'Terbitkan' Kartu Pra Dungu, Rocky Gerung Kritik Wacana Jokowi 'Gaji' Pengangguran
Gagasan ini dilontarkannya saat menghadiri acara Forum Pikiran Akal dan Nalar, pada Selasa (5/3/2019) di Surabaya.
"Seluruh cerita sukses itu, mulai bangun jembatan, infrastruktur, faktanya hanya bisa membuat pertumbuhan ekonomi tak lebih dari 5,1 persen," katanya.
"Padahal, kalau membangun jalan tol, ngumpulin tukang di Jawa untuk membuat jalan, sudah pasti jadi. Bagaimana mungkin, negara mempromosikan prestasinya dengan sekadar membangun jalan tol?" ujarnya.
Pembangunan jalan tol tersebut nyatanya membuat angka pengangguran belum banyak teratasi.
"Ini (pekerjaan membangun jalan tol) pekerjaan sangat teknis. Dan dihasilkan dari hutang. Siapa pun bisa melakukan itu," katanya.
"Pada saat yang sama, jalan tol dibangun, ada data bahwa penganggur terbesar di Indonesia di angka 17-26 tahun. Artinya, mereka yang punya kecemasan adalah para generasi milenial," lanjutnya.
Menurutnya, bukan hanya kalangan milenial, kecemasan serupa dirasakan oleh Emak-Emak.
"Yang bisa membaca kecemasan para milenial ini adalah para Emak-Emak. Jadi, kalau ingin melihat ketidakadilan ekonomi, silakan tatap mata emak-emak," ujarnya.
"Mata emak-emak, pagi-pagi harus menyisakan uang belanja untuk memberikan uang jajan kepada anaknya di esok harinya. Ini yang dirasakan emak-emak. Sehingga, seluruh sukses yang diucapkan oleh petahana adalah pencitraan yang dungu," ujarnya.
Ia pun menjadi sangsi dengan data yang dikeluarkan oleh pemerintah. "Apapun dalil yang dikeluarkan petahana, dibatalkan oleh kasus yang ada di setiap hari. Model semacam ini, ada kemuakan terhadap pencitraan," ulasnya.
Menurutnya, berbeda halnya, kalau dicitrakan dalam satu identitas.

Baca: Gegara Anjing, Putri Ratu Elizabeth Ini Jadi Keluarga Kerajaan Inggris yang Terjerat Hukum
"Sebab, kali ini diidentikkan dengan petinju, pemanah, naik motor gede, jadi raja. Apa yang otentik kalau ganti-ganti terus?" katanya.
Sehingga, pihaknya menegaskan adanya desakan dari arus bawah untuk menyegerakan adanya perubahan.
"Undecided voters menunggu pemerintah baru untuk mewujudkan perencanaan keluarga yang lebih masuk akal," ungkapnya.
"Saya sering disinggung bahwa saya sedang menggelar karpet merah untuk Pak Prabowo. Saya katakan bahwa saya tidak ada urusan dengan warna karpet Pak Prabowo di istana nantinya," ujarnya.
"Kita hanya harus memastikan bahwa karpet itu bisa digelar di istana, dan yang menggelar itu adalah emak-emak. Namun, sebelumnya kita gulung dulu karpet merah yang sudah pudar itu," kata Gerung di sambut riuh tepuk tangan peserta pertemuan.