Yenny Wahid Jelaskan Tentang Unsur Penting NU Dalam Berbangsa dan Bernegara
Istighosah Qubro ini mengangkat tema “Gerakan Ibu Bangsa Kalimantan Barat untuk Keberlanjutan Pembangunan Nasional”. Minggu (17/03/2019)
Penulis: Syahroni | Editor: Tri Pandito Wibowo
Yenny Wahid Jelaskan Tentang Unsur Penting NU Dalam Berbangsa dan Bernegara
Citizen Reporter Mahasiswi IAIN Pontianak, Siti Maulida
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBU RAYA- Pengurus Wilayah Muslimat Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat menghadirkan Yenny Wahid dalam acara Istighosah Qubro yang di selenggarakan di Qubu Resort Kubu Raya. Istighosah Qubro ini mengangkat tema “Gerakan Ibu Bangsa Kalimantan Barat untuk Keberlanjutan Pembangunan Nasional”. Minggu (17/03/2019).
Dalam hal ini putri Gus Dur yang bernama lengkap Zanubah Arifah Hafsah memberikan Tausiah Kebangsaan yang bertema gerakan ibu bangsa Kalimantan Barat untuk keberlanjutan pembangunan nasional. Ia memberikan pemahaman mengenai alasan kenapa warga NU harus perduli dengan politik, demi terwujudnya keutuhan berbangsa dan bernegara. Ia menganjurkan kepada Ibu-Ibu Muslimat NU untuk memberikan support kepada para Ulama NU yang sedang berjuang menjaga keutuhan NKRI.
Ia memaparkan mengenai Unsur Nahdlatul Ulama yang harus diketahui oleh masyarakat nahdliyin khususnya Ibu-Ibu Muslimat NU.
Baca: PW Muslimat Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat Gelar Istighosah Qubro
Baca: Yenny Wahid Minta Muslimat Nahdlatul Ulama Tentukan Sikap Politik
Baca: Kalbar 24 Jam - Sultan Pontianak Dukung Prabowo, Sopir Truk Hantam Tugu PKK, Kebakaran di Jeruju
“Jadi bu, unsur NU itu ada dua yaitu unsur Aqidah yang merupakan Aqidah Ahlu sunnah waljamaah, dan yang kedua adalah unsur Fikrah, na kalau unsur fikrah ini kita memiliki fikrah yang berbeda dengan jamiiyah lainya bu, yaitu fikrah ahlu sunnah wal jamaah annahdliyah” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa unsur Fikrah itu meliputi tawazun yang artinya seimbang, artinya warga nahdliyin tidak terlalu ke kanan dan tidak terlalu ke kiri pemikirannya. Kemudin yang kedua adalah tawasut yaitu moderat, jadi warga nahdliyin tidak dianjurkan keras saling mengkafirkan maupun menyalahkan. Kemudian selanutnya tasamuh yang artinya toleransi, dan yang terakhir adalah Itidal yaitu berbuat adil.
“ Harkah atau gerakan NU itu harus diterapkan ya buu. Contoh saja ketika menghadapi hoax, ibu-ibu sudah tau kan kalau hoax dilarang dalam islam. Nah pran ibu-ibu di sini menangkal berita hoax, apalagi hoax yang menimpa kyai kyai kita” jelasnya.
Ia menjelaskan jika harkah (gerakan) anti hoax ini diterapkan oleh Ibu muslimat NU se Indonesia, maka ibu-ibu muslimat menyelamatkan NU. Ia juga berpesan agar Ibu-Ibu Muslimat NU menjaga kedamaian Nusantara, serta berpesan apapun pilihan politiknya , amaliah dan fikrah NU jangan sampai hilang.