Densus 88 Amankan Terduga Teroris
Kesaksian Kepala Desa soal Sosok Terduga Teroris yang Diamankan Densus 88 di Kubu Raya Kalbar
Kesaksian Kepala Desa Tentang Sosok Terduga Teroris yang Diamankan Densus 88 di Kubu Raya Kalbar
Penulis: Try Juliansyah | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBU RAYA - Terduga teroris, SS diamankan tim gabungan Densus 88 dan Polda Kalbar di Jalan Arteri Supadio, Kubu Raya Kalimantan Barat, Minggu (10/3/2019) sekitar pukul 15.15 WIB.
Penangkapan SS diduga terkait rencana amaliah perampokan bank di Surabaya guna mencari modal utama untuk melakukan jihad kepada para Thogut.
Terkait penangkapan SS, kepala desa setempat, Musa mengakui ada warganya yang diamankan pihak kepolisian.
Namun demikian, Musa tidak mengetahui kasus warganya tersebut.
"Benar memang ada warga kita yang diamankan, tapi terkait kasusnya teroris saya tidak tahu," kata Musa, Senin (11/3/2019).
Baca: Tim Densus 88 Amankan Pria Terduga Teroris di Kubu Raya
Baca: Cara Para Pemilik Zodiak Mengungkapkan Ketidaksabaran, Mana yang Paling Unik?
Musa mengatakan, SS telah tinggal sejak 1987 ini kesehariannya sebagai kuli bangunan.
Bahkan ia mengaku sebelum diamankan ada keinginan menggunakan jasa warganya tersebut.
Baca: Tim Densus 88 Amankan Pria Terduga Teroris di Kubu Raya
Baca: Akademi Gizi Singkawang Mewisuda 25 Sarjana Program DIII
"Dia inikan ahli ngaci bangunan, jadi kemarin sebelum diamankan itu saya ada niat mau minta tolong dia," katanya.
Menurut Musa, warganya tersebut tidak menunjukan ciri-ciri yang mencurigakan.
Bahkan diakuinya warganya tersebut cukup berbaur dengan masyarakat sekitar.
"Dia ini tidak terlibat dalam jemaah apapun di lingkungan kami, seperti masyarakat biasa saja bergaul juga dengan yang lainnnya. Tertutup juga tidak orangnya," pungkasnya.
Penangkapan SS membuat kaget warga setempat.
Sepupu dari istri SS, Iskandar mengatakan, saat kejadian warga sedang gotong-royong memperbaiki masjid yang berada di depan gang rumah terduga, Minggu (10/3/2019) sore.
Saat diamankan, SS sedang mengendarai sepeda motor bersama istri dan anaknya.
Saat itu anaknya menangis karena dihentikan aparat kepolisian dan membuat warga panik.
"Saat itu polisi dengan mobil penjinak bom menghadang jalan, kemudian anggota yang bersenjata juga ada, cukup ramai yang menghentikan dia ini," ujar Iskandar saat ditemui Tribun.
Ia mengakui saat diamankan tersangka tidak memberikan perlawanan sehingga langsung diamankan polisi.
"Kita semua yang ada disitu kaget, kemudian saya melihat anaknya menangis jadi saya datangi, saya juga sempat bertanya kenapa dia ditangkap tapi tidak diberikan jawaban," katanya.
Diakui oleh Iskandar, terduga ini kesehariannya sebagai kuli bangunan dan biasa ikut ia bekerja.
Bahkan belum lama ini kepada Tribun ia mengakui terduga juga baru pulang dari pekerjaan bangunan di daerah Tayan.
"Selama ini dia ini biasa ikut saya kerja borongan bangunan, belum lama ini dia juga baru dari Simpang Ampar, Tayan ikut teman saya kerja borongan," ungkapnya.
Diakui pula olehnya selama ini SS bersikap seperti masyarakat biasanya dan berbaur dengan yang lain.
Bahkan diakuinya SS juga sering mengunjungi cafe mlliknya sebelum kejadian penangkapan tersebut.
"Selama ini dia orangnya biasa saja, berbaur dengan masyarakat dan berbincang seperti biasanya," kata dia.