memandang lonjakan tingkat upah tersebut merupakan sinyal kenaikan inflasi yang dapat menahan The Fed untuk berkali-kali memangkas suku bunga pada tahun ini.Saham Caterpillar dan Deere masing-masing merosot 1,5% karena ketergantungan mereka pada pasar luar negeri.
Dow Jones Industrial Average turun 0,37% (-98,41 poin) menjadi 26.485,01/\\.
S&P 500 melorot 0,76% (-21,51 poin) ke posisi 2.932,05.
Nasdaq Composite anjlok 1,32% (-107,05 poin) ke level 8.004,07.