Hasrat Bertemu Buah Hati Tinggal Kenangan, Kakek 80 Tahun Meninggal Dunia di Kapal
Seorang kakek berinisial A yang berusia 80 tahun meninggal dunia di dalam motor air (kapal klotok-red) di Jalan Brigjen Katamso, Sungai Durian.
Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Rizky Zulham
Hasrat Bertemu Buah Hati Tinggal Kenangan, Seorang Kakek Meninggal Dunia di Kapal
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Seorang kakek berinisial A yang berusia 80 tahun meninggal dunia di dalam motor air (kapal klotok-red) di Jalan Brigjen Katamso, Sungai Durian, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang, Kamis (28/3/2019) sekitar pukul 11.00 WIB.
Kapolsek Sintang Kota, Iptu Harjanto saat dikonfirmasi mengatakan bahwa saat meninjau ke lokasi memang kakes tersebut sudah dalam keadaan meninggal dunia, dan kakek tersebut diketahui berasal dari Desa Kebiau Baru.

"Dugaan sementara korban meninggal dunia karena sakit sesak nafas yang dialaminya. Kita coba hubungi keluarga korban yaitu anaknya, karena informasinya dia datang ke Sintang mau ketemu anaknya dan mau berobat," jelasnya.
Baca: Tahanan Curanmor Meninggal Dunia, Dua Anggota Polsek Marau Sanggupi Tanggul Kematian
Baca: Ustadz Abdul Somad Ungkap Detik-detik Ibunda Meninggal Dunia, Persis Seperti Ucapan Mak Selama Ini
Baca: Deretan Artis Top Meninggal Karena Infeksi Paru-paru, Penelitian: Salah Satu Penyebabnya Ngupil
Kapolsek menjelaskan bahwa diketahui A (80) berangkat dari Dusun Kebiau, Desa Kebiau Baru, Kecamatan Sintang sekitar pukul 09.00 tadi pagi menuju ke Kota Sintang dengan menggunakan kapal klotok untuk bertemu anaknya.
"Kabarnya korban mau bertemu anaknya yang ada di Sintang dan berencana mau berobat ke rumah sakit. Namun di perjalanan korban mengalami sesak nafas hingga meninggal di dalam kapal klotok tersebut," terangnya.
Mendapatkan informasi dari warga, Anggota Polsek Sintang mendatangi TKP di Lanting atau Steher, Jalan Brigjen Katamso, Kapuas Kanan Hulu, Sungai Durian, Kabupaten Sintang tempat ditemukannya mayat korban.
Setibanya di TKP Anggota Polsek Sintang Kota langsung mengamankan TKP dan anggota dibantu oleh warga yang berada di TKP membawa mayat korban ke rumah anaknya di Jalan Aji Melayu, Gang Karya 3.
Gempa Guncang Sintang
Gempa dengan magnitudo 3.1 mengguncang satu wilayah di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar), Rabu (27/3/2019).
Gempa tersebut dipastikan tidak berpotensi tsunami.
Informasi tentang gempa tersebut disampaikan pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui website, bmkg.go.id, Rabu (27/3/2019).
Berikut rilis Kepala Stasiun Geofisika Balikpapan terkait gempa tersebut:
• Hari Rabu, 27 Maret 2019, pukul 05:40:14 WIB wilayah Sintang dan sekitarnya diguncang gempabumi tektonik.
Hasil analisis BMKG menunjukan gempabumi ini memiliki kekuatan M=3.1.
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 0.08 LU dan 111.92 BT, atau tepatnya berlokasi di darat 48.63 km Timurlaut Sintang-KALBAR pada kedalaman 5 km. (Klick: http://www.bmkg.go.id/gempabumi/gempabumi-dirasakan.bmkg)
• Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas Sesar lokal.
• Dampak gempabumi berdasarkan informasi dari masyarakat Dirasakan I-II MMI di Sintang-KALBAR.
Di daerah tersebut, guncangan gempabumi dirasakan oleh beberapa orang.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.
Hasil pemodelan menunjukan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami.
• Terkait dengan peristiwa gempabumi yang baru saja terjadi, hasil monitoring BMKG belum menunjukan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
Masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
• Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (inatews.bmkg.go.id atau www.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg.
Balikpapan, 27 Maret 2019
Kepala Stasiun Geofisika Balikpapan
Mudjianto
NIP. 196312241990031002
Gempa 5,1 Magnitudo Guncang Kalteng dan Kalbar
2016 silam, gempa pernah terjadi di Pulau Kalimantan yakni Kalteng dan Kalbar.
Berawal dari gempa berkekuatan 5,1 magnitudo mengguncang Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah, Jumat (24/6/2016) pukul 07.41 WIB.
Berdasarkan data dari situs resmi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa itu terjadi di kedalaman 10 kilometer, tepatnya di koordinat -2.77 Lintang Selatan dan 110.09 Bujur Timur.
Lokasi gempa berada pada posisi 128 kilometer arah barat daya, Kabupaten Sukamara.
Dalam akun twitter nya juga BMKG menuliskan gempa tersebut dirasakan hingga wilayah Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar).
Gempa tersebut dipicu oleh sesar aktif, sehingga gempa bumi tektonik menggungcang kuat daerah Kendawangan.
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG kala itu, Daryono mengatakan, hasil analisis BMKG menunjukkan efek gempabumi yang didasarkan oleh Peta Tingkat Guncangan (shake map) menunjukkan bahwa wilayah terdampak gempabumi di Kota Kendawangan mengalami intensitas V-VI MMI (III SIG-BMKG).
“Artinya getaran dirasakan oleh semua penduduk, kebanyakan orang terkejut dan lari keluar,” tulis Daryono dalam akun Twitter-nya, Jumat (24/6/2016) silam.
Selain itu, dampak guncangan gempa bumi itu juga bisa menyebabkan kerusakan ringan pada rumah.
Berdasarkan laporan, banyak warga yang sempat panik dan berlarian keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
“Laporan terbaru menyebutkan terjadi kerusakan ringan padabeberapa bangunan rumah di Kendawangan sebagai dampak gempa bumi ini,” katanya.
Hasil analisis BMKG juga menunjukkan bahwa berdasarkan kedalaman hiposenternya yang cukup dangkal menunjukkan bahwa gempa bumi ini disebabkan oleh aktivitas sesar aktif.
Karena hiposenter berada di kedalaman 10 kilometer, maka gempa bumi ini disebut sebagai gempa bumi dangkal sehingga wajar jika guncangan gempa bumi ini dirasakan cukup kuat di Kota Kandawangan dan sekitarnya yang lokasinya paling dekat dengan pusat gempa bumi.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dibangkitkan oleh sesar aktif.
Kondisi ini sesuai dengan data geologi setempat yang menunjukkan bahwa di daerah ini terdapat struktur tektonik berupa lipatan, sesar, dan kelurusan.
Lipatan umumnya berarah timur-barat.
Sementara itu, di zona ini sistem sesar tidak berkembang dengan baik, hanya berupa sesar-sesar mikro yang umumnya berarah timur-barat.
Kelurusan umumnya juga berarah timur laut-barat daya dan barat-timur.
Berdasarkan monitoring BMKG hingga penjelasan ini disampaikan, sudah terjadi satu kali gempabumi susulan.
Baca: GEMPA Bumi Guncang Sintang, Warga Singkawang Pernah Rasakan Gempa yang Lebih Besar
“Kepada masyarakat Kandawangan dan sekitarnya, diimbau agar tetap tenang sambil mengikuti arahan BPBD dan BMKG, serta tidak terpancing isu karena gempabumi susulan yang terjadi kekuatan semakin kecil dan tidak ada potensi akan terjadinya gempabumi yang lebih besar,” tulis Daryono kala itu. (*)