SD MIN 1 Teladan Pontianak Ramai Peminat, Ortu Rela Antre Sejak Subuh

madrasah dalam penerimaaan mengutamakan usia. Selain itu, adapula sesi wawancara untuk memastikan kesiapan calon siswa dalam belajar nanti.

Penulis: Syahroni | Editor: Didit Widodo
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ SYAHRONI
Satu diantara orangtua calon siswa mendaftarkan anaknya di MIN I Pontianak Timur. 

Laporan Waratwan Tribun Pontianak, Syahroni

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, TRIBUN - Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2019-2010 tingkat Madrasah Iftidaiyah Negeri (MIN) di Kota Pontianak, hari pertama Senin (24/6/2019) membludak . Seperti yang terjadi SD MIN Teladan 1 Kota Pontianak dan filiar (kelas jauh) MIN Pontianak Timur. Ratusan wali dan orang tua murid sudah mendatangi sekolah sejak subuh. Mereka rela antre berjam-jam demi mendapatkan nomor antrean pembukaan pendaftaran dilakukan mulai pukul 08.00-10.00 WIB

Satu di antara orangtua calon siswi, Ria (36) menuturkan, dirinya sudah datang sejak usai salat subuh untuk memantau antrean. Sebab rumahnya di Gg Tani, Jl Putri Dara Hitam dekat dengan SD MIN Teladan di Gg Jeruk, Jl KH Ahmad Dahlan. “Saya datang jam lima subuh sudah ada yang datang antre untuk dapat nomor pendaftaran,” ujarnya.

Menurut dia madrasah sebenarnya merupakan sekolah yang memiliki nilai Plus. Karena ada pada porsi untuk bidang studi yang mempelajari tentang agamanya lebih banyak. Untuk itu ia sangat berharap Aulia (6) putrinya ini bisa diterima di MIN 1 Teladan, sekolah yang berada di bawah baungan Kementerian Agama ini.

"Semoga besok juga bisa lolos dan diterima masuk madrasah, saya sudah berharap betul kalau anak saya bisa sekolah d isini," tambahnya.

Baca: PGRI Ketapang Dukung Penerapan Sistem Zonasi di Ketapang

Baca: Disdik Ketapang Akan Awasi Penerapan Sistem Zonasi dalam PPDB 2019

Baca: Orangtua Siswa di Sintang Tidak Setuju PPDB dengan Sistem Zonasi

Tidak hanya Ria, banyak orang tua maupun wali calon murid yang sengaja datang lebih pagi agar kebagian nomor pendaftaran walaupun harus rela mengantre berjam-jam. "Yakinlah anak saya bisa masuk, umurnya juga sudah mau tujuh tahun," ujar Ramadan yang antre di SD MIN Pontianak Timur. "Ada sekolah agama yang swasta, tapi mahal. Makanya saya benar-benar berharap anak saya ini bisa masuk di MIN," tambahnya.

Minat masyarakat untuk memasukan anak mereka pada sekolah agama Islam yang berada dibawah kementerian agama memang ini cukup tinggi. Pihak madrasah membuka beberapa ruang kelas untuk menampung para pendaftar kemudian dewan guru langsung memeriksa berkas satu persatu di dalam ruang kelas.

Kepala Madrasah, Dra. Wizastuti MPd.
Kepala Madrasah, Dra. Wizastuti MPd. (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ SYAHRONI)

Kepala Madrasah, Dra Wizastuti MPd menuturkan, peminat yang datang sudah melebihi kuota yang ditentukan. MIN Pontianak Timur menerima 136 murid baru sedangkan mereka yang sudah mendaftar sebanyak 320.

"Kuota kami tahun ini 136 orang murid, sedangkan mereka yang mendaftar sudah delapan kelas, setiap kelas ada 40 orang berarti 320 orang sudah mendaftar dalam waktu sekitar satu jam, jumlah ini kemungkinan bertambah karena kita buka selama dua jam hingga pukul 10.00 WIB," ucap Dra Wizastuti MPd di sela-sela ia meninjau proses pemeriksaan berkas oleh staf dewan guru.

Ia menegaskan pihaknya di madrasah dalam penerimaaan mengutamakan usia. Selain itu, adapula sesi wawancara untuk memastikan kesiapan calon siswa dalam belajar nanti.

"Yang mendaftar memang tidak bisa diterima semua, sebab daya tampung terbatas.

Kita tentu utamakan yang usianya paling tinggi atau tujuh tahun dan minimal 1 Juli 2019 ini mereka tepat umur 6 tahun," tambahnya.

Sementara masalah zonasi memang tetap diperhatikan, untuk melihat calon peserta didik yang terdekat terlebih dahulu. Namun ia fleksibel sebab MIN tidak banyak seperti SD Negeri lainnya sementara peminatnya sangat banyak.

Meski begitu, Dra Wizastuti memastikan dalam penerimaan siswa baru kali ini pihaknya tidak menggunakan seleksi tes, namun ia tak menampik ada proses wawancara guna mengetahui kesiapan anak. "Sistem penerimaan tidak ada tes, kita berdasarkan usia, zona dan wawancara guna mengetahui kesiapan anak belajar," tambahnya.

Lanjut disampaikannya, alasan melakukan wawancara lantaran pihaknya khawatir kalau ada anak yang berkebutuhan khusus. Sedangkan pihaknya tidak mempunyai kemampuan mengajarnya nanti.

"Kami tidak ada tes membaca, tidak ada tes berhitung dan tidak ada tes menulis. Cuma kita inginnya sebagai murid madrasah, tentunya kami harus tahu soal agamanya. Itulah yang kami tanyakan pada calon murid nanti," jelasnya.

Kemudian contoh lainnya, pihak guru akan melihatkan gambar masjid apakah anak itu mengetahui kalau itu masjid dan warnanya apa.

"Misalnya, kami hanya menunjukan gambar saja untuk mengetahui mereka apakah mengetahui itu masjid. Ini adalah madrasah, maka setidaknya kami harus tahu mengenai kekuatan agamanya, terus memastikan juga apakah yang bersangkutan mengalami kebutuhan khusus atau tidak," tambahnya.

Sehari 320 Pendaftar

Hari Pertama pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) dibuka, MIN 1 Pontianak sudah menerima pendaftaran siswa mencapai 320 orang. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Hendri Yusnardi mengatakan penerimaan siswa baru berdasarkan juknis harus berusia minimal 6 tahun .
Ia mengatakan untuk di MIN masalah Zonasi tidak terlalu di permasalah mau dari mana saja siswa bisa mendaftar di MIN 1.

"Zonasinya tidak ditentukan pokoknya kita terima saja . Karena dari KK kita bisa lihat alamat siswa untuk kita nilai berapa mereka dapat bobot sesuai alamat mereka tinggal," ujarnya.

Hari pertama PPDB untuk pendaftar tidak dibatasi oleh pihak sekolah.

" Penerimaan pendaftar untuk hari ini sampai berapa pun jumlahnya tidak dibatasi yang jelas kami siapkan pendaftaran sampai pukul 10.00 pagi ," ujarnya.

Sejauh ini sudah ada 320 siswa yang mendaftar di hari pertama. Dengan daya tampung siswa 8 kelas dan hampir masuk ruang 9.

"Nanti ada 8 kelas di bagi dua sekolah. Jadi di MIN 1 punya daya tampung 4 kelas dan bisa nerima 40 persen dari siswa yang mendaftar hari ini," ujarnya.

Ia mengatakan berdasarkan juknis tidak ada perubahan dari tahun sebelumnya untuk pendaftaran tahun ini. Persyaratan tetap sama seperti melampirkan akte kelahiran, KK, foto, kalau sekolah TK melampirkan surat keterangan. Di hari pertama, ia mengaku pendaftaran ada orang tua yang memang sudah mengantri sejak dini hari .

"Kami melayani pendaftaran mulai dari pukul 08.00 sebanyak apapun yang menunggu. Pukul 08.00 itu baru dibuka dan petugas sudah siap di ruangan. Jadi kalau mereka yang datang subuh terlalu awal dan kasian juga lama menunggu," ujarnya.

Ia sendiri kurang tahu persis jam berapa orang tua sudah mulai mengantre.

Tapi ia melihat dari tahun ke tahun antusias masyarakat yang mendaftarkan anknya di MIN sangat tinggi bukan baru tahun ini dan hampir setiap tahunnya.

Untuk alur pendaftaran diawali dengan pengisian formulir, seleksi adminsitrasi dan wawancara .

"Harapan saya melihat antusias masyarakat yang tinggi semestinya disambut dengan baik terutama untuk sekolah dibawah kementrian agama karena melihat era sekarang di jaman milenial, pengaruh ke anak sangat tinggi sehingga orang tua antusias memasukan anak ke sekolah negeri agama. Sehingga dari departemen agama bagaimana meningkatkan daya tampung yang cukup banyak untuk menampung keinginan masyarakat," ujarnya. (oni/ang)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved