Kampung Dongeng Singkawang Berdiri Berawal Dari Kecintaan Terhadap Dunia Anak-anak
Ega Tyas (32) mengatakan awal mula berdirinya kampung dongeng di Singkawang karena dari kemauannya sendiri
Penulis: Anggita Putri | Editor: Tri Pandito Wibowo
Kampung Dongeng Singkawang Berdiri Berawal Dari Kecintaan Terhadap Dunia Anak-anak
PONTIANAK - Ketua Kampung Dongeng Singkawang, Ega Tyas (32) mengatakan awal mula berdirinya kampung dongeng di Singkawang karena dari kemauannya sendiri.
Selain itu Ega ingin membudayakan dongeng dan sangat menyukai dunia anak-anak, dan ingin membahagiakan, serta menceriakan anak -anak.
Walaupun basicnya bukan pendongeng dan hanya seorang guru dulunya, kini ia sudah fokus untuk menjadi pendongeng Kalbar.
Lalu saat ia mempunyai kemauan untuk mendirikan kampung dongeng ia ditawarkan juga oleh Awam Prakoso selaku pendiri Kampung Dongeng Indonesia.
"Pertama kita dirikan di Singkawang karena di Pontianak belum ada untuk pendongengnya sendiri," ujarnya kepada Tribun Pontianak usai Dongeng Akbar di Aula Universitas Muhammadiyah Pontianak, jumat (19/4/2019).
Baca: Tergetkan 11 Kursi di DPRD Ketapang, Partai Golkar Yakini 10 Kursi Sudah Terealisasi
Baca: Kabar Duka Pemilu 2019, Mat Noor Meninggal Dunia Saat Laksanakan Tugas di Panwascam Jawai Selatan
Baca: UPDATE Real Count KPU di Wilayah Kalbar! Siapa Unggul? Jokowi-Maruf Amin atau Prabowo-Sandiaga ?
Ia mengatakan kegiatan hari ini berjalan dengan baik walaupun ada sedikit halangan dan hampir di cancel akhirnya hari ini bisa terlaksana dan pesertanya mencapai 100 lebih untuk acara pagi,dan pada seminar siangnya juga diikuti oleh 100 peserta.
Ega adalah ketua kampung dongeng Singkawang jadi untuk seluruh Kalbar pusatnya di singkawang.
Biasanya untuk kegiatannya yang dilakukan seperti di daerah pelosok yang pernah di lakukan di Entikong, Badau, Daerah perbatasan Sambas dan seluruh Kalbar di mulai dari singkawang dulu.
"Jadi kebetulan saya ketuanya saya juga pendongengnya. Dulu saya guru dan kini sudah fokus menjadi pendongeng Kalbar," ujarnya.
Biasanya kalau ada bencana seperti di Palu Kampung Dongeng mengirimkan relawan dari Singkawang untuk ke Palu, ada bencana di Nusantara juga dari kampung dongeng pusat juga kirim relawan.
Jadi selain bergerak dibidang pendidikan, kampung dongeng juga melakukan kegiatan sosial.
Ia mengaku tidak ada kesulitan untuk memperkenal dongeng, cuma sulitnya untuk merekrut relawan yang benar-benar mau menjadi relawan. Karena kebanyakan relawan ini rela untuk berjuang apapun tanpa di gaji.
"Kita biasanya sampai ke pemukiman pemulung segala, tapi untuk relawan yang rela membagi waktu, tenaga, dan pikirannya sangat kurang sekarang," ujarnya.
Ia berharap di Pontianak nanti ada relawan yang memang jiwa sosialnya beneran bisa menjadi relawan kampung dongen bukan hanya Pontianak tapi di Kalbar.
Untuk pendongeng sendiri hanya satu di Singkawang, begitu juga di Mempawah.
Ia menyampaikan jika ingin menjadi relawan kampung dongeng basicnya tidak harus bisa mendongen yang penting ingin belajar, di latih dan harus menekankan dalam diri sendiri untuk bisa mendongeng dan harus diwajibkan berlatih walau pun dirumah.
"Untuk relawan di Singkawan 20 orang cuma tidak semuanya aktkf, kalau di Mempawah banyak yang aktif hampir 10 orang," imbuhnya.
Harapannya kedepan tiap kabupaten di Kalbar ada yang namanya titik kampung dongeng karena kampung dongeng Indonesia akan menuju 1000 pendogeng di titik kampung dongeng.
"Mudah-mudahan di seluruh Kalbar ada relawan untuk dunia anak-anak untuk perkembangan pendidikan jadi lebih banyak aktivitas pendamping pada anak-anak," jelasnya.
Untuk program kampung dongeng sendiri ada program pelosok negeri ke daerah terpencil dan memberikan seminar dan dongeng. Lalu ada dongeng peduli untuk kita memberikan pendampingan kepada anak didaerah pemukiman becana dan ikut sumbangsih dalam infaqnya untuk membantu anak-anak. Lalu ada dongeng keliling sekolah dan kampung .
Kerjasama juga sudah terjalin antara kampung dongeng dengan Singkawang dengan dinas Kominfo dan Dinas Perpustakan , dan untuk kampung dongeng Singkawang sudah beridiri selama 2 tahun, dan di Indonesia dari 2009.