VIDEO: Suhu Udara Kayong Utara dan Ketapang Diprediksi Meningkat, BMKG Imbau Waspada Karhutla

Meski demikian, BMKG mengimbau untuk mewaspadai peningkatan suhu udara dan penurunan kelembapan udara dapat memicu potensi mudahnya Karhutla

Penulis: Faiz Iqbal Maulid | Editor: Ishak

VIDEO: Prakiraan Cuaca Kayong Utara dan Ketapang Hari Ini, BMKG Imbau Waspada Karhutla

KAYONG UTARA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca cerah berawan akan menyelimuti wilayah Kayong Utara dan Ketapang siang ini, Jumat (2/8/2019).

Meski demikian, BMKG mengimbau untuk mewaspadai peningkatan suhu udara dan penurunan kelembapan udara dapat memicu potensi mudahnya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).

Baca: Sampaikan Laporan ke Pemkab Kayong Utara? Manfaatkan Aplikasi SiHUMPRO KKU

Baca: Kantor Imigrasi Ketapang Bentuk Tim PORA Kecamatan di Kayong Utara

Menurut BMKG, suhu udara saat ini di Kayong Utara dan Ketapang terpantau di angka 23-33° C.

Sedangkan, kelembapan udara di Kayong Utara diprediksi berada di angka 55-90 persen dan Ketapang 50-90 persen.

55 Wilayah Kabupaten/Kota Tetapkan Status Siaga Darurat Kekeringan

Plh. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo melaporkan, sejumlah wilayah kabupaten dan kota telah menetapkan status siaga darurat kekeringan.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengidentifikasi hingga, Senin (22/7/2019), sebanyak 55 kepala daerah telah menetapkan Surat Keputusan Bupati dan Walikota Tentang Siaga Darurat Bencana Kekeringan.

Provinsi yang wilayah kabupaten dan kotanya menetapkan status siaga darurat kekeringan antara lain di Banten, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah.

Kemudian Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sementara itu, wilayah kabupaten/kota yang terdampak kekeringan teridentifikasi berjumlah 75 kabupaten/kota, termasuk dua kabupaten di Bali.

Wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdapat lima kabupaten dan kota, yaitu Kabupaten Sumba Timur, Timor Tengah Selatan, Manggarai, Rote Ndao, dan Flores Timur, dan Kota Kupang.

Baca: VIDEO: Terkait Karhutla, Ini Imbauan Kapolsek Pontianak Selatan

Baca: Peringatan Dini BMKG untuk Wilayah Kepulauan Riau (Kepri), Dapat Meluas ke Wilayah Bintan Pesisir

Provinsi di sisi barat, wilayah yang telah menetapkan status ini yaitu Kabupaten Bima, Dompu dan Sumbawa.

Sementara itu, wilayah terbanyak yang menetapkan status Siaga Darurat Kekeringan yaitu Provinsi Jawa Timur.

Sejumlah 25 kabupaten teridentifikasi berpotensi kekeringan. Wilayah Banten hanya di Kabupaten Lebak yang telah menetapkan status siaga.

Menghadapi darurat kekeringan, BNPB, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah melakukan koordinasi untuk operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC).

Pertemuan koordinasi yang digelar pada hari ini (22/7) menyebutkan operasi tersebut akan difokuskan pada penanganan kekeringan dan kegagalan panen di wilayah-wilayah teridentifikasi.

Saat ini potensi awan hujan kurang dari 70% sehingga belum dapat dilakukan operasi TMC. Namun demikian, pesawat milik BPPT dalam posisi stand by jika ada wilayah yang berpotensi untuk dilakukannya TMC.

BMKG menyampaikan hari ini (22/7) potensi hujan 7 hari ke depan masih cukup rendah untuk wilayah Sumatera bagian Selatan, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

Baca: Ditanya Progres Pembangunan Bandara, Ini Penjelasan Kadishub Kayong Utara

Baca: Purwanto: Data Batas Daerah Kayong Utara-Ketapang Belum Selesai

Di sisi lain, pertumbuhan awan dan potensi hujan masih terfokus di Sumatera bagian utara, Kalimantan Timur dan Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.

Data BNPB per 22 Juli 2019, rincian 75 kabupaten dan kota terdampak kekeringan yaitu Jawa Barat 21 kabupaten, Banten 1, Jawa Tengah 21, DI Yogyakarta 2, Jawa Timur 10, Bali 2, NTT 15, dan NTB 9.

Dilihat sebaran bencana kekeringan berdasarkan tingkatan wilayah administrasi sebagai berikut 7 provinsi, 75 kabupaten, 490 kecamatan, dan 1.821 desa.

Total air bersih yang telah didistribusikan mencapai 7.045.400 liter.

Strategi lain yang telah diupayakan antara lain penambahan jumlah mobil tanki, hidran umum, pembuatan sumur bor, dan kampanye hemat air.

Agus Wibowo
Plh. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved