Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung STKIP Pamane Talino, Ini Pesan Uskup Agung
Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus mengatakan, bagaimana pun pendidikan itu butuh sarana prasarana, terutama butuh gedung.
Penulis: Alfon Pardosi | Editor: Jamadin
Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung STKIP Pamane Talino, Ini Pesan Uskup Agung
LANDAK - Keuskupan Agung Pontianak melaksanakan peletakan batu pertama pembangunan gedung STKIP Pamane Talino di Ngabang, Kabupaten Landak, Rabu (3/7/2019).
Peletakan batu pertama dilakukan langsung oleh Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus, dilokasi gedung STKIP Pamane Talino yang berada di Jalan Ilong Ngabang.
Hadir dalam kesempatan tersebut jajaran Forkopimda Landak, OPD, Muspika Ngabang, para dosen STKIP Pamene Talino, para donatur, serta pendiri pertama STKIP Pamane Talino Dr Drs Adrianus Asia Sidot Msi.
Baca: Diduga Akibat Korsleting Listrik, Satu Rumah di Desa Sukabangun Terbakar
Baca: RAMALAN ZODIAK Kamis 4 Juli 2019, Taurus & Capricorn Terhubung dengan Kerabat, Peluang Menarik Leo
Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus mengatakan, bagaimana pun pendidikan itu butuh sarana prasarana, terutama butuh gedung. Sebab selama ini STKIP Pamane Talino masih menyewa punya orang.
Tentu hal itu tidak memenuhi syarat-syarat secara undang-undang pendidikan.
"Jadi saya rasa dengan pembangunan gedung ini, kita dalam usaha mendidik mahasiswi jadi maksimal karena sudah adanya sarana yang memadai," ujarnya.
Lanjutnya lagi, gedung ini pun sudah meminta pendapat orang-orang yang ahli pendidikan yang memenuhi syarat.
Harapan ke depan juga kata Uskup, kita jangan hanya silau mata dengan Jakarta, Surabaya, atau daerah yang lain.
"Kalimantan itu punya potensi, orang Kalimantan juga bisa mendirikan universitas perguruan tinggi yang disegani dan yang menjadi unggulan. Saya sombong dalam hal ini, kalo orang bisa kenapa kita tidak bisa," jelas Agustinus.
Sebab SDM kita ada, walau pun sekarang ternyata lemah dan sebagainya. "Saya selalu katakan, kita harus berani membuat trobosan-trobosan. Kalau hanya niru orang, semua orang juga bisa niru," jelasnya.
Baca: DPRD Targetkan Pembahasan Raperda Pertanggungjawaban APBD Sambas Selesai Akhir Bulan
Maka yang terus ia minta, STKIP ini menjadi universitas terbuka untuk semua orang. Walau pun ini milik Keusukupan milik dominikan, bukan berarti yang sekolah hanya orang katolik.
"Gereja Katolik tidak pernah membuat suatu karya seperti rumah sakit dan sekolah hanya untuk orang katolik. Karena tanggung jawab gerja adalah bagaimana membangun masyarakat setempat. Jadi itu yang perlu saya tegaskan," bebernya.
Seperti diketahui saat ini, STKIP Pamane Talino dosen-dosennya yang ada sekarang banyak orang islam dan itu membuktikan profesional.
"Saya sangat prihatin, ribuan mahasiswa kita menyerbu Pontianak, tapi banyak yang gagal. Kalau hanya gagal tidak apa-apa, ini ada yang bermasalah dan lain sebagainya," ungkapnya.
"Jadi saya yakin, setelah ada rusunawa yang kita dirikan sebagai asrama mahasiswa, mungkin itu bisa lebih maksimal lagi. Sehingga suasana kampus karena ini milik katolik, tentu suasananya katolik," sambungnya.
Oleh karena itu fokusnya nanti, bagaimana pembinaan iman katolik di kampus ini, dan iman katolik selalu menekankan universitalisme.
"Jadi bukan karena punya katolik jadi orang lain tidak dipedulikan, tapi mendidik orang untuk cinta kasih, mendidik orang untuk berani berkorban, mendidik orang berprestasi," ucapnya.
Uskup pun meminta dukungan masyarakat, mungkin dua tahun ke depan tahapannya banyak. Tapi setelah kampusnya selesai, akan persiapkan orang dan sebagainya.
"Selama ini kita memang membutuhkan tenaga dari luar, tapi ke depan tentu kita harapkan juga tenaga dari dalam juga menjadi banyak. Tapi untuk tenaga dari luar, karena ini pisah-pisah kebudayaan tidak masalah. Contohnya Bina Nusantara Jakarta, itu dari guru TK hingga universitas banyak dari luar, itu tidak masalah," tegasnya.
Romo Robini selaku pimpinan di STKIP Pamane Talino berharap, dua tahun dapat selesai pembangunan sesuai dengan waktu. "Sudah berdiri dengan segala fasilitasnya yang ada, termasuk biara di atas bukit," terangnya.
Sedangkan untuk konsep pembangunan itu ramah lingkungan. "Jadi kita ini tidak banyak mengubah kontur. Jadi nanti ada juga go green kampus, maka disini nanti itu tempat yang paling cocok. Kita akan bangun dua lantai, karena lahanya luas sekitar enam hektar," tuturnya.
Selain itu, berharap agar STKIP Pamane Talino menjadi center of exelance untuk daerah Kalbar, terutama pendidikan yakni pendidikan guru.
Bupati Landak yang diwakili oleh Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Landak Marsianus Msi, mengatakan, dengan adanya STKIap ini tentu akan membangun SDM di Landak.
Selain itu, atas nama Pemda Landak mengucapkan terimakasih karena adanya teribosan dari STKIP, yang Sudah membantu bagi dunia pendidikan di Landak.
"Dengan adanya perguruan tinggi, dapat menjalin kerjasama dengan Pemerintah dan kita sudah merancang kerjasama," kata Marsianus.
Diantaranya adalah, bagaimana para kaum muda yang berprestasi dari kalangan kurang mampu. Pemerintah Landak memberikan beasiswa. "Tahun ini kita sediakan untuk 13 orang, itu disuport penuh oleh pemda," jelasnya.
Kedua, memberikan kesempatan bagi guru-guru yang belum ada ijazah S1, disuport juga oleh Pemda Landak untuk tugas belajar di STKIP Pamane Talino. "Dengan catatan umur belum terlalu tua, itu kita batasi," ungkapnya.
Kerjasama lainnya adalah, partisipasi dukungan dari perguruan tinggi ini, para guru-guru mempunyai kemampuan sesuai profesinya.
"Selain itu pendampingan bagi dua sekolah bianaan, untuk dibimbing dan dibina. Terus terang ini proaktifnya dari STKIP Pamane Talino," tutupnya