Doa Sebelum Berhubungan Suami Istri

Doa Sebelum Berhubungan Intim dan Doa Setelah Suami Istri Berhubungan Badan atau Jima'

Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
Tribun Medan
Ilustrasi Ranjang Pengantin 

Islam merupakan agama yang syamil (komprehensif). Ajaran Islam mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.

Aktivitas apa saja yang dilakukan manusia pasti ada petunjuk dan hukumnya di dalam Islam.

Mulai dari hal-hal yang remeh temeh hingga hal-hal yang penting dan besar.

Satu di antara aspek kehidupan yang diatur Islam adalah hubungan seksual suami-istri. 

Dilansir dari Muhammadiyah.or.id, Islam memandang hubungan seks dapat menjadi ladang ibadah yang berpahala.

Hubungan seks juga bisa memperat kasih sayang antara suami istri.

Baca: Niat Sholat Tarawih Sendiri dan Berjamaah Serta Tata Cara & Keutamaan Shalat Tarawih Bulan Ramadan

Baca: Lafaz Bacaan Niat Salat Witir di Bulan Ramadan, Ketahui Tata Cara dan Doa-doanya

Menurut Islam juga, hubungan seks yang sah antara suami istri itu sebagai usaha memperoleh keturunan.

Lebih dari itu, hubungan seks adalah hiburan, dan dalam waktu yang sama, hubungan seks bisa menjaga pandangan dan kema­luan dari hal-hal yang diharamkan.

Masih dari sumber yang sama, Islam telah memberikan bebera­pa adab atau tata cara melakukan hubungan seks agar bermanfaat bagi suami istri.

Di antara adab tersebut ialah memenuhi ajakan pasangan berhubungan badan jika tidak ada uzur, menjaga penampilan dan memakai haruman, membaca doa, memulai dengan permainan, diam dan tidak berisik ketika melakukannya.

Posisi persetubuhan, hingga tidak menceritakan persetubuhan yang telah dilakukan kepada orang lain.

Khusus untuk doa sebelum suami istri berhubungan badan, Tribun melansir dari penjelasan Ustadz Abu Minhal. Lc yang dikutip almanhaj.or.id.

Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhu, bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan doa berikut ini bagi seseorang yang hendak mencampuri istrinya:

 بِاسْمِ اللَّهِ ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا 

“Dengan (menyebut) nama Allâh, ya Allâh jauhkanlah kami dari (gangguan) syaithan dan jauhkanlah syaithan dari rezki yang Engkau anugerahkan kepada kami”

Baca: Niat Wudhu dan Bacaan Doa Setelah Wudhu, Ketahui Cara Berwudhu Rasulullah SAW

Baca: Bolehkah Berpuasa Dalam Kondisi Belum Mandi Junub? Ini Penjelasannya dan Tata Caranya

Doa ini memuat keutamaan yang besar bagi orang yang mengamalkannya. Keutamaan itu tertuang dalam lanjutan hadits, di mana Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:                               

فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِى ذَلِكَ لَمْ يَضُرُّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا

Kemudian jika ditardirkan (lahirnya) anak  bagi mereka berdua dari hubungan intim tersebut, maka syaithan tidak akan bisa mencelakai anak tersebut selamanya” [1][HR. al-Bukhâri no. 6388 dan Muslim no. 1434].

Melansir NU.or.id, doa sebelum berhubungan suami-istri ini diharapkan dapat mendatangkan perlindungan Allah SWT.

Di samping itu, kita mengharapkan dalam doa tersebut karunia anak saleh kelak jika Allah menakdirkannya dari hubungan tersebut.

Hal ini diterangkan oleh Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Al-Ghuniyah li Thalibi Thariqil Haqqi Azza wa Jalla fil Akhlaq wat Tashawwuf wal Adabil Islamiyah, Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah, tahun 1997 M/1417 H, juz I, halaman 103.

بِسْمِ اللهِ العِلِيِّ العَظِيْمِ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنْ قَدَّرْتَ أَنْ تَخْرُجَ مِنْ صُلْبِيْ، اَللَّهُمَّ جَنِّبْنِي الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنِيْ

Bismillâhil ‘aliyyil ‘azhîm. Allâhummaj‘alhu dzurriyyatan thayyibah in qaddarta an takhruja min shulbî. Allâhumma jannibnis syaithâna wa jannibis syaithâna mâ razaqtanî.

Artinya, “Dengan nama Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Tuhanku, jadikanlah ia keturunan yang baik bila Kau takdirkan ia keluar dari tulang punggungku. Tuhanku, jauhkan aku dari setan, dan jauhkan setan dari benih janin yang Kauanugerahkan padaku.”

Doa Setelah Jima'

Setelah berhubungan suami-istri (jimak) kita dianjurkan memuji Allah atas nikmat dan karunia-Nya.

Di samping itu kita dianjurkan untuk berdoa setelah jimak sebagaimana disinggung oleh Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Al-Ghuniyah li Thalibi Thariqil Haqqi Azza wa Jalla, juz I, halaman 103.

بِسْمِ اللهِ الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ مِنَ المَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصَهْرًا وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيْرًا

Bismillah. Alhamdulillâhilladzî khala minal mâ’i basyarâ, faja‘lahû nasaban wa shahrâ, wa kâna rabbuka qadîrâ.

Artinya, “Dengan nama Allah, segala puji bagi-Nya yang telah menciptakan manusia dari air, lalu menjadikannya sebagai keturunan dan kekerabatan. Tuhanmu maha kuasa.”

Adab Berhubungan Intim

Ustad Khalid Basalamah dalam satu video ceramahnya, menyampaikan adab-adab berhubungan badan yang diajarkan Islam agar rumah tangga harmonis.

Adapun adab-adab dalam berhubungan intim suami istri adalah sebagai berikut:

1. Doa Sebelum Bersenggama.

Doa itu sebaiknya diucapkan suami sebagai kepala rumah tangga, namun akan lebih baik lagi jika diucapkan bersama-sama dengan istri.

Doanya adalah allahumma jannibisy syaithon, wa jannibisy syaithoni maa rozaqtanaa.

2. Bercumbu sebelum berhubungan badan.

Nabi Muhammad SAW mengatakan dalam sebuah hadisnya, bukanlah golongan kami orang-orang yang tidak bercumbu dulu sebelum bersetubuh.

Ustadz Khalid mengatakan, adi, sebaiknya bercumbu dulu sebelum berhubungan badan.

Misalnya suami mengucapkan kata-kata baik, mesra dan romantis kepada istri, berciuman lalu bersentuhan, setelah itu barulah bersenggama.

3. Tidak boleh menggauli istri dari dubur.

Sebuah hadis Nabi Muhammad menjelaskan bahwa orang yang menggauli istrinya dari dubur adalah terlaknat dan Allah tidak mau melihatnya.

4. Jangan gauli istri di saat dia sedang haid atau nifas.

Ustadz Khalid Basalamah mengatakan, Allah SWT befirman dalam Suarh Albaqarah ayat 222 yang berbunyi jika kalian ditanya tentang haid, katakanlah haid itu kotor dan janganlah kalian setubuhi istri kalian di saat haid.

"Selain itu, Nabi Muhammad juga mengatakan dalam sebuah hadisnya, yaitu lakukanlah apa saja saat haid kecuali bersetubuh,” katanya.

5. Tidak boleh menceritakan apa pun yang dilakukan selama bersenggama kepada orang lain.

Misalnya, suami hebat dalam memuaskan istri saat bersetubuh lalu istri karena saking senangnya lantas menceritakannya ke orang lain.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved