Aa Gym Ajak Perbanyak Ibadah Itikaf dan Baca Doa Malam Lailatul Qadar di 10 Malam Terakhir Ramadan

"Alloh hapuskan semua aib dan dosa di sepuluh hari terakhir ramadhan ini bagi mereka yang sungguh-sungguh meminta

Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Jimmi Abraham

Aa Gym Ajak Perbanyak Ibadah Itikaf dan Baca Doa Malam Lailatul Qadar di 10 Malam Terakhir Ramadan

Aa Gym atau Abdullah Gymnastiar adalah pendakwah dan pendiri Pondok Pesantren Daarut Tauhiid kelahiran Bandung, Provinsi Jawa Barat tanggal 29 Januari 1962. 

Selain pendakwah, Aa Gym juga dikenal sebagai penulis buku dan pengusaha. 

Aa Gym mengajak umat Islam untuk memaksimalkan ibadah dan berdoa di dalam sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.

Sebab, dalam sepuluh malam terakhir ada satu malam yang yang lebih baik dari malam 1.000 bulan. Malam itu adalah Lailatul Qadar.

Baca: Niat Shalat Tahajud & Cara Sholat Tahajjud: Baca Doa Solat Tahajud, 4 Hal Ini Jarang Diminta

Baca: Malam Lailatul Qadar, Keutamaannya Senilai 84 Tahun

Lewat video yang diunggah di Instagram miliknya, Aa Gym mengatakan siapapun yang berusaha keras menikmati jamuan Allah di 10 malam terakhir terutama di malam ganjil dan bermunajat 

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

Maka, selain limpahan setiap pahala tiada terputus, juga akan dihapuskan semua jejak aib dan dosa.

"Sebagaimana jejak di padang pasir yang dihapus angin," terangnya.

Itulah niat tiada bertepi, ketika semua dosa diampuni termasuk jejak-jejaknya.

"Maka, mari kita nikmati i'tikaf di 10 hari terakhir, lillahi ta'ala," jelasnya. 

Berikut postingan lengkapnya : 

"Alloh hapuskan semua aib dan dosa di sepuluh hari terakhir ramadhan ini bagi mereka yang sungguh-sungguh meminta

Mari bersungguh-sungguh menikmati itikaf di sisa-sisa Ramadhan ini dan mari bermunajat 

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

"Ya Alloh sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan Maha Mulia, Engkau menyukai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku" (HR. Tirmidzi)," tulis Aa Gym melalui postingan akun Instagramnya yang terverifikasi @aagym, Minggu (26/05/2019) malam.  

Dalam postingan lainnya, Ustaz Abdullah Gymnastiar mengajak umat Islam untuk lebih bersungguh-sungguh beribadah dan beramal di penghujung Ramadan. 

"Ada rasa sediih kalau Ramadhan berakhir. Berlalu begitu saja padahal kita belum maksimal mengisinya

Sahabat, kita sudah memasuki penghujung Ramadhan, 10 hari terakhir ini amal dan ibadah kita harus lebih bersungguh-sungguh.

Bisa jadi ini ramadhan terakhir kita, jangan sia-siakan detik demi detiknya," tulis Aa Gym

"Doa yang sering dipanjatkan Rasululloh di malam-malam terakhir Ramadhan adalah memohon ampunan

Sungguh Alloh Maha Pemaaf dan Maha Pengampun

Aisyah radhiyallahu‘anha pernah bertanya pada Rasulullah, "Jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa do’a yang mesti kuucapkan?”

Jawab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Berdo’alah... Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni"

"Ya Alloh, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku"

HR. Tirmidzi no. 3513 dan Ibnu Majah no. 3850," tulis Ustaz Abdullah Gymnastiar. 

Tanda Malam Lailatul Qadar

Benarkah pertanda datangnya malam lailatul qadar di antaranya membekunya air, heningnya malam, menunduknya pepohonan, dan sebagainya?

Tanda-tanda tersebut harus diimani oleh setiap Muslim berdasarkan pernyataan Al-Qur’an, bahwa “Ada suatu malam yang bernama Lailatul Qadar” (QS Al-Qadr: 1) dan malam itu merupakan “malam yang penuh berkah di mana dijelaskan atau ditetapkan segala urusan besar dengan kebijaksanaan” (QS Ad-Dukhan: 3).

Dikutip dari NU Online dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Fathoni, selain membaca tanda-tanda dan berusaha mendapatkan malam lailatul qadar, hendaknya setiap Muslim juga memahami arti dan makna lailatul qadar itu sendiri.

Untuk memperoleh pemahaman yang jernih terkait malam lailatul qadar, Muhammad Quraish Shihab (Membumikan Al-Qur’an, 1999) memberikan penjelasan terkait arti dan makna kata qadar.

Penulis Kitab Tafsir Al-Misbah tersebut memaparkan tiga arti pada kata qadar, sebagai berikut:

Pertama, qadar berarti penetapan atau pengaturan sehingga lailatul qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Pendapat ini dikuatkan oleh penganutnya dengan Firman Allah pada QS Ad-Dukhan ayat 3. Ada ulama yang memahami penetapan itu dalam batas setahun.

Al-Qur’an yang turun pada malam lailatul qadar diartikan bahwa pada malam itu Allah SWT mengatur dan menetapkan khiththah dan strategi bagi Nabi-Nya, Muhammad SAW guna mengajak manusia kepada agama yang benar yang pada akhirnya akan menetapkan perjalanan sejarah umat manusia, baik sebagai individu maupun kelompok.

Kedua, qadar berati kemuliaan. Malam tersebut adalah malam mulia yang tiada bandingnya.

Ia mulia karena terpilih sebagai malam turunnya Al-Qur’an serta karena ia menjadi titik tolak dari segala kemuliaan yang dapat diraih.

Kata qadar yang berarti mulia ditemukan dalam ayat ke-91 Surat Al-An’am yang berbicara tentang kaum musyrik: Ma qadaru Allaha haqqa qadrihi idz qalu ma anzala Allahu ‘ala basyarin min syay’i (mereka itu tidak memuliakan Allah sebagaimana kemuliaan yang semestinya, tatkala mereka berkata bahwa Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia).

Ketiga, qadar berarti sempit. Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi, seperti yang ditegaskan dalam Surat Al-Qadar: "pada malam itu turun malikat-malaikat dan ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan."

Kata qadar yang berarti sempit digunakan oleh Al-Qur’an antara lain dalam ayat ke-26 Surat Ar-Ra’du: “Allah yabsuthu al-rizqa liman yasya’ wa yaqdiru” (Allah melapangkan rezeki bagi yang dikehendaki dan mempersempitnya bagi yang dikehendakinya). 

Berikut QS Al-Qadr ayat 1-5:

(1) إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan.

(2) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ
Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?

(3) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.

(4) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.

(5) سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (*)

Follow akun Instagram (IG) Tribun Pontianak : 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved