Dwi Fajar Saputri Merasa Beruntung Bisa Jadi Peserta ITTEP 8-STOLS di Jepang

Dwi Fajar Saputri adalah Dosen di IKIP PGRI Pontianak yang beruntung bisa menjadi perwakilan kampus sekaligus Kalimantan Barat

Penulis: Anggita Putri | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Dwi Fajar Saputri Saat menikmati weekend di Taman Jepang,saat mengikuti program ITTEP 8 (Institutes of Teacher Training and Education Personel) - STOLS (Short Term on Lesson Study) di Jepang. 

Dwi Fajar Saputri Merasa Beruntung Bisa Jadi Peserta ITTEP 8-STOLS di Jepang

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Dwi Fajar Saputri adalah Dosen di IKIP PGRI Pontianak yang beruntung bisa menjadi perwakilan kampus sekaligus Kalimantan Barat untuk mengikuti program ITTEP 8 (Institutes of Teacher Training and Education Personel) - STOLS (Short Term on Lesson Study

STOLS adalah program Indonesia yang bekerjasama dengan pihak Jepang dalam program ITTEP.

Tujuan dari pelaksanaan STOLS ini agar pelaksanaan Lesson Study dan pembinaan kompetensi dosen LPTK lebih meningkat dan berlanjut.

Ditjen Sumber Daya Iptek dan Dikti bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk melaksanakan suatu program yang dinamakan Short Term Training on Lesson Study (STOLS) di Jepang.

Baca: Ramalan Zodiak Capricorn, Aquarius & Pisces Hari Ini Rabu 3 April 2019: Asmara, Karier & Kesehatan

Baca: Ketua DPD PSI Landak Tegaskan Akan Pecat Oknum Caleg PSI Yang Terlibat Kasus Penggelapan Uang

Baca: STREAMING Malaysia Open Rabu 3 April 2019, Marcus/Kevin Hadapi Ganda Putra Terbaik Taiwan Jam 12.00

Lesson Study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan
prinsip-prinsip kolegialitas dan mutual learning untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan membangun learning community.

Dari 246 pendaftaran program STOLS yang lulus 24 orang untuk tahap wawancara, setelah itu lulus seleksi 12 orang yang di berangkat kan dari 12 Universitas seluruh Indonesia, satu diantaranya dosen IKIP PGRI Pontianak Dwi Fajar Saputri.

Dwi menceritakan bahwa saat di Jepang,ia mengunjungi beberapa sekolah dan Universitas.

"Beberapa sekolah yang saya kunjungi yaitu, SD dan SMP di kota Ushiku (Prefektur Ibaraki) kota Yachiyo (Prefektur Chiba), kota Fuji (Prefektur Shizuoka), kota Chigosaki (Prefektur Kanagawa)," ujar Dwi kepada Tribun Pontianak, rabu (3/4/2019).

Kegiatan yang dilakukan saat berkunjung yaitu mengobservasi pembelajaran siswa dan melihat praktek lesson study di sekolah dan kebijakan dinas pendidikan dalam pelaksanaan lesson study for learning community di sekolah.

Lalu setelah itu, Dwi bersama 12 orang dari 12 Universitas di Indonesia mengunjungi 2 Universitas yaitu Universitas Gakuhuin dan Universitas Tokyo.

Ia bersama teman lainnya berkesempatan menikmati program di Jepang untuk belajar selama tiga minggu.

"Berangkat dari Jakarta itu tanggal 16 Februari kemudian Hongkong nyampenya tanggal 17, Februari" ujarnya.

Setelah sampai ia berserta rombongan langsung dijemput dan menginap di gedung JICA. Para peserta STOLS ini pun berkesempatan berkunjung ke 4 provinsi atau prefektur di Jepang.

Dwi mengatakan saat pergi ke SD dan SMP di Jepang para peserta mengamati pembelajaran yang ada di Jepang.

"Kita mengamati bagaimana siswa belajar di kelas, sampai program-program sekolahnya itu apa saja yang ada di Jepang, kalau di universitas itu kita dapat materi tentang bagaimana pelaksanaan dan ilmu-ilmu tentang lesson study," imbuhnya.

Selama di Jepang Dwi dan peserta lainnya menggunakan bahasa Indonesia, dan punya translatter orang Jepang.

Setiap penyampaian materi pakai bahasa Jepang, terus ditraslatekan dalam bahasa Indonesia.

"Kita bertanya juga dalam bahasa Indonesia baru ditranslate kan ke bahasa Jepang," ucapnya.

Lebih lanjutnya Dwi mengatakan banyak pengalaman menarik yang ia temukan ketika kunjungan ke salah satu sekolah yaitu di SD.

"SD disana ada untuk anak berkebutuhan khusus
jadi ternyata di Jepang itu ada kelas khusus anak berkebutuhan khusus, mereka benar-benar memfasilitasi anak berkebutuhan khusus dan satu sekolah lagi ada juga yang bercampur antara anaknya yang normal dan anak berkebutuhan khusus," pungkasnya.

Dwi melihat secara siswanya diperhatikan mereka saling peduli terhadap teman-temannya. Pengalaman berharganya bagaimana ia bisa melihat mereka belajar dengan memperhatikan kawan-kawannya dan belajar bersama kawan-kawan lainnya.

Setelah berkunjung kesekolah dan Universitas, Dwi mengatakan bahwa sistem pendidikan di Jepang menggunakan sistem colaboratif Learning.

"Belajarnya secara sama-sama. Jadi mereka itu pertama individu dari individu kelompok kemudian presentasi kelompok," ujarnya.

Jadi secara kelompok learning memang terlihat, Jadi kenapa Lesson Study mengatamati siswa belajar, dan siswa belajar disana tidak ada 1 orang siswa pun yang dibiarkan, jadi pembelajarannya bersama collaborative learning .

Kalau di Universitas, ia mengatakan lebih kepada kegiatan sharing lesson study .

Selain pengalaman menarik saat mengikuti program, Dwi juga berkesempatan untuk menikmati indahnya negara Jepang.

Ia menceritakan untuk pengalaman menarik di luar program di Jepang itu berkenaan transportasinya disana yang menggunakan kereta api, dan jalan kaki berjam-jam.

"Pas libur sabtu dan minggu wekeend kita pergi ke taman Hachiko , dari gedung JICA ke taman sekitar 24 km dan itu jalan kaki dari gedung JICA ke sana, dan melewati satu taman Yuogi itu ternyata di sana pas ada bunga Sakuranya itu yang paling berkesan," imbuhnya.

Setelah pulang dari Jepang Dwi bersama peserta lainnya mempunyai program untuk diterapkan di Indonesia yaitu ada satu sekolah yang dibina untuk menerapkan lesson study yang akan ditularkan ke sekolah di Pontianak.

Di Pontianak ini juga sudah ada namanya Lesson Study Club (LSC). LSC adalah suatu komunitas yang anggotanya berkomitmen untuk menyebarkan lesson study di Kalbar.

Jadi Kalbar itu punya 5 Universitas di LSC, yaitu Muhammadiyah, IKIP PGRI, UNU, Untan, dan STKIPS Singkawang.

"Kareap LS sudah berkembang,ketika saya pulang lebih berkembang karena kita di backup dari LSC 5 Universitas di Kalbar," ujarnya.

Untuk sekolah Project Lesson Studinya adalah SD Negeri 34 Pontianak kota. Dari tim PKM IKIP PGRI bersama LSC Kalbar berkolaborasi membangun sekolah Project nya.

"Jadi gurunya yang ngajar nanti, jadi kita hanya memberikan ilmunya kepada guru, dan guru disekolah tersebutlah yang menerapkan ilmunya," tutupnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved