TRIBUN WIKI

Makam Opu Daeng Manambon, Cagar Budaya Mempawah

Letaknya yang berada di atas bukit mengharuskan pengunjung harus berjalan dengan medan tanjakan, dan melalui sekira 256 anak tangga.

Penulis: Ramadhan | Editor: Marpina Sindika Wulandari
TRIBUN PONTIANAK/ DAVID NURFIANTO
Makam Opu Daeng Manambon, di Sebukit Rama, Desa Pasir, Kecamatan Mempawah Hilir, Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu (17/2/2019). 

Makam Opu Daeng Manambon, Cagar Budaya Mempawah

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH – Kabupaten Mempawah dikenal dengan Kota Bestari atau Bumi Galaherang.

Kota ini memiki banyak tempat bersejarah, dan tempat wisata.

Satu di antaranya Makam Opu Daeng Manambon, yang menjadi Cagar Budaya Kota Bestari.

Untuk menuju Makam Opu Daeng Menambon bukanlah hal yang mudah.

Baca: Makna Ziarah Makam Opu Daeng Manambon Bagi Raja Mempawah

Baca: Wisata Religi Makam Opu Daeng Manambon Tanpa Listik

Letaknya yang berada di atas bukit mengharuskan pengunjung harus berjalan dengan medan tanjakan, dan melalui sekira 256 anak tangga. 

Kawasan Makam Opu Daeng Manambom terletak di Sebukit Rama atau sekira 5 km dari Desa Pasir, Kecamatan Mempawah hilir, Pontianak, Kalimantan Barat.

Opu Daeng Manambom merupakan raja pertama Kerajaan Mempawah yang berkuasa dari tahun 1695 - 1763 dan wafat pada tahun 1763, dan  memiliki gelar Pangeran Mas Surya Negara.

Makam Opu Daeng Manambon selalu menjadi agenda utama dari Raja Mempawah untuk melakukan kunjungan, saat melaksanakan prosesi Robo-Robo yang dihelat setiap tahunnya pada hari Rabu terakhir di bulan Safar.

Upacara Robo-Robo sendiri merupakan ritual untuk memperingati napak tilas perjalanan Opu Daeng Menambon selain itu, Robo-Robo digelar sebagai upaya tolak bala karena masyarakat di sana memiliki kepercayaan bulan Safar banyak diturunkan bala.

Opu Daeng Manambon adalah putra dari Opu Tandre Borong Daeng Rilekke, Raja dari Kerajaan Luwu di Sulawesi Selatan yang menikah dengan Putri Kesumba.

Putri Kesumba merupakan anak dari pasangan Utin Indrawati yang merupakan putri Panembahan Senggaok, Mempawah dengan Sultan Muhamad Zainuddin dari Kerajaan Matan Tanjungpura.

Pasangan Putri Kesumba dan Opu Daeng Manambun inilah yang kemudian menurunkan raja-raja yang memerintah di Kerajaan Mempawah.

Kedatangan Opu Daeng Menambon ke Mempawah membawa dampak yang sangat besar bagi masyarakat di sana.

Selain menyebarkan agama Islam, Opu Daeng Menambon juga menjadi peletak dasar keberagaman etnis di Mempawah.

Beliau mengajarkan nilai keharmonisan antaretnis dan antaragama di masyarakat Mempawah. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved