Liputan Khusus

Duka Gadis Pontianak Korban Pernikahan dengan Pria Luar Negri, Bermimpi Bahagia Berujung Nestapa

Duka Gadis Pontianak Korban Pernikahan dengan Pria Luar Negri, Bermimpi Bahagia Berujung Nestapa

Penulis: Ferryanto | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/FERRYANTO
Duka Gadis Pontianak Korban Pernikahan dengan Pria Luar Negri, Bermimpi Bahagia Berujung Nestapa 

Duka Gadis Pontianak Korban Pernikahan dengan Pria Luar Negri, Bermimpi Bahagia Berujung Nestapa

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gadis Pontianak, Ava dinikahkan orangtuanya dengan seorang pria asal Taiwan saat dirinya berumur 18 tahun.

Pernikahan Ava dengan lelaki idaman, semula berjalan sebagaimana mestinya.

Sekitar dua belas tahun pernikahan itu berjalan dan tak ada cerita maupun tanda hal buruk akan terjadi.

Semua itu berubah setelah saat usia Ava hampir 30 tahun, sang suami sengaja membanya pulang ke Pontianak dalam keadaan depresi berat.

Setelah mengembalikan Ava ke Pontianak, sang suami tak pernah lagi muncul hingga saat ini.

Ava sempat sembuh dan kembali ke rumahnya. Beberapa pekan kemudian, depresinya kumat sehingga harus dirawat di rumah sakit jiwa.

Tribunpontianak.co.id, bertemu dengan Amuk, sang bibi yang menceritakan kisah sedih Ava.

Amuk mengatakan, saat ini keponakannya berusia sekitar 35 tahun.

Ava depresi berat akibat perlakuan buruk dari sang suami. Selain itu, anak kandung Ava juga meninggal dunia saat kecelakaan.

"Suaminya itu sering kasar, mabuk-mabukkan. Pas si suami mabuk, dia bonceng anaknya pakai motor, lalu kecelakaan. Anaknya meninggal, suaminya ndak," kata Amuk kepada Tribun, Jumat (15/3/2019).

Meninggalnya anak Ava membuat dirinya semakin terbenam dalam kesedihan. 

Kebahagiaan yang dicita-citakan dari pernikahan berakhir tak sesuai keinginan.

"Setelah anaknya meninggal, dia juga tambah stres, tambah lagi dikasarin sama suaminya," kata Amuk.

Perlakuan kasar suami juga dirasakan gadis Pontianak lainnya, Ju.


Ju merupakan satu di antara remaja asal Pontianak yang menikah dengan warga Tiongkok atas prakarsa mak comblang.

Mak comblang ini yang mempertemukan Ju dengan warga Tiongkok.

Keluarga juga menerima sejumlah uang dari pria asal Tiongkok ini.

Sebelum pernikahan dilangsungkan, keduabelah pihak juga membuat perjanjian di atas materai.

"Asal sama keluarga, kumpul lagi walaupun cuman makan bubur sehari-hari. Asal hati kita senang, jadi bisa bahagia," kata Mi Tjau yang berharap pemerintah bisa membantu mengembalikan akanya ke Indonesia.

Kondisi perekonomian keluarga Atu dan Mi Tjau memang memprihatinkan.

Pasangan dengan tiga anak ini tinggal di rumah kayu sederhana. Atap rumah terlihat berlubang-lubang.

Kondisi Atu tampak kurus. Wajahnya pucat dan dirinya semakin sakit-sakitan saat mengetahui sang putri tercinta disiksa oleh suaminya.

Terlebih, kabar terakhir yang mereka terima, Ju berada di kantor polisi.

Harapan Atu dan Mi Tjau agar anak mereka segera pulang semakin besar.

Sejak mengetahui sang anak disiksa, Mi Tjhau mengaku tak pernah tidur nyenyak.

Mi Tjau mengakui, pernihakan Ju dengan warga Tiongkok lantaran terpaksa karena desakan ekonomi.


Sang anak ingin berbakti kepadanya.

Dengan menikahi warga Tiongkok, sang anak berharap dapat membantu meningkatkan perekonomian keluarga.

"Dia kemarin mau menikah dengan orang sana itu karena pengen bahagiakan orangtua. Dia itu mau bahagiakan orangtua, tapi ternyata apa, orang sana bohong," sesal Mi Tjhau.

Menurut Mi Tjau, Ju merupakan anak yang sangat baik dan berbakti.

Sebelum menikah dan menetap di Tiongkok, Ju sempat bekerja di Jakarta.

Selama bekerja di Jakarta, Ju rutin mengiriminya uang.

Bahkan, Ju berniat merenovasi rumah mereka.

"Pas dia di Jakarta kemarin, dia menyisihkan uang untuk dirinya hanya Rp 200 ribu. Sisa gajinya dikasi ke orangtua. Bapaknya kan sakit, dia yang bantu kirim uang. Dia juga punya angan-angan betulkan rumah," ungkapnya.

Diungkapkan Mi Tjau, anaknya ikut tergoda dengan iming-iming yang disampaikan mak comblang.

Mak comblang datang ke rumah mereka membawa dua orang pria asal Tiongkok yang satu di antaranya Cheng Liu Yang yang belakangan menjadi suami Ju.

Pria Tiongkok ini dengan sopan berkenalan dengan Mi Tjau dan suaminya Atu.

Saat itu, kata Mi Tjau, pria Tiongkok itu sangat baik pada dirinya dan keluarganya.

Bahkan Mi Tjau sempat diboyong ke Tiongkok mengunjungi rumah sang calon menantu.

Di Tiongkok Mi Tjau bertemu dengan sanak keluarga Cheng Liu Yang.

Keluarga besar calon menantunya sangat baik kala itu.

Namun, kondisi berbeda terjadi saat Mi Tjau kembali ke Indonesia.

Ju yang ditinggalkan sendiri di Tiongkok hidup penuh siksaan.

Melalui saluran telepon atau media sosial, Ju kerap mengeluhkan perlakuan kasar yang ia terima setiap hari dari suaminya.

"Udah ndak terhitunglah berapa banyak dia dikasarin dan dipukul. Dia sering telepon, sering kirim pesan suara. Dia dipukul suaminya, sering dimarah-marah, ndak pernah dikasi uang juga. Malahan uang kerja anak saya juga diambil sama suaminya," ungkap Mi Tjau.

Kesedihan Mi Tjau semakin menjadi saat Ju mengirimkan foto lebam di tubuhnya akibat dianiaya sang suami.

"Kepada pemerintah dan duta besar, saya mohon bisa memberikan bantuan kepada anak saya. Bebaskan anak saya dan dipulangkan. Cepat pulang nak, ingin berkumpul lagi sama sama. Susah senang, saya ingin sama-sama, apalagi bapak sakit-sakitan," harap Mi Tjau.

Dari penelusuran Tribunpontianak.co.id, ada harga mahal yang harus dibayar oleh WNA Tiongkok atau Taiwan saat hendak mempersunting warga Pontianak ini.

Pihak keluarga si gadis akan menerima uang mahar Rp 25 juta hingga Rp 40 juta.

Pria asal Tiongkok dan Taiwan juga menyasar remaja berusia 15-16 tahun.

Saat mengurus dokumen seperti paspor, nama si gadis sengaja diganti.

Ada tiga mak comblang yang kerap beraksi di wilayah Pontianak.

Dua berasal dari Jakarta dan seorang berasal dari Tiongkok.

Sejumlah warga yang ditemui Tribunpontianak.co.id, mengaku pernah diiming-imingi kehidupan layak oleh mak comblang jika anak mereka mau dijadikan istri dan diboyong ke Taiwan atau Tiongkok.

Adalah Lili (20), gadis yang nyaris diboyong pria asal Tiongkok.

Beruntung sang ibu, Ati (39), menolak lamaran si pria dan iming-iming mak comblang.

Pada Mei 2018, mak comblang membawa dua pria asal Tiongkok yang mencari istri di RW 28.

Mak comblang memperkenalkan si pria dengan Lili dan ibunya Ati.

Untuk memikat keduanya, diaturlah sebuah jamuaan makan.

“Sempat diimingi-imingi mak comblang akan memperbaiki kondisi ekonomi,” ujar Ati, Jumat (15/3/2019).

Selain dijanjikan mahar yang tinggi, mak comblang juga mengatakan sang putri dan calon suami akan mengirimkan uang setiap bulannya.

Bahkan, dirinya ditawari untuk datang langsung ke Tiongkok melihat kehidupan sang calon suami.

Tawaran ini tak digubris Ati. Ia mengaku khawatir bila jauh dari sang putri.

Diakui Ati, awalnya Lili hendak menerima tawaran si pria Tiongkok dan mak comblang.

Alasan Lili hendak membantu perekonomian keluarganya.

"Saya lihat ndak pas. Saya mikir, kalau anak saya jauh, gimana nanti kalau saya sakit. Dia tak bisa pulang jenguk saya. Kalau mau jenguk, dia susah karena jauh. Apalagi ini di luar negeri," kata Ati.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved