Citizen Reporter

Sederet Kegiatan KKL Kelompok 3 IAIN Pontianak di Mempawah

Warga Sungai Limau Kecamatan Sungai Kunyit sungguh sangat menjunjung tinggi tradisi keberagaman ala warga Nahdliyyin.

Penulis: Syahroni | Editor: Ishak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
Foto bersama kelompok 3 KKL IAIN Pontianak 

Tak heran setiap daerah memiliki ekspresi keberagamaan yang berbeda sehingga membentuk keragaman kultur Islam yang cukup menarik minat pemerhati studi islam timur oleh bangsa Eropa (orientalis).

Khotmil Quran pun selesai kami laksanakan dan tak disangka kami diberikan kesempatan mengisi tausiyah di kegiatan muslimat warga Gang Nelayan diesok hari.

Baca: Mahasiswa IAIN Pontianak Laksanakan KKL di Purwokerto, Ini Agendanya

Baca: Kelompok 29 KKL IAIN Pontianak Adakan Pelatihan Menulis Anak Sekolah Desa Sungai Deras

Awalnya kami merasa segan namun dengan terpaksa kami harus menerima tawaran itu, karena bagaimanapun kami sebagai mahasiswa dituntut mampu menerima segala tantangan.

Akhirnya Zainur Rifki ditunjuk sebagai da'i karena hanya dia satu-satunya dari 12 angota kelompok dengan konsen kuliah pendidikan Islam.

Kami bergegas pulang ke posko untuk beristirahat agar esok mampu beraktifitas kembali dengan nyaman.

Tidur panjang yang kami tempuh telah berakhir, burung-burung berkicau ria menyambut kedatangan sang fajar.

Sorak-menyorak ayam jago semakin menunjukkan latar pedesaan.

Kami mengawali hari kami dengan sholat subuh di musholla Nurul Huda dan dilanjutkan dengan senam pagi di depan posko bersama adik-adik kami yang berkenan bergabung dengan kami.

Kini tiba saatnya bagi Zainur Rifki menjalankan kewajibannya sebagai da'i, waktu menunjukkan pukul 15.00, kami bersama-sama mendampingi Zainur Rifki menuju Shohibul Hajah Muslimatan.

Baca: Kelompok 40 KKL IAIN Pontianak Diskusi dan Pengenalan Bersama Pamong

Baca: Mahasiswa KKL Kelompok 30 IAIN Pontianak Tiba di Desa Lumbung Nanas Kubu Raya, Berikut Agendanya

Acarapun dimulai, Kholil diperkenankan membaca tawassul diikuti dengan pembacaan surah Yasin.

Lantunan ayat suci Alquran para ibu-ibu cukup membuat kami bangga akan keanekaragaman budaya bangsa ini.

Abdul Aziz menutup pembacaan surah Yasin dengan pembacaan doa tahlil yang di khususkan kepada keluarga Sohibul Hajah yang telah wafat.

Kini tiba acara inti yakni tausiyah oleh Zainur Rifki, ia menyampaikan bahwa Allah menghendaki kita untuk berbeda-beda agar kita saling mengerti satu dengan yang lain.

Yang membedakan kita yang berbeda disisi Allah bukanlah warna kulit kita melainkan kualitas ketakwaan.

Zainur Rifki juga menyerukan agar jamaah tidak ikut-ikutan membenci kelompok lain yang bukan bagian dari mereka.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved