72 Stan Meriahkan Festival Budaya Dayak di Ramin Bantang

Sebanyak 72 stan memeriahkan Festival Budaya Dayak ke-1 Kalimantan Barat di Ramin Bantang, Kabupaten Bengkayang.

Penulis: Anesh Viduka | Editor: Madrosid
TRIBUN PONTIANAK/ANESH VIDUKA
Peserta stan pameran menata produk-produk yang ditampilkan dalam pameran Festival Budaya Dayak ke-1 Kalimantan Barat di Ramin Bantang, Kabupaten Bengkayang, Rabu (10/7/2019). Festival Budaya Dayak ke-1 di Ramin Bantang dimeriahkan oleh 26 stan kuliner rakyat, 20 stan kuliner umum dan 26 stan pameran. 

72 Stan Meriahkan Festival Budaya Dayak di Ramin Bantang

BENGKAYANG - Sebanyak 72 stan memeriahkan Festival Budaya Dayak ke-1 Kalimantan Barat di Ramin Bantang, Kabupaten Bengkayang.

72 stan ini terdiri dari 26 stan kuliner rakyat, 20 stan kuliner umum dan 26 stan pameran.

Dalam stan kuliner rakyat ini panitia memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menampilkan kuliner mereka masing-masing, panitia menyediakan tanah kosong dengan biaya sewa Rp 500 ribu, kemudian warga mendirikan stannya masing-masing.

"Dan kita kasi kompensasi kepada masyarakat yang punya lahan didepan (depan Ramin Bantang) kita suruh untuk buka stan didalam, dikategori stan kuliner rakyat,mereka gratis tanpa dipungut biaya sewa, karena kalau kita biarkan mereka berjualan di depan itu nantikan yang lainnya ngikut," kata Alo, koordinator kesekretariatan Festival Budaya Dayak ke-1 Kalimantan Barat, Selasa (9/7/2019) malam.

"Kemudian stan kuliner kategori umum ini sifatnya industri, seperti pengolahan makanan maupun minuman, nah ini stannya disediakan panitia berbentuk tenda kerucut yang didepan, dengan biaya sewa Rp 2 juta untuk satu stan, nah puji Tuhan itu semua terisi," Tambah Alo.

"Jadi dalam Festival Budaya Dayak ke-1 ini kita konsepnya tidak komersil disini, stan kita kenakan biaya sewa sesuai dengan kemampuan masyarakat, kita tidak mau momen seperti ini kita manfaatkan dengan sistem komersil, sikit-sikit kita kaitkan dengan keuntungan panitia dan sebagainya, nah kita tidak seperti itu," Kata ketua Persatuan Pemuda Dayak Kabupaten Bengkayang tersebut.

Ia menambahkan bahwa panitia dibentuk bukan untuk mencari keuntungan dari stan tapi bagaimana kegiatan ini bisa dinikmati oleh semua kalangan masyarakat.

Baca: TRIBUNWIKI: Profil Singkat Kota Singkawang

Baca: Bahasan Klaim Seluruh Aset Pemkot Terdata dan Terintegrasi Dalam Aplikasi Simbada

Baca: Kembali Bikin Ulah Gara-gara Unggah Video Ini, Luna Maya Hampir Diusir Dari Negeri Orang!

"Nah pak ketua DAD Kabupaten Bengkayang, Pak Martinus Kajot menyampaikan bahwa siapapun yang mau berjualan kita persilakan, meskipun tempat kita terbatas, mereka bisa menyesuaikan diri lah, kita tidak membatasi masyarakat yang mau berjualan, jadi dengan adanya momen seperti ini pendapatan masyarakat bertambah," kata Alo.

Kemudian untuk stan pameran dikenakan biaya sewa satu stan Rp 2 juta.

"Dan kita tidak membatasi penyewaan jumlah lapak,misalnya satu orang mau nyewa dua stan atau lebih kita persilakan," ujarnya.

Khusus untuk stan kontingen Dewan Adat Dayak dikenakan biaya Rp 1,5 juta.

"Dengan kita kasi kompensasi seperti itu, maksud kita supaya DAD ini berantusias lah," kata Alo.

Adanya biaya sewa diharapkan kepada peserta stan ini merasa ada tanggung jawab, tidak asal datang lalu berjualan.

Alo mengatakan dengan adanya event budaya seperti ini setidaknya panitia membuka kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam bentuk berjualan, selain menumbuhkan perekonomian masyarakat juga bisa mempererat rasa kebersamaan dengan suku-suku yang lain.

"Nah pesan pak ketua (Martinus Kajot), inikan Ramin Bantang belum sepenuhnya jadi, kayak penataan taman, pembuatan pagar dan sebagainya, jadi konsep kedepan beliau ingin merapikan stan kuliner ini, artinya nanti setiap daerah menampilkan ciri khas kulinernya masing-masing," ujarnya.

Dikatakan Alo, meskipun ini namanya Festival Budaya Dayak, tapi event ini terbuka untuk etnis yang lain, misalnya untuk penyewaan stan, mau suku apapun yang mau buka stan dalam festival ini dipersilakan.

Pihaknya berharap dengan adanya festival ini ada dampak positif bagi ekonomi masyarakat.

Baca: Wakil Ketua DPRD Nilai Pemkot Perlu Terus Berinovasi

Baca: Seminar dan Seleksi Beasiswa Luar Negeri, Bupati Citra Berhalangan Hadir

Baca: TRIBUNWIKI: Keren, Film Milenial Say I Love You Tampilkan Sisi Anak Muda Bangsa Indonesia

"Contohnya pada saat acara pembukaan, penginapan, hotel dan kos-kosan di Bengkayang ini hampir semua terisi, masyarakat yang berjualan seperti rumah makan dan sebagainya pun merasa ada pendapatan lebih, sebelum ada event seperti ini mungkin mereka tutup lebih awal nah dengan momen seperti ini mereka mempersiapkan diri untuk buka sampai larut malam," kata Alo.

Festival budaya ini terbuka untuk umum, mau dari etnis dan agama manapun mari bersama-sama memeriahkan event budaya ini.

"Yang terpenting kita sama-sama menjaga situasi dan kondisi, menjaga kebersihan demi keamanan dan kenyamanan kita bersama, kemudian rumah adat Ramin Bantang kita ni kan masih ada yang belum selesai seperti tepi-tepi itu belum dipasang pagar pembatas jadi kita imbau kepada pengunjung jangan sampai berdesak-desakan, kemudian keamanan lah, jangan sampai ada barang-barang pengunjung yang hilang," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved