Tahanan Polsek Pontianak Barat Memutuskan Jadi Mualaf, Terkesan Lihat Teman Satu Selnya Salat
“Ini kali pertama tahanan Polsek Barat memutuskan jadi mualaf,” kata Bripka Andi.
Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Didit Widodo
"Saya masuk Islam datang dari hati, ketika saya melihat cara salat teman-teman di tahanan yang rutin," ujarnya. "Tidak ada orang yang memaksa saya, saya masuk Islam atas kemauan sendiri," timpalnya.
Muhammad Rajab mengaku berasal dari Medan, Sumatra Utara, sebelumnya ia bekerja di sebuah koperasi di sekitar Jalan Tabrani Ahmad. "Saya asal dari Medan, merantau sudah dua tahun lebih dan belum berkeluarga," ucapnya. Ia menuturkan tidak ada satupun keluarganya yang keberatan dengan keputusannya memeluk agama Islam. "Keluarga saya sudah tahu kalau saya masuk Islam, tidak ada keluarga saya yang keberatan," ungkapnya.
Usai memeluk agama Islam, Muhammad Rajab menyatakan merasa tenang dan damai di dalam hatinya. "Saya merasa tenang dan bebas ketika masuk Islam, rasanya bisa bernapas leluasa, dan lega," ungkapnya.
Ia mengaku, sebelum masuk Islam perasaannya terasa berat, tidak tahu apa yang harus di pikirkan dan tidak tahu harus melangkah kemana. "Sekarang hidup saya terasa lebih terarah," ucapnya.
Muhammad Rajab mengatakan, di keluarga besarnya 50 persen beragama Islam, dan 50 persen Nasrani. "Kedua orangtua saya Islam, adik bapak saya dan adik mamak saya juga ada yang beragama Islam," ujarnya. Namun dari lima bersaudara kandungnya hanya dia yang masuk Islam.
Ia mengaku selama beragama Islam, sudah mengikuti Tausiyah beberapa kali. "Saya sudah beberapa kali mengikuti tausiyah, saya harap saya bisa istiqomah mempertahankan keislaman saya. Saya akan terus belajar tentang Islam pelan-pelan," pungkasnya.