Deretan Artis Miliki Kisah Sama Seperti Audrey Pontianak, Dijambak Bahkan Dipukuli

Deretan Artis Miliki Kisah Sama Seperti Audrey Pontianak, Dijambak Bahkan Dipukuli. Namun, ternyata tak hanya Audrey yang merasakan dibully...

Penulis: Mirna Tribun | Editor: Mirna Tribun
KOLASE TRIBUNPONTIANAK.CO.ID
Deretan Artis Miliki Kisah Sama Seperti Audrey Pontianak, Dijambak Bahkan Dipukuli 

Deretan Artis Miliki Kisah Sama Seperti Audrey Pontianak, Dijambak Bahkan Dipukuli

Kasus bully dan kekerasan fisik yang dialami oleh Audrey tampaknya menyedot perhatian banyak pihak.

Mulai artis, hingga psikolog turut memberikan dukungan pada Audrey.

Namun, ternyata tak hanya Audrey yang merasakan dibully semasa sekolah, para artis ini juga sempat mengalami hal yang sama.

1. Maxime Bouttier

Tak menyangka jika artis tampan ini sempat menjadi bulan-bulanan semasa sekolahnya.

Dilansir oleh Cewekbanget.id dari Kompas.com, Maxime sempat menjadi bahan olokan di masa SMP karena saat itu ia berpenampilan 'culun'.

Saat di Bali, Maxime menjadi anak baru yang pindah dari SMP Internasional berbahasa Prancis ke sekolah umum.

Saat itulah ia menjadi bulan-bulanan teman-temannya, namun Maxime akhirnya bisa melawan hingga akhirnya teman-temannya pun tak mengulanginya lagi.

"Ya, pas di sekolah aku pernah sih (jadi bulan-bulanan). Waktu itu aku culun sih, aku masih culun banget, SMP."jelas Maxime.

Baca: Kak Seto Minta Netizen Berfikir Jernih Sikapi Kasus Audrey

Baca: Jenguk Audrey di Pontianak, Youtuber Ria Ricis Bawa Ini Sekoper untuk Audrey, Ternyata Isinya?

Baca: Tak Hanya Audrey, Ketua KPPAD Kalbar Jadi Sorotan Gara-gara Pernyataannya Dituding Bela Pelaku

2. Ria Ricis

Tak disangka, seorang youtuber sukses bernama Ria Ricis juga sempat menjadi korban bully teman sekolahnya.

Bahkan akibat sering dibully, Ria Ricis enggan untuk pergi ke sekolah.

Saat SMP, Ria Ricis mengaku aktif berkegiatan di sekolah namun ada sekelompok teman kelasnya tak tidak suka dengannya.

"Ada satu geng gitu yang enggak suka sama aku dan dia sering menyindir aku. Rasanya jadi enggak nyaman berada di kelas. Puncaknya aku enggaktahan waktu mereka merobek isi binder saat aku lagi ke kantin. Ketika aku kembali ke kelas, keadaan mejaku sudah berantakan banget," cerita Ria Ricis dilansir dari Cewekbanget.id.

"Aku nangis karena sudah enggak tahan, selama ini aku hanya diam saja. Aku sampai titik di mana malas banget dan enggak mau pergi ke sekolah. Aku juga pernah melaporkan ke guru BK, tapi setelah itu mereka kembali mengulangi perbuatannya. Jadi rasanya, lebih baik aku diamkan saja.” tambahnya.

3. Bianca Jodie

Tak hanya kedua artis ternama itu, seorang penyanyi cantik bernama Bianca Jodie pun sempat menjadi bahan bully teman sekolahnya.

Dilansir oleh Cewekbanget.id dari Tribunnews.com, Bianca bercerita bahwa ia dibully karena parasnya yang jelek saat itu.

"Jadi aku tuh SD enggak punya teman. Paling teman di SD itu cuma dua saja."

"Aku di-bully karena jelek. Aku tuh sering banget dijambak, dipukul gitu waktu SD. Dulu aku item soalnya aku mainnya di sawah. Aku item dan pakai kacamata bulat." jelas Jodie dilansir oleh Cewekbanget.id dari Tribunnews.com.

4. Tulus

Siapa yang tak kenal Tulus, ya dia merupakan penyanyi solo yang terkenal.

Saat sekolah, Tulus pun mengaku sempat menjadi bahan bully teman-temannya hingga kisah itu ia ceritakan melalui lagunya yang berjudul "Gajah".

Bully seperti yang dialami oleh Audrey dan para artis itu pastinya menyimpan luka hingga mereka masih bisa menceritakan dengan jelas penderitaan yang dialami.

Mungkin sebaiknya Moms harus bisa membimbing Si Kecil agar tak menjadi pelaku bully bagi temannya ya.

5. Prilly Latuconsina

Artis cantik multitalenta ini juga mengalami hal yang sama seperti Audrey alami saat ini.

Prilly cerita dirinya pernah dibully di sekolahnya namun tidak sampai digebukin.

Menurut Prilly, apa yang dialami Audrey sudah kelewat batas.

Karenanya, bila hal tersebut terjadi padanya, dia akan melawan sekuat tenaga.

Dulu, perempuan berdarah Ambon-Sunda itu sering dibully karena bentuk badannya.

Tapi Prilly selalu beraksi dan marah saat mendapat perlakuan kurang mengenakkan itu.

Prilly pun punya cara sendiri untuk menghindari praktik bullying.

Salah satunya adalah jangan terlihat lemah di depan orang lain.

Kasus dugaan penganiayaan siswi SMP Pontianak, Audrey (14) menjadi sorotan banyak pihak.

Apa yang menimpa korban, membuat banyak orang bersimpati bahkan melakukan berbagai aksi khususnya di media sosial.

Tagar JusticeForAudrey yang trending di Twitter, Selasa (9/4/2019) menjadi bentuk simpati para netizen atas apa yang menimpa korban.

Seiring berjalannya waktu, fakta baru kasus pengeroyokan siswi SMP Pontianak, Au (14) terungkap.

Fakta-fakta itu Tribun himpun dari berbagai nara sumber yang terkait dengan kasus pengeroyokan siswi SMP Pontianak.

Baca: Hasil Visum Siswi SMP Pontianak Korban Pengeroyokan, Kapolresta Dua Kali Sampaikan Soal Organ Vital

Berikut fakta-fakta terbaru kasus pengeroyokan siswi SMP Pontianak yang Tribun himpun:

1. Orangtua Terduga Pelaku Pernah Pinjam Uang Korban

Kapolresta Pontianak, Kombes M Anwar Nasir mengatakan, terjadinya perkelahian antara korban dan pelaku terjadi pada 29 Maret 2019.

Lokasinya tepat di kawasan belakang Pavilion Informa, Jalan Sulawesi, Pontianak, sekitar pukul 14.30 WIB.

Menurut Kapolresta, perkelahian terjadi karena satu di antara mantan pacar pelaku adalah pacar dari sepupu korban.

Tak hanya itu, satu di antara orang tua terduga pelaku pernah meminjam uang kepada korban sejumlah Rp 500 ribu dan sudah dikembalikan namun sering diungkit.

Selengkapnya baca di sini: Kapolresta Pontianak Jelaskan.....

2. Terduga Pelaku Diancam Bunuh

Terduga pelaku pengeroyokan siswi SMP Pontianak mengalami trauma berat akibat ancaman dari oknum.

Tak hanya itu, ada juga yang mengancam akan menyekap, bahkan menusuk kemaluan mereka.

Keluarga terduga bahkan mendatangi Kantor KPPAD Kalimantan Barat guna meminta perlindungan.

Hal itu disampaikan Ketua KPPAD Kalbar, Eka Nurhayati kepada Tribun, Rabu (10/5/2019).

"Sangsi sosialnya sampai ada yang mengancam ingin menusuk kemaluan mereka. Ada yang ingin membunuh, ada yang ingin menyekap, ancaman itu bertubi-tubi mereka terima. Jadi dalam hal ini mereka ingin meminta perlindungan yang sama," kata Eka.

Eka menjelaskan, pelaku dan terduga korban sama-sama berhak mendapat perlindungan dari KPPAD sesuai Undang-undang yang berlaku.

"Karena dalam Undang-undang menjelaskan, pelaku juga memiliki hak dilindungi di sini. Itu yang sedang kita rundingkan," katanya.

Eka mengatakan, terkait fakta-fakta, nanti pelaku sendiri yang akan menjawab.

Berita selengkapnya di sini: Para Terduga Dapat Tekanan...............

3. Perut Korban Jadi Sasaran

Penganiayaan terjadap korban terjadi setelah dijemput D menuju rumah P.

Dari rumah P, korban keluar menggunakan roda dua dan diikuti dua sepeda motor yang pengendaranya tidak dikenal korban.

Setelah sampai di Jalan Sulawesi, korban dicegat.

Tiba-tiba dari arah belakang, terduga pelaku, E menyiram air dan menarik rambut korban sehingga terjatuh.

Setelah korban terjatuh, E menginjak perut korban dan membenturkan kepala korban ke aspal.

Setelah itu, korban melarikan diri bersama P menggunakan sepeda motor.

Namun korban dicegat kembali oleh saudari T dan saudari L di Taman Akcaya yang tidak jauh dari TKP pertama. 

Setelah itu, korban dipiting oleh T. Selanjutnya L menendang pada bagian perut korban.

Namun saat kejadian itu dilihat warga sekitar, sehingga pelaku melarikan diri.

Kronologi ini disampaikan Kasat Reskrim Polresta Pontianak, Kompol Muhammad Husni Ramli berdasarkan informasi sementara yang dihimpun pihaknya.

Baca selengkapnya kronologi pengeroyokan di sini: Perut Korban Dua Kali Jadi Sasaran.....

Kapolda Kalbar Irjen Didi Haryono saat menjenguk korban dan ibu korban di Rumah Sakit Promedika Pontianak, Jalan Gusti Sulung Lelanang, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (10/4/2019) siang. Kapolda memastikan berdasarkan pemeriksaan kesehatan tidak ada kerusakan pada bagian vital korban seperti yang viral di media sosial.
Kapolda Kalbar Irjen Didi Haryono saat menjenguk korban dan ibu korban di Rumah Sakit Promedika Pontianak, Jalan Gusti Sulung Lelanang, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (10/4/2019) siang. Kapolda memastikan berdasarkan pemeriksaan kesehatan tidak ada kerusakan pada bagian vital korban seperti yang viral di media sosial. (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ DESTRIADI YUNAS JUMASANI)

4. Peran Pelaku 

Pelaku pengeroyokan siswi SMP Pontianak, Au (14) diduga dilakukan tiga orang.

Terduga pelaku ini punya peran berbeda-beda namun semua mengarah pada tindakan kekerasan fisik.

Seperti disampaikan Kasat Reskrim Polresta Pontianak, Kompol Muhammad Husni Ramli, terduga pelaku adalah T, E dan L.

E menjadi terduga pertama yang melakukan kekerasan fisik terhadap korban dengan menyiram air dan menarik rambut korban sehingga terjatuh dari sepeda motor.

Kemudian ada E yang menginjak perut korban dan membenturkan kepala korban ke aspal.

Setelah itu, ada terduga pelaku lainnya, L yang menendang bagian perut korban. Sementara T memiting korban.

5. Korban Siswi Berprestasi

Siswi SMP korban pengeroyokan, Au merupakan anak baik yang jauh dari masalah di sekolah.

AU juga tidak pernah terlibat masalah di lingkungan sekolahnya.

Karena dikenal tak pernah tersangkut masalah, AU juga tak pernah menghadap ke guru Bimbingan Konseling atau BK.

Selain jauh dari masalah, AU juga dikenal sebagai siswi yang cerdas di lingkungan sekolahnya.

Bahkan menurut pengakuan sang kepala sekolah, AU selalu masuk urutan 5 besar di setiap kelasnya.

Selain itu, AU juga aktif di sekolah dengan mengikuti banyak kegiatan ekstrakurikuler.

6. Hasil Visum

Hasil visum siswi SMP Pontianak korban pengeroyokan disampaikan Kapolresta Pontianak, Kombes M Anwar Nasir, Rabu (10/4/2019).

Menurut Kapolresta, hasil pemeriksaan visum dikeluarkan Rumah Sakit Pro Medika Pontianak hari ini, Rabu 10 April 2019.

M Anwar Nasir mengatakan, dari hasil visum diketahui jika tak ada bengkak di kepala korban.

Kondisi mata korban juga tidak ditemukan memar. Penglihatan korban juga normal.

Lebih lanjut Kapolresta mengatakan, untuk telinga, hidung, tenggorokan (THT) tidak ditemukan darah.

"Kemudian dada tampak simetris tak ada memar atau bengkak, jantung dan paru dalam kondisi normal," katanya.

Kondisi perut korban, sesuai hasil visum tidak ditemukan memar. Bekas luka juga tidak ditemukan.

"Kemudian organ dalam, tidak ada pembesaran," jelasnya.

Selanjutnya Kapolresta menyampaikan hasil visum alat kelamin korban.

Menurut Kapolresta, selaput dara tidak tampak luka robek atu memar. Anwar mengulangi pernyataannya terkait hal ini.

"Saya ulangi, alat kelamin selaput dara tidak tampak luka robek atu memar," katanya.

Hasil visum juga menunjukkan kulit tidak ada memar, lebam ataupun bekas luka.

"Hasil diagnosa dan terapi pasien, diagnosa awal depresi pasca trauma," ungkap Kapolresta.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved