Insiden Bom Sri Lanka, Kemlu RI Buka Hotline KBRI Kolombo untuk Informasi Kondisi Terkini WNI
Hal ini menyusul insiden bom yang terjadi di gereja dan hotel mewah, Sri Lanka, Minggu (21/04/2019) waktu setempat.
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Jimmi Abraham
Insiden Bom Sri Lanka, Kemlu RI Buka Hotline KBRI Kolombo untuk Informasi Kondisi Terkini WNI
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia membuka hotline Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kolombo +94772773123 sebagai saluran informasi dan bantuan konsuler bagi keluarga dan kerabat Warga Negara Indonesia (WNI).
Hal ini menyusul insiden bom yang terjadi di gereja dan hotel mewah, Sri Lanka, Minggu (21/04/2019) waktu setempat.
Berdasarkan siaran pers Kemlu RI yang dikutip tribunpontianak.co.id dari laman resmi kemlu.go.id, setidaknya ada sekitar 374 Warga Negara Indonesia (WNI) di Sri Lanka.
140 orang diantaranya berada di Kolombo yang merupakan Ibu Kota Sri Lanka.
Baca: Kelompok Ekstremis NTJ Dikaitkan dengan Ledakan Bom Sri Lanka, NTJ Pernah Klaim Dukungan ke ISIS
Baca: PSI Kecam Keras Aksi Pemboman Sejumlah Gereja & Hotel di Sri Lanka, Danik : Patut Dikutuk Dunia
Pemerintah mengimbau agar WNI di Sri Lanka untuk tetap waspada dan berhati-hati serta mengikuti arahan dari otoritas keamanan setempat.
Indonesia mengecam keras aksi pengeboman di berbagai lokasi di Sri Lanka pada 21 April 2019.
Pemerintah dan rakyat Indonesia menyampaikan duka cita mendalam kepada korban dan keluarga korban.
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kolombo terus memantau perkembangan situasi dan telah berkoordinasi dengan otoritas keamanan, rumah sakit dan Perhimpunan WNI setempat.
Hingga saat ini tidak ada informasi mengenai WNI yang menjadi korban dalam insiden tersebut.
Pemerintah Indonesia meyakini bahwa Pemerintah Sri Lanka dapat mengatasi situasi dengan baik, dan juga bersedia memberikan bantuan yang diperlukan.
Baca: Kutuk Keras Serangan Bom Bunuh Diri di Sri Lanka, Jokowi Sampaikan Duka Cita Mendalam Untuk Korban
Baca: Penumpang Lion Air Bercanda Bawa Bom, Lion Air Tunda Penerbangan Medan-Jakarta
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan, pihaknya sigap dan akan terus memperbaharui informasi terkait ada atau tidak WNI yang menjadi korban dalam serangan bom di Sri Lanka.
"Beberapa saat setelah serangan di beberapa tempat tersebut, saya langsung melakukan komunikasi dengan Duta Besar kita Kolombo," ujar Retno saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (22/4/2019).
Hingga saat ini, belum ada informasi bahwa ada WNI yang menjadi korban serangan bom di Sri Lanka.
Meski demikian, Retno mengatakan Kemenlu tetap terus memperbaharui informasi ihwal kemungkinan WNI yang menjadi korban.
"Pada saat itu dan mulai sejak saat itu, kemudian di-update dari waktu ke waktu. Tentunya kami juga mencari informasi tentang WNI, apakah ada korban warga negara dan sejauh ini kami memperoleh informasi tidak ada korban dari WNI," ujar Retno.
"Jadi kami terus update dan saya berencana juga akan melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Sri Lanka. Tetapi pesan duka cita, simpati, solidaritas, dan kecaman terhadap serangan itu sudah saya sampaikan secara langsung kepada Duta Besar Sri Lanka di Jakarta," lanjut dia seperti dikutip dari Kompas.com.
Menanggapi insiden tersebut, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe memanggil dewan keamanan nasional untuk menggelar pertemuan darurat.
"Saya mengutuk keras serangan pengecut terhadap rakyat kami hari ini. Saya menyerukan kepada semua warga Sri Lanka selama masa tragis ini untuk tetap bersatu dan kuat," katanya dalam cuitan di Twitter.
Pemerintah kemudian mengumumkan berlakunya jam malam, dan juga menutup akses ke situs media sosial utama termasuk Facebook dan WhatsApp. Sekretaris Presiden telah menyatakan pada 22-23 April adalah hari libur pemerintah.
Baca: Labrak Deddy Corbuzier Selama 3 Jam, Kaki Lucinta Luna Lebam & Ponselnya Rusak
Baca: ILC TVOne Edisi 23 April 2019 Tidak Tayang! Bagaimana Nasibnya? Ini Kata Karni Ilyas & Pencinta ILC
Korban Tewas Capai 290 Orang
Dikutip dari Kompas.com, Jumlah korban tewas maupun luka akibat serentetan ledakan di gereja dan hotel mewah di Sri Lanka, Minggu (21/4/2019) terus bertambah.
Laporan pihak kepolisian Sri Lanka menyebut jumlah korban tewas yang ditemukan sehari setelah insiden mencapai jumlah setidaknya 290 orang.
Sementara itu juru bicara kepolisian mengatakan hingga Senin (22/4/2019) pagi, jumlah korban luka dilaporkan mencapai 500 orang.
Pernyataan pemerintah Sri Lanka menyebut warga negara asing berada di antara korban tewas, dengan tiga dari India, tiga warga Inggris, dua asal Turki dan seorang warga Portugis.
"Selain itu masih ada sembilan warga negara asing yang dilaporkan hilang, sementara ada 25 jenazah tak teridentifikasi yang diyakini adalah warga asing," kata Menteri Luar Negeri Harin Fernando.
Pemerintah Jepang juga mengklaim ada satu warganya yang menjadi korban tewas dalam teror bom di Sri Lanka.
Sebanyak delapan ledakan terjadi diduga menargetkan jemaah gereja yang sedang merayakan Paskah dan tamu hotel yang terkenal di kalangan internasional.
Baca: Hasil Pileg 2019 Terbaru KPU di Kalbar 22 April Jam 16.45 WIB! PDIP, Golkar, Gerindra & Demokrat?
Baca: Alur Rekapitulasi Suara Pilpres dan Pileg 2019 DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi & DPRD Kabupaten/Kota
Tiga gereja yang menjadi sasaran bom, dua terletak di Colombo dan satu lainnya di Negombo.
Sedangkan tiga hotel yang diserang yakni Hotel Kingsbury, Shangri-La, dan Grand Cinnamon yang semuanya berlokasi di Colombo.
Enam ledakan terjadi secara berurutan dan hampir bersamaan, sementara dua ledakan lainnya terjadi beberapa jam setelahnya.
Setidaknya dua ledakan melibatkan pembom bunuh diri, termasuk satu orang pelaku yang sempat mengantre sarapan sebelum meledakkan diri dan menimbulkan kekacauan di hotel Grand Cinnamon.
Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab terhadap serangan teror. Namun laporan AFP menyebut pihak berwenang telah menahan sebanyak 24 orang.
Tim penyelidik juga sedang mencari tahu kemungkinan adanya jaringan luar negeri dalam aksi teror ini.
Sebuah laporan intelijen yang diterima menteri luar negeri menunjukkan rencana serangan itu 10 hari sebelum kejadian dan menyebut kelompok National Thowheeth Jamaath (NJT), yang mendukung ISIS. (*)
Lebih dekat dengan kami follow akun Instagram (IG) Tribun Pontianak :