Mayat Mr X di Ruko

Tak Ditemukan Tanda Kekerasan, Ini Penjelasan Tim Forensik Terkait Temuan Mayat di Jalan Imam Bonjol

Korban ditemukan dalam posisi terlentang dilantai dua dekat jendela dimana disisi kiri dan kanan terdapat spring bed

Penulis: Ferryanto | Editor: Tri Pandito Wibowo
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Ferryanto
Tim INAVIS bersama personel Polres saat masukkan Mayat kedalam Peti. 

Tak Ditemukan Tanda Kekerasan, Ini Penjelasan Detail Tim Forensik Terkait Temuan Mayat di Jalan Imam Bonjol

TRIBUN PONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK- Warga jalan Imam Bonjol di hebohkan dengan penemuan seorang warganya yang bernama Tomi Arya (71) yang ditemukan sudah tak bernyawa dalam kondisi yang mengenaskan didalam lantai 2 rumahnya. Kamis (28/2/2019).

Bripka Agung Utomo, SH, Baur Team Olah TKP, INAFIS Polresta Pontianak yang melakukan pemeriksaan TKP secara mendetail mengungkapkan bahwa Dari hasil pemeriksaan TKP tidak ditemukan tanda tanda kekerasan pada tubuh korban.

"Korban ditemukan dalam posisi terlentang dilantai dua dekat jendela dimana disisi kiri dan kanan terdapat spring bed dan hanya menggunakan guling sebagai alas tidur dan hanya menggunakan celana dalam warna Biru,"ungkapnya.

Baca: Dugaan Polisi Temuan Mayat di Ruko Imbon Sudah Sekitar 1 Bulan

Baca: VIDEO: Temuan Mayat di Jalan Imam Bonjol

Baca: Temuan Mayat di Jalan Imam Bonjol, Polisi Simpulkan Penyebab Kematiannya

Diperkirakan korban mengalami sakit dan kepikunan dengan ditandai ditemukan kotoran tinja dilantai bawah dan atas pada wc/kamar mandi yang belum dibersihkan.

Kemudian pada saat pihaknya membuka pintu lemari es ( kulkas ) makanan yang ada dalam kulkas sudah menghitam, berjamur dan mengeluarkan bau tak sedap.

" ini menandakan sejak kematian korban tidak ada aktifitas dirumah tersebut, serta ditemukan sisa bangkai atau bulu anjing dilantai dasar serta tali pengikat disebabkan anjing mati kelaparan,"jelasnya

Dari hasil analisa kondisi TKP, korban diperkirakan meninggal sekitar satu bulan.

"Kondisi mayat yang sudah meninggal 1 bulan itu dimana terlihat terdapat larva dan sisa belatung yang masih melekat ditubuh korban bagian bawah, serta terdapat serbuk tubuh korban yang mengering akibat dimakan ulat,"ujar Agung.

Ia menerangkan bahwa dalam entomologi forensik, jangka waktu kematian korban dapat terlihat dari sisa belatung dan ukuran belatung pada tubuh korban. Dengan memeriksa pola pertumbuhan larva pada mayat, informasi mengenahi waktu kematian dapat dketahui.

Entomologi dalam forensik terutama digunakan dalam menentukan interval pos-mortem atau waktu kematian. Sejumlah parameter yang digunakan antara lain panjang larva, berat larva, urutan pergiliran kolonisasi spesies serangga yang berbeda pada mayat, tahap perkembangan hingga kondisi cuaca yang terangkum dalam teknik accumulated-degre hour.

Berikut adalah penjelasan Agung terkait waktu kematian dilihat dari proses pembusukannya dari O ( nol ) hari sampai dengan tengkorak.

0 Menit
Kematian secara medis terjadi ketika otak kehabisan supply oksigen

1 Menit
Darah berubah warna dan otot kehilangan kontraksi, isi kantung kemih keluar sendiri tanpa izin

3 Menit
Sel-sel otak tewas secara masal artinya benar-benar berhenti berpikir

4 – 5 Menit
Pupil mata membesar dan berselaput.Bola mata mengkerut
karena kehilangan tekanan darah

7 – 9 Menit
Penghubung ke otak mulai mati

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved