Indonesia Ranking 71 Dari 140 Negara dalam Penilaian Indeks Daya Saing Infrastruktur

Indonesia mendapatkan skor 66,8 dari skala 0-100. Dari skor tersebut, Indonesia mendapatkan nilai bagus pada indikator konektivitas bandara

TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Presiden RI Joko Widodo beserta ibu negara dan rombongan meninjau dan meresmikan PLBN Terpadu Badau, di Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Kamis (16/3/2017) siang. Dengan dibukanya pintu perbatasan ini, Presiden Jokowi berharap Indonesia dapat meningkatkan ekspor dan tidak bergantung dengan Malaysia. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI 

Indonesia Ranking 71 Dari 140 Negara dalam Penilaian Indeks Daya Saing Infrastruktur

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - World Economic Forum (WEF) dalam laporannya yang berjudul Global Competitiveness Index 2018 mencatat Indonesia menempati ranking 71 dari 140 negara dalam penilaian indeks daya saing infrastruktur.

Dengan ranking tengah tersebut, Indonesia mendapatkan skor 66,8 dari skala 0-100. Dari skor tersebut, Indonesia mendapatkan nilai bagus pada indikator konektivitas bandara, dan efisiensi pelayanan transportasi udara.

Di sisi lain, Indonesia masih memiliki nilai merah pada indikator konektivitas jalan, kualitas jalan, ketersediaan rel kereta, keterjangkauan listrik, dan ketersediaan air bersih. Beberapa indikator ini menempati ranking 75-120.

Pemerintah memiliki target menempatkan indeks daya saing infrastruktur Indonesia ke level 40. Maka untuk mencapai hal tersebut, melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR), optimistis akan segera menyelesaikan target pembangunan infrastruktur.

"Di akhir 2019 bisa tercapai semuanya," jelas Kepala Subdit Penyiapan Kebijakan Investasi Infrastruktur Direktorat Bina Investasi Infrastruktur PUPR Putut Marhayudi, Kamis (14/2/2019).

Baca: VIDEO: Manjakan Konsumen di Momen Valentine, Astra Motor Pontianak Gelar PCX Romantic Dinner

Baca: Dokter Berhasil Angkat Selang Dalam Tubuh Muwardi, Dardan: Pasien Jalani Proses Pemulihan

Baca: Buka Secara Resmi Pekan Promosi dan Kuliner Cap Go Meh 2019, Ini Pesan Edi Kamtono

Target pembangunan infrastruktur di bawah Kementerian PUPR sepanjang tahun 2019 antara lain menyelesaikan pembangunan 536 km jalan tol dari total 1000 km, menyelesaikan pembangunan 19 dam sumber air dari 49 dam dan menyelesaikan pembangunan sekitar 518 ribu rumah dari 550 ribu.

Selain itu, PUPR juga akan memperbanyak ketersediaan air minum pada tahun ini dengan target 17 ribu liter per detik dari target total 37 ribu liter per detik.

Juga memperluas pemukiman urban sebanyak 31,7 ribu hektare dari target total 38,4 ribu hektare. Serta memperluas akses sanitasi di 5 juta perumahan dari target total 12 juta perumahan

"Target 2015-2019 itu lah yang pelru kita selesaikan supaya posisi 40 bisa tercapai," jelas Putut.

Dengan banyaknya pekerjaan yang belum diselesaikan untuk mengejar target, Putut tak mengelak adanya hambatan dalam pembangunan infrastruktur.

Hambatan tersebut antara lain keterbatasan anggaran, perencanaan dan prioritas proyek yang masih lemah, project delivery belum efektif dan pemelihataan yang masih kurang memadai. Hal ini yang menyebabkan daya saing infrastruktur masih lemah.

Untuk menyikapi keterbatasan anggaran, Pemerintah mengutamakan pembiayaan melalui kerjasama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) alias swasta.

Sedangkan penggunaan APBN atau APBD menjadi pilihan terakhir saat proyek tidak layak finansial dan alternatif pembiayaan lain telah dimanfaatkan.

"Banyak skema upaya yang dilakukan pemerintah dalam mewujudkan target tersebut," ujar dia.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved