Refleksi Hari Konsumen Nasional 20 April, Siti Maulida: Perilaku Konsumtif Penting

Ditetapkannya hari konsumen ini pada keputusan presiden Nomor 13 tentu saja agar setiap tahunnya masyarakat Indonesia melakukan evaluasi

Penulis: Syahroni | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Siti Maulida 

Mungutip dari tulisan Dr.Musa Asy’arie dalam bukunya Filsafat Ekonomi Islam.

Aspek Konsumsi dalam ekonomi Islam dikembangkan dalam Konsep Kesederhanaan. Keseimbangan dan tidak melampaui batas.

Kutipan diatas sebagai pengingat bagi kita, bahwa manusia harus menjaga prinsip kesederhanaan, keseimbangan dalam hidupnya, termasuk keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhannya , sudah semestinya kebutuhan itu dipenuhi secara wajar dan tidak berlebih-lebihan.

Namun dalam membelanjakan sesuatu juga jangan terlalu hemat, karena bisa menimbulkan perilaku kikir. Seperti dalam firman Allah sebagai berikut ini “ Dan orang orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak pula kikir, dan adalah pembelanjaan itu di tengah-tengah antara yang demikian (Quran 25:67)”

Berkenaan dengan Hari Konsumen Nasional ini, sebenarnya masyarakat Indonesia khususnya tiap individunya menerapkan nilai- nilai agama dalam mengkonsumsi sesuatu.

Negara ini begitu beragam penduduknya, baik dari segi budaya bahasa maupun agama, pasti setiap agama mengajarkan perilaku sederhana.

Tidak mengapa saat ini Indonesia menjadi negara konsumtif, namun ini PR bagi generasi selanjutnya agar perilaku konsumtif tersebut diimbangi dengan perilaku produktif. Perilaku produktif tidak hanya tentang bagaimana menjadikan sesuatu menjadi bernilai rupiah, namun tentang bagaimana menjadikan sesuatu menjadi memiliki nilai manfaat . Selamat Hari Konsumen Nasional.

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved