Liputan Khusus

Harga Tiket Mahal 2 Kali Lipat dari Penerbangan Internasional, Bupati Nasir Kasihan Masyarakat

Masyarakat Kapuas Hulu dan Kabupaten Ketapang menggeluh lantaran tingginya harga tiket pesawat dari dua kabupaten ini menuju Pontianak

Penulis: Sahirul Hakim | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Screenshoot lipsus Senin (13/5/2019) 

Harga Tiket Mahal 2 Kali Lipat dari Penerbangan Internasional, Bupati Nasir Kasihan Masyarakat

KAPUAS HULU - Masyarakat Kapuas Hulu dan Kabupaten Ketapang menggeluh lantaran tingginya harga tiket pesawat dari dua kabupaten ini menuju Pontianak atau sebaliknya.

Bupati Kabupaten Kapuas Hulu Abang Muhammad Nasir berharap Kementerian Perhubungan RI serius membahas tingginya harga tiket pesawat saat ini.

"Jangan mahal lah harga tiket pesawat, kasihan masyarakat," ujar Abang Muhammad Nasir kepada Tribun, Minggu (12/5).

Bupati Kapuas Hulu berharap pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan bisa mengembalikan harga tiket pesawat sesuai dengan harapan masyarakat.

"Saat ini memang harga tiket pesawat sedikit mahal, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sekarang harga tiket pesawat dari Rp 700 ribu lebih hingga di atas Rp 1 juta lebih," jelasnya.

Apalagi, kata Nasir, jelang Lebaran biasanya harga tiket pesawat kembali naik. Dia berharap pemerintah pusat bisa mengontrol harga tiket pesawat. Kalau perlu, lanjutnya, harganya murah atau standar perekonomian masyarakat.

"Namun khusus di Kapuas Hulu, bagi masyarakat yang tidak bisa menggunakan transportasi udara bisa lewat transportasi darat seperti bus dan taksi. Apalagi sekarang jalan dari Kapuas Hulu ke Pontianak sudah bagus," ucapnya.

Berdasarkan pantau Tribun melalui aplikasi layanan pemesanan tiket pesawat Traveloka, harga tiket pesawat tujuan Pontianak-Putussibau terbilang mahal. Harga tiket untuk keberangkatan Senin (13/5) dipatok Wings Air seharga Rp 908.500 dengan waktu keberangkatan pukul 12.15 WIB. Harga lebih tinggi justru dipatok Nam Air yakni Rp 1.106.500 dengan waktu keberangkatan pukul 08.05.

Sementara untuk tujuan Ketapang, tiket hanya tersediapada Rabu (15/5). Wings Air mematok harga Rp 625.800 dengan waktu keberangkatan pukul 14.45 WIB dan Rp 658.800 dengan waktu keberangkatan pukul 09.40.

Baca: Gelar Syukuran 4 Bulan Kehamilan Besar-besaran, Tetangga Sebut Kartika Putri Tak Sopan

Baca: Dapat Suara Tertinggi Dapil 2 di Golkar, Asia Sidot: Karena Mukjizat Tuhan

Baca: Garuda Indonesia Kembali Tak Beroperasi di Ketapang, Pengelola Bandara Akui Jumlah Penumpang Turun

Harga lebih tinggi justru dipatok Nam Air yakni Rp 728.100 dengan waktu keberangkatan pukul 12.30.

Sebagai perbandingan, harga tiket pesawat rute internasional yakni Pontianak-Kuching justru lebih terjangkau. Wings Air mematok harga Rp 589.900 untuk penerbangan Senin (13/5) hingga Rabu (15/5) pukul 09.45 dengan estimasi waktu tempuh 40 menit.

Harga rute internasional Pontianak-Kuala Lumpur yang ditawarkan Air Asia lewat www.airasia.com untuk keberangkatanSenin (13/5) pukul 11.00 WIB juga lebih murah dibanding ke Kapuas Hulu yakni Rp 1.075.000.

Bahkan, untuk penerbangan akhir pekan hingga pekan depan, Air Asia menjual tiket seharga Rp 555.000 hingga Rp 915.000 untuk rute Pontianak-Kuala Lumpur.

Warga Putussibau, Alimsyah, menyatakan saat ini harga tiket kerap di atas Rp 1 juta. Padahal, saat ada tiga maskapai yang beroperasi, harga tiket rata-rata di bawah Rp 1juta.

"Sejak Garuda tidak terbang lagi atau dua kali penerbangan Putussibau-Pontianak atau sebaliknya, harga tiket mahal," ujar Alimsyah.
Alimsyah mengaku sudah memesan tiket maskapai NAM Air tujuan Putussibau-Pontianak dengan jadwal berangkat 15 Mei 2019 seharga Rp 1.091.500. "Dulu waktu masih tiga maskapai (Garuda, Nam Air, Wings Air) harga tike jarang sekali di atas Rp 1 juta," katanya.

Ia berharap pemerintah pusat menurunkan atau menstabilkan harga tiket pesawat. "Diharapkan harga tiket pesawat di bawah Rp 1 juta. Dari Putussibau ke Pontianak hanya satu jam lebih," ungkapnya.

Warga Kapuas Hulu lainnya, Diana Bayan, juga mengakui mahalnya harga tiket. "Waktu tiga maskapai harga tiket pesawat Rp 500 ribu sampai Rp 900 ribu," katanya.

Saat hanya dua maskapai yang terbang, harga tiket kerap di atas Rp 1 juta. "Dulu Wings Air saya pernah beli tiket seharga Rp 500 ribu lebih, tapi sekarang sudah sampai Rp 700 ribu hingga Rp 900 ribu lebih," ucapnya.

Diana berharap, pemerintah mengembalikan harga tiket pesawat seperti tahun-tahun yang lalu. "Apalagi musim mau Lebaran ini, jangan sampai harga tiket mahal. Kasihan masyarakat yang mau hilir mudik Lebaran," ungkapnya.

Keluhan juga disampaikan penumpang asal Ketapang. "Saya dapat tiket harga Rp 547 ribu. Itu saya beli jauh hari. Tadi saya coba cek tiket sudah Rp 600 ribuan. Kalau tidak buru-buru, saya mending pulang naik speedboat dari Sukadana," kata Cika (24), penumpang pesawat tujuan Ketapang-Pontianak kepada Tribun ditemui di Bandara Rahadi Oesman Ketapang, Sabtu (11/5).

Diakui Cika, tingginya harga tiket pesawat menjelang Idulfitri memang kerap terjadi setiap tahunnya. Tetapi yang tidak dipahami olehnya, di hari-hari biasa harga tiket pesawat dengan rute Ketapang-Pontianak dan sebaliknya juga terlampau tinggi dibanding sebelum-sebelumnya.

"Bulan Januari itu padahal masih murah, saya terakhir ngerasain masih harga tiket Rp 300 ribu lebih. Habis itu perlahan naik turun hingga saat ini tiket stabil di harga Rp 500 ribuan lebih," akunya.

Cika berharap pemerintah ataupun pihak maskapai saling berkoordinasi untuk mencari jalan tengah mengenai permasalahan tingginya tiket pesawat ini.

Apalagi, kata Cika, menjelang Idulfitri calon penumpang sangat bergantung pada trasnportasi udara karena lebih menghemat waktu dan tenaga.

"Mudah-mudahan menjelang arus mudik nanti maskapai dan pemerintah menemukan solusi. Dengan terjangkaunya harga tiket, saya yakin banyak warga yang lebih memilih trasnportasi udara untuk pulang bertemu sanak saudara," harapnya.

Penumpang lainnya, Harris (38), juga merasakan mahalnya harga tiket pesawat. Mekanik perusahaan swasta di Ketapang ini meyakini, tingginya harga tiket diterapkan maskapai untuk mengejar biaya operasional.

"Saya paham hal ini dilakukan agar biaya operasional terkejar, tapi kalau seperti ini terus saya yakin masyarakat lebih memilih alternatif trasnportasi lain," tandasnya.

Baca: DJPb Kalbar Desak Pemda Kapuas Hulu Sampaikan Persyaratan Pencairan DAK, Ini Jawaban Kepala Keuangan

Baca: Naikkan Peringkat Daerah, KONI Kayong Utara: Ada Beberapa Hal yang Diperlukan

Baca: BNN Bersama Polda Kalbar Gelar Pemusnahan Sabu 1 kg Hasil Tangkapan Bersama 169 Juta Uang Tunai

Jumlah Penumpang Turun

MENURUNNYA jumlah penumpang mulai terasa di Bandara Internasional Supadio Pontianak. Paling tidak, penurunan jumlah penumpang tersebut terjadi sejak awal Ramadan 2019.

Officer In Charge Bandara Supadio Pontianak Sulkarnaini mengatakan, hingga hari ke empat Ramadan 2019, jumlah penumpang rata-rata setiap harinya sekitar 8.000 sampai 8.500 orang.

“Rata-rata 8.000 penumpang sampai 8.500 pergerakan penumpang dari dan menuju ke Pontianak. Itu per hari ya,” ucap Sulkarnaini kepada Tribun, Jumat (10/5).

Dibanding dengan hari ke empat Ramadan 2018 lalu, jumlah penumpang pada 2019 menurun. Pada 2018 penumpang mencapai angka 10 ribu per harinya.

Ia menduga, hal ini dikarenakan faktor Ramadan yang tidak bersamaan dengan hari libur sekolah serta tarif tiket penerbangan yang diterapkan oleh maskapai penerbangan cukup mahal.

“Belum terjadi lonjakan di tahun ini mungkin karena tidak bersamaan dengan libur sekolah, kalau tahun sebelumnya kemungkinan bertepatan dengan hari libur dan harga tiket masih wajar,” jelasnya.

Sulkarnaini menyebutkan, Corporate Angkasa Pura II memprediksi pertumbuhan penumpang berkisar 3,2 persen. Sementara di Bandara Supadio Pontianaknya sendiri diprediksikan penumpang hanya akan mengalami peningkatan antara 0,7 persen sampai dengan 1 persen.

“Memang kita gak berani memproyeksikan peningkatan jumlah penumpang pada Ramadan tahun ini, karena kita melihat kondisi yang seperti ini ya,” katanya.

Dan untuk persiapan peningkatan penumpang di bulan ramadan sampai H+7 lebaran nanti, management Bandara Supadio telah mempersiapkan rencana operasi angkutan Lebaran berupa posko monitoring, customer happines, dan peningkatan keamanan dan keselamatan yang sudah disiapkan sejak satu bulan lalu.

Pihaknya juga berkoordinasi dengan seluruh instansi terkait agar operasional Bandara berjalan dengan lancar. Bandara juga menyiapkan kontigensi jika terjadi irregularity Bandara.

“Kami berharap dengan peningkatan pelayanan, keamanan dan keselamatan yang optimal di bandara maka diharapkan operasional penerbangan dan kenyamanan penumpang di bandara dapat berjalan lancar hingga H+7 lebaran nanti kepada para penumpang pesawat udara yang mudik ke kampung halaman, sesuai tema PT Angkasa Pura II (Persero) yakni Experience Ramadhan,” pungkasnya.

Penurunan jumlah penumpang juga terjadi di Bandara Rahadi Oesman Ketapang sejak Januari 2019.

"Tahun lalu rata-rata Bandara Rahadi Oesman melayani penumpang yang akan berangkat sekitar 500 - 600 penumpang per harinya. Sekarang rata rata 300 - 350 penumpang per harinya," ungkap Kassubag Tata Usaha Bandara Rahadi Oesman Ketapang, Donny S Harris saat dikonfirmasi Tribun, Sabtu (11/5).

Untuk maskapai yang saat ini beroperasi di bandara Rahadi Oesman Ketapang sendiri diakui Donny ada beberapa maskapai seperti Wings Air, Nam Air dan Garuda Indonesia.

"Garuda Indonesia mulai terbang kembali di Ketapang sejak tanggal 1 April 2019 kemarin, tapi mulai 15 Mei 2019 tidak lagi beroperasi dan belum ada pemberitahuan resmi kepada pihak bandara dari pihak Garudanya mengenai alasannya," jelas Donny.

Donny menjelaskan, harga tiket rute Ketapang-Pontianak dan sebaliknya sesuai ambang batas yang telah ditetapkan oleh pemerintah. "Wings Air rata-rata dijual Rp 500 ribu - Rp 625 ribu, untuk Nam Air rata-rata dijual Rp 600 ribu - Rp 700 ribu. Sementara untuk rute Ketapang- Semarang dijual Rp 1,6 juta," paparnya.

Sementara untuk maskapai Garuda Indonesia, rata- rata dijual Rp 700 ribu - Rp 790 ribu untuk rute Ketapang-Pontianak dan sebaliknya dan Rp 1,8 juta untuk rute Ketapang-Semarang.

Baca: Calon Penumpang di Ketapang Keluhkan Harga Tiket Pesawat Tinggi

Baca: Luna Maya Curhat Soal Pujaan Hatinya Saat Ini, BCL Malah Sindir Mantan Kekasihnya

Ambang Batas

Kepala Bandara Pangsuma Putussibau Kabupaten Kapuas Hulu Hery A Batubara menjelaskan, harga tiket pesawat Wings Air dan Nam Air rute Putussibau-Pontianak maupun sebaliknya berkisar Rp 785.700 hingga Rp 1.091.500.

"Terkait harga tiket bukan kebijakan kami sebagai Bandara, tapi pemerintah pusat. Untuk saat ini harga tiket pesawat masih diambang kewajaran (sesuai standar). Mudah-mudahan rencana pemerintah pusat ingin menurunkan harga tiket bisa terwujud," ujar Hery A Batubara kepada Tribun, Minggu (12/5).

Jelang mudik Lebaran 2019, Hery memperkirakan akan terjadi pelonjakan penumpang. "Kalau pengalaman sebelumnya, memang ada lonjakan penumpang jelang Lebaran nantinya. Penumpang khususnya pelajar dan orang kantoran lebih memilih menggunakan transportasi udara karena hari libur mereka sudah mendekati masa Lebaran," ucapnya.

Menurutnya, apabila ada pelonjakan penumpang pesawat, biasanya pihak maskapai akan menambah frekuensi penerbangan. "Untuk saat ini armada penerbangan kita ada dua yakni Nam Air dan Wings, kedua armada tersebut sejauh ini masih mampu melayani permintaan penumpang," ucapnya.

Hery menjelaskan, sebelumnya ada tiga maskapai yakni Garuda, namun garuda sekarang sudah tidak lagi melayani penerbagangan rute Pontianak Putussibau dan sebaliknya. "Tapi sekarang hanya Nam Air dan Wings," ujarnya.

Sedangkan untuk rata rata jumlah penumpang pada hari biasa berkisar antara 60 - 70 persen setiap harinya. Dimana untuk satu armada pesawat mampu mengangkut sebanyak 73 penumpang.

"Memasuki awal bulan ramadhan ini jumlah penerbangan mengalami peningkatan dimana 73 shift selalu penuh," ungkapnya. (mia/rul)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved