TAGAR #MahasiswaLagiBoboSyantik Tiba-tiba Jadi Trending Topic Twitter, Ternyata Ini Diperbincangkan
Hastag atau tagar Mahasiswa Lagi Bobo Syantik (#MahasiswaLagiBoboSyantik) tiba-tiba jandi trending topic di Twitter, Selasa (23/4/2019).
Penulis: Marlen Sitinjak | Editor: Marlen Sitinjak
Form C1 adalah catatan hasil penghitungan suara di TPS sekaligus sertifikat hasil penghitungan suara yang terbagi untuk presiden dan wakil presiden, DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.
Selain itu, masyarakat juga dapat memantau hasil perhitungan suara atau real count Pemilu 2019 lewat Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) KPU.
Namun, dalam Situng KPU, beberapa kali ditemukan kesalahan data dalam perolehan masing-masing kandidat.
Bila terjadi kasus seperti ini, mana yang lebih dimenangkan atau digunakan sebagai hasil final?
Dikutip dari Tribunnews, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD memberikan jawabannya.
Lewat akun Twitter-nya, Mahfud MD menjawab cuitan netter yang bertanya bila ada perbedaan antara data di Situng KPU dengan Form C1.
Mana yang akan dipakai untuk menentukan pemenang?
"Nah skr begini Prof, misal saja hasil real count KPU yg pake Situng memenangkan salah satu calon."
"Tapi ternyata pas 22 Mei setelah verifikasi C1 yg tercopy 6x itu, mayoritas memenangkan calon yg lain, bisa gak tuh Prof?" tanya netter itu.
Pakar hukum dan tata negara itu menjawab, yang akan dipakai atau dimenangkan adalah verifikasi alias hasil hitung manual dengan form C1 yang berbentuk kertas dan dihitung bersama pada 22 Mei 2019.
"Yang dimenangkan adalah verifikasi atau hasil hitung manual dgn form C1 yg berbentuk kertas dan dihitung bersama tgl 22 Mei itu," tulis Mahfud MD.
Sebelumnya, Mahfud MD juga memberikan pendapatnya terkait insiden salah input data di Situng KPU.
Mahfud menegaskan, input data di server KPU tidak bisa dipakai sebagai pegangan resmi untuk menentukan siapa pemenang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Hasil input data di server KPU, kata Mahfud, hanya merupakan informasi awal.
Mahfud juga menegaskan, input data di komputer KPU juga tidak dipakai sebagai dasar penetapanpemenang Pilpres 2019.