Hari Paskah - Arti Paskah, Makna, Asal Usul Dalam Perjanjian Lama & Baru, Doa dan Ragam Ibadah

Paskah juga memberikan kesan yang pesan yang menarik bagi kita umat Kristiani yang percaya akan bangkit-Nya sang Juru Selamat ke surga.

Penulis: Marlen Sitinjak | Editor: Marlen Sitinjak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
Umat menghidupkan lilin saat mengikuti Misa Malam Paskah, di Gereja Katolik Santo Hieronimus Kota Pontianak, Kalbar, Sabtu (31/3/2018). 

Di antaranya termasuk Ishtar dari negara Babel dan Astarte(Astaroth) dari negara yang terletak di Fenisia. Mereka mungkin juga menyembah dewi yang sama yang dilakukan oleh beberapa negara yang tadi, hanya namanya saja yang berbeda.

Sejarah juga menceritakan perayaan paskah dimulai ketika para penginjil mula-mula mulai mengabarkan beberapa injil di Eropa Utara, mereka membiarkan orang-orang Jermanik untuk mempertahankan praktik penyembahan berhala mereka demi menghindari penolakan atas pengajaran Kristen, dan untuk memudahkan mereka menjadi Kristen. Para penginjil berhasil memenangkan hati mereka, sehingga mereka mau dengan ikhlas menjadi pengikut Kristus.

Tahun Abad 8 Paskah Mulai di Kenal

Pada abad ke-8, orang-orang Jermanik yang telah mengubah agama dan mengikuti menjadi Kristen mulai memperingati kebangkitan Kristus dengan perayaan yang mereka sering sebut sebagai Eastra, yang kemudian digantikan lagi namanya yang diubah namanya menjadi Easter (Paskah).

  • Perkembangan perayaan ini berawal dari adanya penyimpangan gereja pasca Para Rasul dari kebenaran Alkitab.
  • Sedikit demi sedikit, gereja mulai memperbaharui dan mengubah pesan asli Yesus dan para rasul.
  • Perubahan ini termasuk mengganti hari Sabat Sabtu menjadi kebaktian hari pertama minggu atau yang biasa jatuh pada Hari Minggu sebagai perayaan yang sering setiap tahun kita peringati sebagai Kebangkitan Kristus secara mingguan, yang juga dikenal dengan “Hari Tuhan”.
  • Ini diikuti dengan diadakannya perayaan tahunan Paskah Kristen, untuk memperingati kebangkitan Yesus, kira-kira mulai di adakan perayaan paskah pada abad ke-2.

Pada Dewan Pertama di Nicaea tahun 325 setelah Masehi, diputuskan bahwa seluruh gereja harus mengadakan Paskah Kristen pada hari Minggu saat bulan penuh pertama setelah ekuinoks yaitu saat matahati melalui garis khatulistiwa pada musim semi.

Hari ini, gereja-gereja Kristen di Eropa sering melanjutkan kebiasaan yang ditetapkan di adanya Nicaea dan terus merayakan Paskah di suatu hari Minggu ketika kisaran hari antara 22 Maret dan 25 April.

Asal-Usul Paskah dalam Perjanjian Lama dan Baru

Di dalam Pernjanjian lama di dalam alkitab, paskah sering disebut dengan nama Passover atau juga sering dibilang dengan kata lain yaitu Pesakh yang berasal dari kata Ibrani. Namun yang sekarang berganti nama menjadi Pascha yang sekarang sering kita kenal. Dengan juga mengadakan upacara korban domba paskah, ini merupakan suatu tugas dan perinta Tuhan agar dikenang oleh Musa san bani-bani orang Israel (Keluaran 12: 14-17).

Dalam masa perjanjian lama umat Kristiani merayakan paskah dengan:

  • Masa lalu, umat Kristiani merayakan Paskah hanya dalam berbentuk sebagai lambang saja.
  • Yang tertulis dalam alkitab pada pasal Kolose 2:17 juga pada Ibrani 10:1. Hari raya pada masa perjanjian lama adalah bayangan dari apa yang akan datang, dan wujud serta dalamnya hanya ada pada Yesus sendiri.
  • Di dalam Pernjanjian lama di dalam alkitab, paskah sering disebut dengan nama Passover atau juga sering dibilang dengan kata lain yaitu Pesakh yang berasal dari kata Ibrani.
  • Pascha dalam negara Yunani adalah perayaan pembebasan bangsa Israel dari tanah Mesir, dimana pada saat itu diadakan upacara “roti tidak beragi” dan persembahan bagi anak-anak sulung.

Dalam Perjanjian Baru

Sejalan berjalannya dengan makna Paskah di Perjanjian Lama, Paskah juga mempunyai peran penting dalam Perjanjian Baru. Perjanjian baru menunjukkan cinta kasih, anugerah, dan Kuasa yang diberikan oleh Allah kita.

Meluputkan yang umatnya merupakan milik-Nya dari asalnya kutukan dan maut, dengan membebaskan orang yang percaya dari perbudakan dosa, dan juga serta memberikan kepastian yang jelas tentang kebangkitan kekal pada ahir zaman.

Kebangkitan di akhir jaman yang telah dibuktikan pada saat peristiwa kebangkitan Yesus dengan mengalami banyak penderitaan dan adanya peristiwa yang dialami oleh Tuhan Yesus adalah peristiwa penyaliban dirinya. Ini dibuktikan pada kebangkitan Tuhan Yesus yang abadi dan kekal hidupnya.

Peristiwa yang diperingati di Perjanjian Baru sebagai berikut:

  • Peristiwa penyaliban, kematian dan kebangkitan Kristus bukan saja mempunyai makna keluaran yang sama dengan Paskah Yahudi.
  • Upacara perjamuan makan “Roti tidak Beragi” yang diadakan pada hari Jumat malam kemudian menjadi peringatan “Upacara Perjamuan Malam” yang dilakukan oleh Yesus dan rasulnya.
  • Upacara perjamuan itu kemudian dijadikan peringatan “jumat agung” dalam kalender Kristen. Sekalipun begitu, upacara makan roti perjamuan juga dirayakan setiap umat bertemu dalam persekutuan.
  • Upacara makan roti perjamuan itu menyiapkan penebusan Yesus, dimana Ia menjadi “Dombah Paskah” disalibkan (Yohanes 20:1,19,26, Kisah Para Rasul 20:1, Korintus 16:20, Wahyu 1:10).
  • Perayaan mingguan mengenang kebangkitan Yesus inilah yang membuktikan dengan jelas bahwa peristiwa kebangkitan Yesus terjadi dalam sejarah, dalam ruang dan waktu, sebab dalam perayaan “Sabat” yang begitu ketat diikuti oleh umat yahudi dalam praktik umat kristiani (terutama Yahudi Kristen) telah bergeser menjadi “Hari Tuhan” yaitu kenangan akan hari kebangkitan.

Asal-Usul Paskah di Yahudi

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved