Penuhi Janji, Sutarmidji Tinjau Gubuk Reyot dan Temui 24 Pelajar di Dusun Sempayuk Bengkayang

Saya apresiasi mereka karena semangat menimba ilmunya itu luar biasa. Saya meminta adik-adik tetap semangat. Jangan putus sekolah,

Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ RIZKY PRABOWO RAHINO
Gubernur Kalbar H Sutarmidji memberkan bantuan kepada siswa-siswi yang tinggal di gubuk tidak layak huni, Dusun Sempayuk, Desa Belimbing Kecamatan Lumar, Kabupaten Bengkayang, Sabtu (2/2/2019). 

Penuhi Janji, Sutarmidji  Tinjau Gubuk Reyot dan Temui 24 Pelajar di Dusun Sempayuk Bengkayang

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, BENGKAYANG– Gubernur Kalimantan Barat, H Sutarmidji menunaikan janjinya menemui puluhan siswa-siswi yang tinggal di gubuk tidak layak huni, Dusun Sempayuk, Desa Belimbing Kecamatan Lumar, Kabupaten Bengkayang, Sabtu (2/2/2019).

Di sela-sela padatnya aktivitas, orang nomor satu di Bumi Tanjungpura itu sempatkan diri bertemu dengan para pelajar yang membutuhkan perhatian pemerintah.

Sutarmidji bersama rombongan tiba sekitar pukul 14:57 WIB usai hadiri kegiatan di Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas.

Midji sapaannya didampingi oleh Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kalbar Syarif Kamaruzaman, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalbar Suprianus Herman, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalbar Bride Suryanus dan pejabat lainnya.

Keluar dari mobil, Sutarmidji bergegas menyapa ratusan masyarakat yang antusias menyambut kedatangannya.

Baca: BPD Hipmi Kalbar Lakukan lawatan ke Untan, Ini Yang Disampaikan Abdul Qaiyum Alidin

Baca: Jadwal Rising Star Indonesia RCTI Senin 4 Februari, Live Duel 3 Ada Inggid Wakano & DBamboo

Tidak hanya masyarakat, rombongan Gubernur  juga disambut oleh unsur Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkayang melalui instansi terkait, sejumlah Camat dan Kepala Desa yang ada di Kabupaten Bengkayang.

Saat meninjau gubuk berlantai tanah itu, Midji terlihat tertegun. Ia pandangi gubuk berdinding kayu lapuk dan bilah-bilah bambu tua, serta mayoritas beratap rumbia sagu. Ia masuki gubuk yang disekat jadi tiga kamar itu untuk mengecek kondisi kelayakan bangunan itu. Ruangan sekat terlalu sempit untuk dimasuki lebih dari empat orang.  

Walaupun bisa dipaksakan lebih dari empat orang, tentu harus berdesak-desakan. Maklum, ruang kamar itu hanya berukuran 1,5x2 meter. Itu belum dihitung dengan ruang ukuran mini yang berfungsi sebagai dapur.

Terlihat tungku alakadar di pojok depan setiap kamar. Di atasnya terlihat rak-rak yang dipergunakan sebagai tempat sejumlah piring, gelas dan peralatan makan lainnya. Sementara itu, kayu bakar sebagai sumber api untuk memasak berbaring rapi di bawah kolong ruang kayu yang dijadikan sebagai difan untuk tidur.

Selain untuk tidur, difan itu jadi tempat “nangkring” buku-buku pelajaran dan buku tulis sekolah. Di dinding-dinding kamar tergantung pakaian dan tas para pelajar. Tidak ada lemari khusus penyimpanan, begitu juga peralatan-peralatan elektonik. Hanya sebuah bohlam lampu tergantung di satu diantara kamar.

Midji sesekali terlihat menyeka keringat yang ada di kening usai memasuki sekat-sekat kamar. Sungguh miris, panas dan pengap menjadi suasana tak terhindar ketika memasuki gubuk berusia puluhan tahun itu yang masih tetap berdiri dengan kayu penyangga agar tidak roboh.

Usai meninjau, Midji berinteraksi dengan sejumlah siswi dan siswi tepat di depan gubuk reyot itu. Di bawah naungan atap rumbia, para pelajar tampak bahagia dikunjungi mantan Wali Kota Pontianak dua periode itu.

Midji juga berkonsultasi dengan kepala desa dan camat setempat, serta instansi dinas terkait guna mendapatkan informasi dan segera lakukan penanganan terhadap keadaan ini.

Dalam sambutannya di depan masyarakat, Gubernur Kalbar H Sutarmidji memberikan apresiasi kepada masyarakat setempat yang telah menjaga dan memiliki kepedulian menyiapkan lahan untuk tempat tinggal sementara bagi 24 pelajar itu.

Baca: VIDEO- Minta Ada Rekayasa Pertanian, Sutarmidji jak Masyarakat Tanam Beras Merah

Baca: Shes Bro Launcing Single Terbaru Bersama Gerakan Semangat untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Midji menimpali dirinya sangat terharu ketika melihat langsung kondisi sangat memprihatinkan ini.

“Saya ucapkan terimakasih karena sudah menjaga mereka. Saya terharu dan hampir menitikkan air mata karena sangat memprihatinkan. Kepada masyarkaat di sini, saya ucapkan terimakasih mendalam karena sudah menjaga mereka semua,” ungkapnya.

Ia memberikan apresiasi kepada 24 pelajar yang memiliki semangat melanjutkan pendidikan lebih tinggi di tengah kondisi keterbatasan hidup yang dialami.

“Saya apresiasi mereka karena semangat menimba ilmunya itu luar biasa. Saya meminta adik-adik tetap semangat. Jangan putus sekolah,” terangnya.

Kisah seperti ini, terang Midji, selayaknya harus menjadi pembelajaran dan pengalaman bagi semua pihak untuk perduli terhadap dunia pendidikan. Kisa 24 pelajar ini juga jadi motivasi bagi para pelajar Kalimantan Barat lainnya yang alami keterbatasan ataupun berkecukupan.

“Kisah ini memberikan motivasi semangat kepada anak didik lainnya yang selama ini mendapat sarana dan fasilitas pendidikan jauh lebih baik dari 24 pelajar ini,” harapnya.  

Midji menegaskan mulai tahun ajaran baru Juli 2019, siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) negeri tidak lagi membayar uang iuran sekolah. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar telah menggratiskan biaya pendidikan bagi anak-anak Kalbar.

Sebagai tindak lanjut kondisi 24 pelajar ini, Midji memastikan pembangunan asrama layak huni yang berada di dekat sekolah.

“Sementara ini mereka tetap disini. Kita akan siapkan bikin asrama tempat tinggal yang akan kita bangun di sekolah nanti. Itu supaya lebih dekat,” tegasnya.

Pada kesempatan itu, Sutamidji juga menyerahkan bantuan peralatan dan perlengkapan sekolah kepada 24 pelajar. Tidak hanya itu, sebagai apresiasi kepada masyarakat Dusun Sempayuk, ia menginstruksikan Kepala Dinas PU Provinsi Kalbar untuk memperbaiki jalan masuk dari depan hingga batas gubuk reyot itu sekitar 1,5-2 kilometer.  

“Sebagai hadiah kepada masyarakat di kawasan ini, saya tugaskan Pak Bride (Kepala PU Kalbar_red) perbaiki jalan mulai dari rumah (gubuk reyot_red) ini sampai ke depan sana. Silahkan dibeton atau diaspal. Dalam waktu dua bulan jalan ini akan kita perbaiki,” pungkasnya.

Sebelumnya, kisah 24 pelajar itu viral di media sosial. 24 pelajar itu merupakan siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) 04 dan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 02 Lumar.

17 orang anak diantaranya berasal dari Desa Setia Budi dan 7 orang lainnya asal Desa Sentalang Kecamatan Lumar Kabupaten Bengkayang.

Lantaran pertimbangan jauhnya jarak tempuh, para pelajar harus berdiam sementara di gubuk itu. Jika dari kampung asal, perjalanan ke sekolah harus ditempuh dengan jarak puluhan kilometer dan memakan waktu sekitar 3 sampai 4 jam dengan berjalan kaki.

Ketika menempati di gubuk Dusun Sempayuk Desa Belimbing, perjalanan ke sekolah lebih ringkas karena hanya menempuh jarak sekitar 7 kilometer dan memakan waktu sekitar 30 menit berjalan kaki. 

Gubernur Kalbar H Sutarmidji menemui puluhan siswa-siswi yang tinggal di gubuk tidak layak huni, Dusun Sempayuk, Desa Belimbing Kecamatan Lumar, Kabupaten Bengkayang, Sabtu (2/2/2019). 
Gubernur Kalbar H Sutarmidji menemui puluhan siswa-siswi yang tinggal di gubuk tidak layak huni, Dusun Sempayuk, Desa Belimbing Kecamatan Lumar, Kabupaten Bengkayang, Sabtu (2/2/2019).  

-- 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved