Update Korban Tewas Banjir Bandang di Sentani Capai 79 Orang, 43 Lainnya Dilaporkan Hilang

Dari korban tewas, hingga sore ini, pukul 15.00 WIB, sebanyak 72 korban tewas meninggal teridentifikasi di Kabupaten Jayapura

Editor: Dhita Mutiasari
Kompas.com
Proses pencarian korban bencana banjir bandang di Kabupaten Jayapura, Senin (18/3/3019).(dok Humas Polda Papua) 

Terkait dengan penanganan pascabanjir, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan BNPB segera mengevakuasi korban bencana banjir bandang. Prioritas evakuasi bertujuan untuk menghindari bertambahnya jumlah korban meninggal duni dan luka-luka.

Jokowi juga memerintahkan penghijauan dan penanaman kembali hutan di hulu sungai yang bermuara di Danau Sentani.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Doni Monardo telah melaporkan kepada presiden terkait dampak bencana dan penanganan darurat saat ini.

"BNPB dan kementerian/lembaga terkait sudah berada di lokasi untuk memberikan pendampingan dan bantuan kepada pemerintah daerah setempat," ungkap Sutopo.

Baca: Manny Pacquiao Terima Tantangan Terbuka Errol Spence Jr, Duel Petinju Kidal Terbaik Dunia

Baca: Ikatan Keluarga Mahasiswa Kabupaten Ketapang Malang Raya Gelar Latihan Dasar Kepemimpinan

Kapolda Papua Duga Banjir Bandang di Jayapura karena Pembalakan Liar

Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Pol Martuani Sormin mengatakan, banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Jayapura diduga akibat pembalakan liar yang terjadi di kawasan Pegunungan Cykloop.

"Bahkan, akibat pepohonan sudah ditebang oleh oknum yang tidak bertanggung jawab menyebabkan berbagai material, seperti bebatuan dan batang kayu serta lumpur, ikut terseret," kata Martuani di Jayapura seperti dikutip Kompas.com dari Antaranews, Minggu (17/3/2019).

Banjir bandang yang terjadi Sabtu (16/3/2019) malam itu, disebabkan pepohonan di kawasan Cykloop sudah berkurang sehingga saat hujan deras mengguyur kawasan itu dapat menyebabkan banjir.

Martuani mengatakan. Gunung Cycloop merupakan kawasan hutan lindung yang seharusnya dijaga kelestariannya dan bukan sebaliknya ditebangi pepohonannya. 

Oleh karena hutan lindung yang tidak dijaga kelestariannya, saat curah hujan tinggi menjadi penyebab banjir bandang yang bahkan mengakibatkan jatuhnya korban, termasuk harga benda.

“Ke depan diharapkan tidak lagi terjadi pembalakan karena dampak yang ditimbulkan dapat menyebabkan korban jiwa dan harta benda,” kata Irjen Pol Sormin. Banjir bandang yang terjadi Sabtu (16/3/2019) malam mengakibatkan puluhan orang meninggal dunia.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Terus Bertambah, Korban Tewas Banjir Bandang di Sentani Kini 79 Orang dan 43 Hilang  

Yuk Follow Akun Instagram tribunpontianak:

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved