Pemilu 2019
Reaksi Dokter Ani Hasibuan Buang Muka saat Debat dengan Adian Napitupulu, "Saya Nggak Merasa"
Reaksi Dokter Ani Hasibuan Buang Muka saat Debat dengan Adian Napitupulu, "Saya Nggak Merasa"
Hingga akhirnya, Ani Hasibuan pun kembali menimpali pernyataan dari Adian Napitupulu tersebut.
"Jangan masuk pada wilayah itu. Bicaralah dalam analisa medis. Jangan bicara tentang apa sih kerja KPPS ? Cuma catat-catat saja. Kapasitas KPPS bukan cuma nyatat bu dokter ! Analisa medisnya tidak saya bantah. Saya bukan dalam kapasitas membantah persoalan medis," balas Adian Napitupulu.
Kapan kejadiannya? Umur ayah berapa sekarang? https://t.co/l3TAiX8BT2
— Ani Hasibuan (@tondimuh9) 7 Mei 2019
"Saya tidak punya tendensi, ketua KPU mengatakan, meninggal karena kelelahan. Kelelahan macam apa yang menimbulkan gangguan pada hemodinamic system? Kematian cuma karena dua, karena jantungnya berhenti, yang kedua karena batang otaknya berhenti. Dan itu tidak bisa hanya karena kelelahan murni," timpal Ani Hasibuan.
"Saya tidak bantah itu. Karena saya tidak dalam kapasitas pernyataan itu. Yang saya bantah adalah pernyataan dia yang 'apasih kerja KPPS? cuma nyatat-nyatat doang ?' Itu yang saya bantah," ujar Adian Napitupulu.
Sambil melayangkan nada keras, Adian Napitupulu lantas melontarkan permintaan kepada Ani Hasibuan.
Yakni agar sang dokter tidak meremehkan pekerjaan petugas KPPS.
"Jangan ngomong begitu. Jangan remehkan pekerjaan KPPS. Jangan ada kesombongan profesi yang merendahkan pekerjaan orang lain, hanya mencatat-catat saja. Jangan !" pinta Adian Napitupulu.
Mendengar pernyataan keras dari Adian Napitupulu, Ani Hasibuan pun tampak mengabaikannya.
Ia lantas menyebut bahwa dirinya tidak pernah meremehkan pekerjaan siapapun.
"Enggak ada. Saya nggak meremehkan. Enggak saya enggak meremehkan. Saya nggak merasa. Bodo," ungkap Ani Hasibuan.
Tonton video lengkapnya :
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Dokter Ani Analisa Penyebab Ratusan KPPS Meninggal, Adian Kesal : Jangan Ada Kesombongan Profesi !
Penulis: khairunnisa
Editor: Vivi Febrianti