Pilpres 2019
Rocky Gerung Komentari Debat Capres Kedua Jokowi dan Prabowo, Menunggu Paradigma Dipersilangkan
Rocky Gerung Komentari Debat Capres Kedua Jokowi dan Prabowo, Menunggu Paradigma Dipersilangkan
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
Rocky Gerung Komentari Debat Capres Kedua Jokowi dan Prabowo, Mengapa Prabowo Dinilai Menang?
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Pengamat politik Rocky Gerung mengatakan, debat Pilpres kedua secara umum ada kelenturan, karena aturan menjadi lebih longgar.
Tapi akibatnya orang mengingat apa yang dipelajari dalam latihan debat. Angka segala macam, yang sebetulnya ada di koran semua.
"Orang sebetulnya menunggu ada paradigma yang dipersilangkan dalam debat itu. Supaya, ini dua konseptor yang sedang adu ide, jadi bukan sekadar Pak Jokowi adu prestasi nggak ada gunanya buat Prabowo kalau adu prestasi," kata Rocky Gerung dalam sebuah program televisi.
Rocky Gerung mengatakan, hal sebaliknya dilakukan calon presiden Prabowo.
Baca: Tema ILC TVOne Selasa Malam Ini, Debat Kedua Capres: Benarkah Jokowi Di Atas Angin?
Baca: Puncak Cap Go Meh Berlangsung Meriah, #CapGoMehSingkawangFest2019 Trending Topik
Baca: Pulpen Jokowi Yang Dituding Alat Komunikasi Saat Debat Capres Ternyata Harganya Rp 29 Ribu
Baca: Jubir BPN Ferdinand Akui Protes Keras kepada KPU Soal Jokowi Sebut Kepemilikan Lahan Prabowo
Ketua Umum Partai Gerindra itu berupaya untk meningkatkan insuniasinya, bujukannya dengan mengatakan selalu bahwa akan lebih dari Jokowi.
"Itu biasa aja itu sebetulnya kan. Nah, kalau mau bikin nggak biasa, ajukan pertanyaan yang konseptual. Baik dari Pak Prabowo ke Pak Jokowi atau sebaliknya gitu," kata Rocky Gerung.
Menurutnya, bahkan dalam debat bebas, tidak ada tarung karena tidak cukup bebas kedua pihak itu.
"Karena masih menghitung sopan santun, secara etis mungkin kurang baik kalau bertanya yang terlalu tajam," lanjutnya.
Rocky Gerung mengatakan dalam debat itu terlihat satu pihak ingin mengajukan pertanyaan yang memungkinkan dijawab balik itu.
"Padahal sebetulnya bertanya supaya dia nggak bisa jawab balikkan. Debatnya mesti begitu kan. Udahlah. Mungkin itu yang namanya dialog yang pancasialis. Kira-kira begitu," ungkapnya.
Rocky Gerung menyatakan, debat Pilpres kedua ada perkembangan dari debat sebelumnya.
Tetapi secara strategis terlihat bahwa Pak Jokowi itu di-brief dengan data.
Dan data yang sifatnya mencari pembenaran.
"Di situ kacaunya. Karena orang dengan mudah bantai itu. Karena nggak ada orang yang percaya pada statistik pemerintah saat ini," tegas Rocky Gerung.
Jadi keadaan itu membuat orang dengan mudah patahkan seluruh penampilan Jokowi.
"Kan datanya dengan mudah dipatah-patahin aja itu. Itu salahnya strategi dari tim sukses," lanjut Rocky Gerung.
Sementara Prabowo menghindari data.
Prabowo menurut Rocky, mengucapkan hal-hal yang konseptual, menggugat segala macam sehingga susah dibantah dengan data.
"Jadi secara strategi Prabowo memenangkan perdebatan itu. Secara strategi ya. Karena tidak menimbulkan potensi untuk langsung dibantah. Sementara Jokowi karena data langsung dibantah," ujarnya.
"Ini yang saya katakan, delegetimasi terjadi sehingga orang sinis terhadap tampilan data dari Jokowi," lanjut Rocky Gerung.
"Karena secara keseluruhan orang akan bilang, iya you ngomong apa aja tapi ekonominya cuman tumbuh 5,1 persen," paparnya.
"Dibandingkan sebelumnya 6 koma sekian itu artinya kan gak ada gunanya pamer data. Di ujungnya kan orang liat itu," pungkas Rocky.