Pemilu 2019
Sempat Operasi Caesar, Ibu Hamil Petugas Pemilu di Kalbar Meninggal Bersama Bayinya! 8 Meninggal
Selain meninggal dunia, kecelakaan lalu lintas juga menimpa Ketua KPPS Desa Sungai Areh, Kecamatan Ketungau Tengah pada 16 April 2019.
PEMILU - Jumlah anggota penyelenggara Pemilu di Kalbar yang meninggal saat bertugas terus bertambah.
Hingga Kamis (25/4/2019), ada delapan penyelenggara Pemilu yang wafat. Dua kasus terbaru terjadi di Kabupaten Sintang.
Kasus terakhir menimpa Karwan (52), anggota KPPS di TPS 006, Desa Semuntai, Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang.
Karwan wafat pada Minggu (21/4/2019) akibat kelelahan bertugas pada hari pencoblosan 17 April 2019.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sintang, Hazizah, menjelaskan, Karwan meninggal dunia setelah beberapa hari dirawat di Rumah Sakit Pratama Sintang.
"Yang bersangkutan mengalami kelelahan dan memang riwayatnya ada sakit paru-paru. Kemudian pada hari pelaksanaan mungkin terforsir oleh waktu dalam bekerja sehingga dilarikan ke rumah sakit. Tanggal 21 itu kita sempat jenguk. Namun, hitungan jam setelah kita pulang, kita dapat kabar beliau meninggal dunia," ujar Hazizah, Kamis (25/4/2019).
Baca: TERBARU Real Count Pilpres 2019 KPU Jumat 26/4 Tuntas 35,2%, Cek Jokowi atau Prabowo yang Unggul?
Hazizah menyatakan, bertambahnya jumlah korban lantaran pihaknya baru mendapatkan informasi terkini dari petugas di daerah terjauh.
Kasus kedua terjadi di TPS 001 Dusun Batu Badak, Desa Mensulung Bio, Kecamatan Serawai. Petugas ketertiban TPS (Hansip, Red) atas nama Jentol meninggal dunia pada 18 April 2019 usai pelaksanaan pencoblosan.
Sebelum meninggal dunia, Jentol menjalankan tugas hingga larut malam menjaga ketertiban pemungutan dan penghitungan suara di TPS 001 Batu Badak.
"Informasi dari PPK bahwa ada juga petugas ketertiban TPS meninggal satu hari setelah hari pemungutan suara karena memang kelelahan. Ditambah dengan kondisi beliau sakit paru-paru. Kita baru mendapatkan informasinya," katanya.
Selain meninggal dunia, kecelakaan lalu lintas juga menimpa Ketua KPPS Desa Sungai Areh, Kecamatan Ketungau Tengah pada 16 April 2019.
"Beliau mengalami kecelakaan tunggal dalam rangka pendistribusian kelengkapan logistik ke TPS. Jadi satu hari sebelum Pemilu dilaksanakan, cuma kita baru dapat info dari kawan-kawan PPK karena akses di sana agak susah," papar Hazizah.
Selain tiga petugas KPPS, seorang pengawas Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Sintang yaitu Panitia Pengawas Desa (PPD) Dedai Kanan Mudik, Kecamatan Dedai, Kabupaten Sintang juga meninggal dunia.
Anggota PPD tersebut bernama Nani Rosmaini (28).
Ketua Bawaslu Kabupaten Sintang Fransiskus Ancis memastikan, Nani kelelahan setelah menjalankan tugas pengawasan pada saat distribusi logistik dari PPK ke PPS.
"Memang tanggal 15 itu saat masuknya logistik dari PPK ke tingkat PPS, beliau masih melaksanakan tugas pengawasannya dalam kapasitas beliau sebagai panitia pengawas di tingkat desa," jelasnya.
Namun menurut Ancis saat itu almarhumah memang dalam kondisi hamil tua tetapi masih tetap menjalankan tugas sehingga akhirnya mengalami kelelahan.
"Sehingga tanggal 16 itu langsung dirujuk ke RSUD Ade M Djoen Sintang. Tanggal 17 kemudian dilakukan operasi sesar, setelah mengalami kondisi kritis selama satu hari kemudian tanggal 18 meninggal dunia. Bayinya pun hanya selang beberapa jam juga ikut meninggal dunia," jelasnya.
Baca: Bernafas Jadi Tak Nyaman Tidur Tak Nyenyak, Inilah 4 Obat Yang Tepat Untuk Atasi Hidung Tersumbat
Ancis mengaku sangat berbelasungkawa dan cukup berat mendengar informasi meninggalnya Nani Rosmaini.
Sebab para Komisioner Bawaslu Sintang baru mendapat informasi setelah dinyatakan meninggal.
"Jadi hampir dengan rasa berat sebenarnya kami mau katakan kami tidak tahu waktu masuknya. Jadi kami tidak sempat menjenguk pada saat dia masih dirawat," pungkasnya.
Kerja Keras
Komisioner KPU Sintang Divisi Hukum, Antonius Viktorinus Tian, menyampaikan bahwa saat ini semua petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) sedang melaksanakan proses rekapitulasi suara.
Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Penghitungan Suara Pilpres dan Pileg Tahun 2019 Tingkat PPK ini telah dimulai pada 18 April- 4 Mei 2019.
Petugas pun rata-rata melaksanakan rekapitulasi dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB.
"Rata-rata dari pagi jam delapan, kemudian istirahat jam 12, kemudian lanjut sampai sore dan istirahat, lalu lanjut sampai jam 12 malam. Bahkan di PPK Serawai sampai jam tiga subuh baru selesai," katanya, Kamis (25/4/2019) siang.
Meskipun demikian, Tian menyampaikan bahwa untuk selesainya rekapitulasi suara setiap harinya tergantung kesepakatan antara PPK dan saksi. Sebab memang proses rekapitulasi ini cukup menguras tenaga dan stamina.
"Tapi untuk jam selesainya ini kesepakatan antara PPK dan saksi, apakah dia masih mampu sampai tengah malam lanjut, kalau tidak jangan dipaksa. Karena banyak juga yang staminanya menurun karena kelelahan," katanya.
Lanjutnya bahwa saat ini petugas puskesmas juga telah diinstruksikan Dinas Kesehatan Sintang untuk membuat posko di setiap tempat pelaksanaan rekapitulasi untuk untuk mengecek kesehatan daripada petugas.
"Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan kesehatan bagi petugas kita saat pleno. Tentu ini sangat bermanfaat, karena cukup banyak petugas PPK kelelahan. Seperti rekapitulasi di PPK Sintang, ketuanya sampai diinfus," tutupnya.
Ketua KPU Kalbar, Ramdan menyarankan jajaran pihaknya untuk dapat bergantian istirahat dalam menyelesaikan tugas agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Ketua PPK di Sintang, namanya Hidayat, memang diberikan cairan vitamin dari tadi pagi, kelelahan. Itu memang bantuan dari Dinas Kesehatan Sintang, kita juga mengucapkan terimakasih untuk di daerah lain, seperti di Bengkayang petugas Puskesmas mendatangi kecamatan," ujarnya.
Terkait dengan di Kabupaten Sintang, kata dia, sebagai bentuk pertnggungjawaban PPK dalam menyelesaikan tugas, walaupun dalam keadaan sakit.
"Jadi memang petugas PPK ada lima orang, jika diparalel maksimal 4, ketua mobile untuk monitoring, bisa saja bergantian, dengan anggota yang lain, jadi kalau kelelahan sebaiknya juga diperhatikan porsi istirahat, diperhatikan kondisi fisiknya," bebernya.
Jajaran KPU Provinsi Kalbar, kata dia, turut berduka cita, bela sungkawa atas rekan-rekan yang telah menjalankan tugasnya penuh dengan dedikasi yang tinggi, kemudian karena kelelahan sehingga ada yang sampai meninggal dunia.
"Ini pengorbanan yang cukup luar biasa, demi bangsa dan negara, dan data ini sudah kami laporkan ke KPU RI sesuai dengan arahan sambil menunggu tindaklanjut berikutnya terhadap rekan kami, pejuang demokrasi ditingkat KPPS maupun PPK," bebernya. (*)