Terminal Barang Internasional Entikong Diresmikan, Setiyadi: Percepat Pembangunan Wilayah Perbatasan

Ketika kita resmikan terminal ini, agar ada harmoniasi regulasi antara kita dengan Malaysia.

Penulis: Hendri Chornelius | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ HENDRI CHORNELIUS
Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kementrian Perhubungan RI, Budi Setiyadi didampingi pejabat lainya saat menandatangani prasasti peresmian Terminal Barang Internasional Entikong di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Senin (29/4/2019) siang. 

Terminal Barang Internasional Entikong Diresmikan, Setiyadi: Percepat Pembangunan Wilayah Perbatasan

SANGGAU - Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kementrian Perhubungan RI, Budi Setiyadi meresmikan Terminal Barang Internasional Entikong di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Senin (29/4/2019) siang.

Hadir juga Wakil Bupati Sanggau, Yohanes Ontot, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalbar, H Manto, Kapolres Sanggau, AKBP Imam Riyadi, Perwakilan dari Kodam XII/Tpr, jajaran OPD Sanggau, sejumlah Pejabat dilingkungan Kementrian Perhubungan RI, Instansi Vertikal di Entikong, Tokoh masyarakat, tokoh agama dan undangan lainya.

Peresmian ditandai dengan penekanan sirine oleh Dirjen Perhubungan Darat Kementrian Perhubungan RI, Budi Setiyadi didampingi pejabat lainya. Kemudian penandatangani prasasti peresmian.

Baca: VIDEO:Peresmian Terminal Barang Internasional Entikong

Baca: VIDEO: Tanggapan Para Penggemar saat Konser Tulus di Qubu Resort

Dalam sambutanya, Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kementrian Perhubungan RI, Budi Setiyadi menyampaikan, Bahwa Ini adalah amanat Intruksi Presiden nomor 6 tahun 2015, kita harus mulai membangin Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam rangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Pinggiran itu dalam arti termasuk adalah wilayah perbatasan. Kita harus mempunyai komitmen dan kebanggaan terhadpa NKRI. Salah satu identitas yang ditunjukan adalah dengan kita akan mempercepat pembangunan di wilayah perbatasan, ”katanya.

Karena, lanjutnya, inilah pintu gerbangnya Indonesia. Yang bisa kami perbuat semaksimal mungkin dengan berbagai macam anggaran dan kebijakan yang ada.

“Kita harapkan dengan pembangunan pertama kali Terminal Barang Internasional yang ada di Entikong ini, selain akan memberikan hal yang positif bagi perkembangan perekonomian pada wilayah perbatasan, juga adalah suatu hal kemajuan progres yang membanggakan kepada kita, bahwa Bangsa Indonesia nantinya bisa mandiri secara ekonomis bagaimana Trisakti dari Presiden Soekarno, ”ujranya.

Inilah, lanjut Budi, momentum yang sangat luar biasa. Komitmen Presiden RI, untuk memberikan pesan dan kesan kepada dunia luar terutama kepada tetangga kita (Malaysia), bahwa kita akan mendorong perekonomian dan kita akan lebih baik daripada negara-negara yang lain.

Baca: Sertijab Tiga Perwira, Kompol Jovan Jabat Wakapolres Mempawah

Baca: VIDEO: Pleno Rekapitulasi Tingkat Kabupaten, Inilah Penjelasan Ketua KPU Sambas

Dengan adanya terminal barang ini, diharapkan bahwa ekosistem yang ada di dryport ini bisa akan berjalan normal. Dan kita akan berkoordinasi dengan SOP nya Malaysia, nanti akan kita coba laksanakan.

“Prinsipnya sebagaimana semangat yang disampaikan Pak Presiden Jokowi, terhadap pelayanan kepada masyarakat dan juga menyangkut masalah perizinan, disini kita harapkan tidak menjadi mempersulit, tapi kita harapkan akan memperlancar, mempermudah, mempercepat, efisien dan efektif untuk kepentingan masyarakat kita terutama diwilayah perbatasan, ”tegasnya.

Guna mendorong proses ekspor impor yang ada diperbatasan ini, bahwa sudah ada beberapa truk yang sudah menjalankan kegiatan ekspor impor. Dan masih ada beberapa komoditas yang belum boleh masuk melalui Entikong, maka nanti akan coba didiskusikan bersama Menteri Perdagangan dan yang lainya.

“Apakah kemungkinan, kalau memang ekspestasi dari masyarakat sekitar memang mengharapkan ada dibuka kembali, kami coba nanti komunikasikan sehingga bangunan yang sudah kita buat sekarang ini dengan nominal yang cukup besar kita harapkan akan memberikan efek positif kepada masyarakat diwilayah perbatasan, ”ujarnya.

Ia menegaskan, pihaknya juga akan membangun seperti yang ada di Entikong ini di Nanga Badau dan Aruk. Dan sekarang sudah mulai akan dilaksanakan lelangnya. “Mudah-mudahan tahun 2020 sudah jadi. Di wilayah NTT ada tiga juga, dan ada satu lagi di Papua, ”ujarnya.

Untuk itulah, dengan adanya dryport ini untuk memperlancar kegiatan ekspor impor bagi masyarakat di Kalbar. Dan diharapkan agar bisa dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. “Sementara ini yang sudah ada kebanyakan ikan dan hasil pertanian, sahang, kakao, dan kopra, ”ujarnya.

Terkait infrastruktur jalan khusus untuk terminal internasional barang yang belum dibangun, Budi mengakui bahwa akan dilakukan pembebasan lahan terlebih dahulu. “Jalan khusus dari terminal sampai ke perbatasan sekitar 1 KM. Tahun 2019 ini mulai pembebasan lahan dulu, setelah itu pembangunan, ”ujranya.

Sementara itu, Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XIV Provinsi Kalbar, Dominggus menyampaikan, Terminal Barang Internasional ini dibangun diatas lahan seluas 3,7 hektare, dengan luas bangunan pengelola terminal sebesar 1.824 m2, luas gudang penimbunan sebesar 2.984 m2, luas lapangan penimbunan sebesar 4.125 m2, dengan total anggaran sebesar Rp 143,9 milyar.

Untuk itulah, ia berharap dengan diresmikanya terminal barang internasional ini bisa membawa dampak peningkatan perekonomian masyarakat perbatasan dan Kalbar.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalbar, H Manto menyampaikan, apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Pemerintah pusat yang telah mewujudkan keinginan masyarakat Entikong dan masyarakat Kalbar pada umumnya.

Sehubungan dengan dibangunya terminal barang internasional ini, Ia ingin menyampaikan tiga ekspektasi, pertama terkait dengan aspek teknis, aspek manajerial dan hubungan antara negara dan aspek ekonomi makro dan wilayah.

“Dari aspek yang pertama, sesungguhnya terminal barang ini masih belum sempurna, segala fasilitas, prasarana yang ada dibangunan ini masih banyak yang perlu dilengkapi. Namun kami berharap ini bisa dilengkapi setahap demi setahap sesuai dengan perkembanganya, ”ujarnya.

Akan tetapi, PR yang paling besar adalah membangun jalan dari terminal barang menuju ke PLBN Entikong, karena sesungguhnya adalah tidak lazim kita menggunakan jalan raya utama untuk melakukan aktifitas ekspor dan impor, karena jalur ekspor dan impor harus bebas dari segala aktifitas yang bercampur dengan aktifitas umum. “Dia merupakan aktifitas steril yang tidak tercampur dengan lalu lintas lainya, ”tuturnya.

Kemudian, terkait dengan apsek manajerial, kita sudah sudah beberapa kali pertemuan untuk menyusun SOP terminal barang internasional yang diintegrasikan dengan SOP PLBN. Tapi satu hal yang perlu kita perhatikan bahwa SOP ini baru internal Indonesia.

“Ketika kita resmikan terminal ini, agar ada harmoniasi regulasi antara kita dengan Malaysia. Dengan demikian tujuan dari keberadaan terminal barang internasional ini dapat kita capai, efisiensi perdangangan antar negara, ”ujarnya.

Dan yang terakhir dari aspek ekonomi regional, meskipun saat ini banyak perkebunan kelapa sawit yang kita lewati menuju ke PLBN ini, tapi sampai hari ini kami belum pernah mendengar ada riak atau keinginan dari salah satu sektor perkebunan kelapa sawit yang ingin ekspor CPO nya melalui PLBN Entikong.

“Di Entikong ini kita berharap suatu saat nanti ekspor-ekspor skala besar akan menggunakan fasilitas terminal barang internasional. Kalau ini dapat kita layani dengan baik saya yakin akan banyak mendatangkan manfaat sebagai pusat pertumbunan ekonomi,” pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved