LIVE TVOne: Benarkah Pemilih 02 Islam Garis Keras? Catatan Demokrasi Kita Jam 20.00, Ada Mahfud MD
Narasumber yang dihadirkan juga sangat berkompeten di bidangnya masing-masing. Ada Mahfud MD, Maruarar Sirait, Rizal Ramli dan tentu saja Fadli Zon
Penulis: Marlen Sitinjak | Editor: Marlen Sitinjak
Karni Ilyas mengadakan diskusi dengan mengangkat satu topik berkaitan dengan demokrasi Indonesia akhir-akhir ini.
"Benarkah Pemilih 02 Islam Garis Keras?" menjadi topik Catatan Demokrasi Kita yang disiarkan secara Live di TVOne, Selasa (30/4/2019) malam ini jam 20.00 WIB.
Narasumber yang dihadirkan juga sangat berkompeten di bidangnya masing-masing.
Sebut saja, Mahfud MD, Maruarar Sirait, Rizal Ramli dan tentu saja Fadli Zon.
Saksikan dialog dalam Catatan Demokrasi Kita dengan topik "Benarkah Pemilih 02 Islam Garis Keras?" melalui link Live Streaming TVOne berikut:
Narasi Islam Garis Keras beberapa waktu terakhir ramai diperbincangkan.
Hal itu tak terlepas dari pernyataan yang disampaikan pakar Hukum Tata Negara, Mahfud MD di satu stasiun televisi.
Dalam wawancara itu, Mahfud MD mengatakan, tempat-tempat kemenangan prabowo itu diidentifikasi dulunya dianggap sebagai provinsi garis keras dalam hal agama.
Mahfud MD juga menyebut beberapa tempat tersebut di antaranya, Jawa Barat, Sumatera Barat, Aceh dan Sulawesi Selatan.
Baca: Mahfud MD: Saya Tidak Pernah Bilang Pemilu Ini Jujur, Ndak Pernah Bilang!
Baca: Fadli Zon Sebut Mahfud MD Menoreh Luka Baru di Atas Luka Lama: Kita Bisa Debat Soal Ini
Dalam pernyataannya di televisi lain, Mahfud MD mengatakan, pernyataannya di televisi itu berawal saat dirinya ditanya soal rekonsiliasi pasca Pilpres 2019.
"Kalau agak maju dari potongan itu, ada pertanyaan, Pak bagaimana sekarang kalau kita melakukan rekonsilisasi. Maka saya jawab, rekonsiliasi kan belum ada hasil pemilunya. Sementara kita berpedoman pada hasil Quick Count," kata Mahfud dilansir akun Youtube TVOne.
"Kalau berdasarkan hasil Quick Count, saya sendiri meyakini udah selesai. Artinya kemenangan itu udah selesai secara Quick Count meskipun secara hukum belum resmi, dan itu sulit dibalik," jelas Mahfud MD.
"Berdasarkan keyakinan itu maka saya katakana Pak Jokowi menang, tapi supaya diingat, harus rekonsiliasi," kata Mahfud MD.
Mengapa harus rekonsiliasi? Mahfud MD mengatakan, karena sebaran kemenangan Jokowi ternyata di tempat-tempat yang kita kenal tidak terlalu panas secara agamis.
"Maka saya katakan pak jokowi harus melihat bahwa Pak Prabowo itu menang di tempat tempat yang dulunya, dulunya itu menjadi daerah panas untuk kegamaan," kata Mahfud.
"Daerah yang garis keras dalam beragama. Oleh karena itu mereka harus dirangkul. Dirangkul dalam rangka bersatu. Gitu. Agar tidak terjadi pembelahan berdasarkan agama. Apa salahnya ini? Nggak ada salahnya," tegas Mahfud.
Sy katakan DULU-nya krn 2 alsn: 1) DULU DI/TII Kartosuwiryo di Jabar, DULU PRRI di Sumbar, DULU GAM di Aceh, DULU DI/TII Kahar Muzakkar di Sulsel. Lht di video ada kata "dulu". Puluhan tahun terakhir sdh menyatu. Maka sy usul Pak Jkw melakukan rekonsiliasi, agar merangkul mereka. https://t.co/IKfwQaiczu
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) 28 April 2019
Presenter sempat akan bertanya, namun oleh Mahfud langsung dipotong.
"Ntar dulu, biar dulu baru anda tanya nanti," katanya.
Mahfud MD kemudian melanjutkan, dirinya mengatakan garis keras, tapi di media sosial itu justru pernyataannya diubah, menjadi radikal.
"Bahwa di Aceh, di Sulawesi dimana itu radikal, ekstreem, nggak ada itu. Lihat saja tadi (videonya)," kata Mahfud MD.
Mahfud MD menegaskan, garis keras itu bagus.
"Saya juga Garis keras, tahu ndak? Garis keras itu sudah saya jelaskan. Garis keras itu artinya fanatik dan kesetiaan tinggi. Tapi tidak radikal," tegasnya.
"Saya bilang Madura juga itu garis keras, bagus. Garis keras itu adalah orang yang punya prinsip tidak mau didekte," papar Mahfud MD.
Mahfud MD menegaskan, istilah "Garis Keras" merupakan term politik. Ada dalam Ilmu Politik, beda dengan radikal.
"Terus dibilang Pak Mahfud bilang garis keras, harus minta maaf, lho saya memuji atas prinsip anda semua. Seperti saya punya garis keras di bidang hukum. Tapi di bidang politik saya garis moderat. Apakah boleh? Dua-duanya boleh, itukan pilihan," katanya.
"Hebat orang Aceh, hebat orang Padang, hebat orang Sulawesi Selatan, ndak pernah mau dipengaruhi. Jawa Barat juga," kata Mahfud MD sambil acungkan jempol.
"Jangan dibawa ke radikal. Kapan saya bilang orang Aceh radikal? Saya ini orang Islam, berkali-kali saya berkhutbah di Masjid Baiturrahman, masjid terbesar di Aceh. Karena keislaman saya dan keislaman orang Aceh cocok," katanya.
"Saya berkali-kali khutbah di seluruh kota Padang, di berbagai masjid besar. Tanyakan pada orang Padang, cocok ndak ada masalah," lanjut Mahfud MD.
Mahfud mengatakan, dirinya juga pernah khutbah di Masjid al Markaz yang dipimpin Yusuf Kalla di Makassar, bahkan berkali-kali.
"Cocok keislaman saya. Saya ndak bilang mereka radikal. Itukan orang lalu yang rasional itukan menanggapi o ya benar. Tetapi ini yang buzzer-buzzer itu yang orang bikin Tweet bayaran itu lalu membuatnya seakan-akan saya menjelekkan mereka," tegasnya.
Simak pernyataan lengkap Mahfud MD dalam video berikut: