Karni Ilyas Ungkap Sikapnya saat Rezim Soeharto! Tulis 'Kepastian Hukum' Usai Kerusuhan Berbau SARA

Karni Ilyas pun memberi bukti ia yang sudah puluhan tahun terjun di dunia jurnalistik tetap pada posisi netral dan kritis.

Penulis: Marlen Sitinjak | Editor: Marlen Sitinjak
Instagram/Ustadz Abdul Somad
Karni Ilyas dan Ustadz Abdul Somad 

Karni Ilyas Ungkap Sikapnya saat Rezim Soeharto! Tulis 'Kepastian Hukum' Usai Kerusuhan Berbau SARA

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Presiden Indonesia Lawyers Club (ILC) TVOne, Karni Ilyas, sedang dalam sorotan sejumlah pihak terkait putranya, Romy Bareno yang dirasa tidak netral saat menjadi narasumber acara tersebut.

Melalui akun Twitter @karniilyas, Karni Ilyas pun memberi bukti ia yang sudah puluhan tahun terjun di dunia jurnalistik tetap pada posisi netral dan kritis. 

Baca: Kabar Duka Datang dari Rocky Gerung saat Jadi Narasumber ILC TVOne

Baca: ILC TVOne - Reaksi Mengejutkan Karni Ilyas saat Rocky Gerung Minta Tak Ditanya Lagi

Saat Soeharto memimpin negeri ini, Karni Ilyas melalui tulisannya mengkritisi pemerintah kala itu.

Sikap kritis yang tertanam dalam bathinnya barlaku hingga kini.

“Saya tidak tahu Anda umur berapa sekarang. Saya dari tahun 1978 jadi wartawan MBM Tempo. Dari tahun 1992-1999 saya Pemred Majalah Forum Keadilan. Anda bisa buka majalah Forum periode itu. Bisa baca tulisan saya dan kritis majalah itu terhadap rezim Soeharto.” tulis Karni Ilyas di akun Twitter miliknya @karniilyas, Senin (04/02/2019) pukul 03.36 WIB.


Baca: Ucapan Selamat Tahun Baru China 2570 / Imlek 2019 Selain Gong Xi Fat Cai, Update Status di Medsos

Baca: Warga Tionghoa Sembahyang Pada Perayaan Imlek 2570 di Vihara Paticca Sammuppada Borneo

Beberapa jam sebelumnya, Karni juga mem-posting pernyataan terkait tugasnya sebagai seorang wartawan.

Karni memastikan selama enam rezim di negeri ini, sikap kritisnya tidak berubah. 

"Salah satu tugas wartawan itu memang kritis, tak hanya ke pemerintah, tapi terhadap segala sesuatu yg menyangkut kepentingan publik. Saya jadi wartawan sejak zaman Soeharto, sampai kini 6 rezim. Sikap saya sama selalu kritis. Bukankah pers itu pilar keempat demokrasi?"


Dua postingan inipun dikomentari Romy Bareno melalui akun Twitter @romibareno.

Romy Bareno bahkan menyertakan tulisan kritis Karni Ilyas edisi 10 Februari 1997 berjudul "Kepastian Hukum" 


Bersama Romy, para netizen juga meninggalkan pernyataannya di kolom komentar.

@Mujizat: Bicara kritis, tapi liat n denger org kritis demam , klo udah demam berobatnya bukan kedokter, tapi polisi bawa laporan..

@Achmad Akbar: Siip (Demokrasi) ... diperbolehkan kritis dan membongkar aib disetiap kebijakan pemerintah (asal bukan urusan private nya). sebab kebijakan pemerintah menyangkut rakyat, jangan jadi warga negara yg dungu ... Yuk #BerakalSehat

@Elang Tunggal‏: Iya atuh jangan jadi WNI yg dungu, perlu bongkar aib di pemerintahan, sebab mereka" ada di atas itu di dukung sama rakyat, betul?

@mika_hakim‏: Itu anak kmrn sore apa gak pernah baca koran ya jaman HMS. Gua aja tahu kl bang @karniilyas itu dr orba udh di Tempo..utk jaman itu tempo terkenal berani tp utk kalangan yg cerdas. Kalau skrg Tempo malah condong dukung Pemerintah...xixixiixi

@BTJW: Wartawan independent akan brusaha selalu kritis pd pemangku kekuasaan..krn penguasa harus selalu d kritik agar ttp ingat pd kpentingan rakyat ny d atas kpentingan golongan..ktika pers pilih diam n malah iya iya pd penguasa maka pers tlh wafat.

Siapa Karni Ilyas?

Dikutip dari Wikipedia, Senin (4/2/2019), berikut profil Karni Ilyas:

Sukarni "Karni" Ilyas (lahir di Balingka, Agam, Sumatera Barat, 25 September 1952; umur 66 tahun) adalah salah seorang tokoh jurnalis dan pejuang hukum Indonesia.

Karni merupakan wartawan yang cukup sukses, dan banyak melahirkan liputan serta program-program unggulan.

Asal usul

Karni lahir dari orangtua yang berasal dari Minangkabau, Ilyas Sutan Nagari (ayah) dan Syamsinar (ibu).

Kakeknya dari pihak ibu yang bernama Datuk Basa (Angku Datuak), merupakan seorang pedagang kain partai besar dan satu di antara pendiri Diniyah School.

Semasa SMP Karni bersekolah di SMPN 5 Padang.

Setelah menamatkan SMEA di Padang ia melanjutkan pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI).

Karier

Karni memulai kariernya sebagai wartawan harian Suara Karya pada tahun 1972.

Ia kemudian pindah ke Majalah Tempo tahun 1978 sampai menduduki jabatan sebagai Redaktur Pelaksana.

Kepiawaiannya dalam bidang hukum membuat Karni ditugaskan untuk memimpin Majalah Forum tahun 1991-1999.

Tahun berikutnya Karni memegang posisi sebagai Komisaris Majalah tersebut.

Ia memimpin Liputan 6 SCTV sejak tahun 1999-2005.

Di televisi ia menemukan dunia baru yang ternyata luar biasa baginya.

Ia terpacu ketika berhadapan dengan waktu tenggat berita yang bisa muncul setiap saat.

Dunia baru inilah yang membuatnya memiliki jargon bahwa kekuatan televisi adalah kecepatan, kecepatan, dan kecepatan.

Dalam tempo enam tahun, ia berhasil mengantarkan Liputan 6 SCTV menjadi program berita terkemuka di Tanah Air.

Karni hijrah ke ANTV tahun 2005.

Baca: Rocky Gerung Bongkar Motif Jokowi Dibalik Rencana Bebaskan Ustadz Abu Bakar Baasyir di ILC

Baca: LENGKAP: Komentar Rocky Gerung di ILC Ustadz Baasyir: Bebaaas . .Tidaak! Ancaman Lubang Hitam

Berkat tangan dinginnya, banyak tayangan ekslusif lahir dari liputan dan ketajaman naluri kewartawanannya.

Tak jarang dalam liputan-liputan tersebut ia sekaligus menjadi reporternya.

Tahun 2007, ia dipercaya membenahi TV One yang baru saja diambil alih Keluarga Bakrie.

Pada stasiun televisi ini namanya cukup berkibar, terutama setelah memandu acara "Indonesia Lawyers Club".

Di TV One, Karni menjabat sebagai Direktur Pemberitaan atau Pemimpin Redaksi News dan Sports.

Pada tahun 2012, ia meraih Panasonic Gobel Awards, untuk kategori "Life Time Achievement".

Bang One

Bang One yang kritis merupakan sosok karni yang digambarkan melalui karikatur/kartun.

Tokoh ini dilahirkan pada Maret 2008, sesaat setelah munculnya tvOne.

Selama satu tahun karakter tersebut terselip dalam program-program berita tvOne (Kabar Pagi, Siang, dan Malam) dan mendapat apresiasi yang baik.

Sebagai wartawan yang lugas dan kritis, Bang One diberikan kesempatan untuk memandu sebuah acara bincang-bincang interaktif berjudul Bang One Show.

Dalam mewawancarai seseorang, Bang One kerap mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah.

Organisasi

Karni aktif di berbagai organisasi wartawan.

Ia juga menjadi Presiden Jakarta Lawyer Club, Ketua Umum ATVSI (Asosiasi Televisi Swasta Indonesia), serta Anggota Komisi Kepolisian Nasional. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved