Kapuas Hulu Siang Ini Diperkirakan Hujan, Berikut Prakiraan Cuaca Malam Hari dan Esok
Cuaca besok pagi juga diperkirakan kabut dengan suhu 24 derajat Celcius, 100 persen akan terjadi hujan dan kecepatan angin 3.7 kilometer perjam.
Penulis: Sahirul Hakim | Editor: Ishak
Kapuas Hulu Siang Ini Diperkirakan Hujan, Berikut Prakiraan Cuaca Malam Hari dan Esok
KAPUAS HULU - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca siang ini, Selasa (23/7/2019) adalah akan terjadi hujan lokal diwilayah Kabupaten Kapuas Hulu.
Suhu 33 derajat Celcius, 90 persen diperkirakan akan terjadi hujan, dan kecepatan angin 3.7 kilometer perjam. Sedangkan cuaca malam ini yaitu kabut, suhu 24 derajat Celcius, 100 persen akan terjadi hujan, dengan kecepatan angin 3.7 kilometer perjam.
Cuaca kabut juga diprediksi pada dini hari atau subuh, dimana suhu 23 derajat Celcius, 100 persen diperkirakan hujan, dan kecepatan angin 3.7 kilometer perjam.
Cuaca besok pagi juga diperkirakan kabut dengan suhu 24 derajat Celcius, 100 persen akan terjadi hujan dan kecepatan angin 3.7 kilometer perjam.
Baca: Rapat Pleno Terbuka Penetapan Calon Legislatif di Kapuas Hulu Ditunda, Hal Ini Jadi Penyebabnya
Baca: KPU Kapuas Hulu Rapat Pleno Penetapan Calon Legislatif Malam Ini, Berikut Daftar Namanya
Beberapa hari ini, wilayah Kabupaten Kapuas Hulu di guyur hujan, namun air sungai Kapuas masih jauh terlihat surut.
Memang beberapa pekan ini cuaca di Kapuas Hulu sangat panas dan tak pernah terjadi hujan.
55 Wilayah Kabupaten/Kota Tetapkan Status Siaga Darurat Kekeringan
Plh. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo melaporkan, sejumlah wilayah kabupaten dan kota telah menetapkan status siaga darurat kekeringan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengidentifikasi hingga, Senin (22/7/2019), sebanyak 55 kepala daerah telah menetapkan Surat Keputusan Bupati dan Walikota Tentang Siaga Darurat Bencana Kekeringan.
Provinsi yang wilayah kabupaten dan kotanya menetapkan status siaga darurat kekeringan antara lain di Banten, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah.
Kemudian Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sementara itu, wilayah kabupaten/kota yang terdampak kekeringan teridentifikasi berjumlah 75 kabupaten/kota, termasuk dua kabupaten di Bali.
Wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdapat lima kabupaten dan kota, yaitu Kabupaten Sumba Timur, Timor Tengah Selatan, Manggarai, Rote Ndao, dan Flores Timur, dan Kota Kupang.
Baca: VIDEO: Terkait Karhutla, Ini Imbauan Kapolsek Pontianak Selatan
Baca: Peringatan Dini BMKG untuk Wilayah Kepulauan Riau (Kepri), Dapat Meluas ke Wilayah Bintan Pesisir
Provinsi di sisi barat, wilayah yang telah menetapkan status ini yaitu Kabupaten Bima, Dompu dan Sumbawa.
Sementara itu, wilayah terbanyak yang menetapkan status Siaga Darurat Kekeringan yaitu Provinsi Jawa Timur.
Sejumlah 25 kabupaten teridentifikasi berpotensi kekeringan. Wilayah Banten hanya di Kabupaten Lebak yang telah menetapkan status siaga.
Menghadapi darurat kekeringan, BNPB, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah melakukan koordinasi untuk operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC).
Pertemuan koordinasi yang digelar pada hari ini (22/7) menyebutkan operasi tersebut akan difokuskan pada penanganan kekeringan dan kegagalan panen di wilayah-wilayah teridentifikasi.
Saat ini potensi awan hujan kurang dari 70% sehingga belum dapat dilakukan operasi TMC. Namun demikian, pesawat milik BPPT dalam posisi stand by jika ada wilayah yang berpotensi untuk dilakukannya TMC.
BMKG menyampaikan hari ini (22/7) potensi hujan 7 hari ke depan masih cukup rendah untuk wilayah Sumatera bagian Selatan, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
Baca: Dusun Sungai Utik Kapuas Hulu Dapat Penghargaan Kalpataru, Bupati Harap Perhatian Berkelanjutan
Di sisi lain, pertumbuhan awan dan potensi hujan masih terfokus di Sumatera bagian utara, Kalimantan Timur dan Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Data BNPB per 22 Juli 2019, rincian 75 kabupaten dan kota terdampak kekeringan yaitu Jawa Barat 21 kabupaten, Banten 1, Jawa Tengah 21, DI Yogyakarta 2, Jawa Timur 10, Bali 2, NTT 15, dan NTB 9.
Dilihat sebaran bencana kekeringan berdasarkan tingkatan wilayah administrasi sebagai berikut 7 provinsi, 75 kabupaten, 490 kecamatan, dan 1.821 desa.
Total air bersih yang telah didistribusikan mencapai 7.045.400 liter.
Strategi lain yang telah diupayakan antara lain penambahan jumlah mobil tanki, hidran umum, pembuatan sumur bor, dan kampanye hemat air.
Agus Wibowo
Plh. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB