Polnep Lakukan Kajian Potensi Sumber Nuklir di Kalbar
Toasin mengatakan bahwa tenaga yang menggunakan sumber nuklir sangat murah kedepannya, karena cadangan uranium
Penulis: Anggita Putri | Editor: Tri Pandito Wibowo
Polnep Lakukan Kajian Potensi Sumber Nuklir di Kalbar
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK - Direktur Politeknik Negeri Pontianak H Muh Toasin Asha, sebagai pemimpin diperguruan tinggi siap untuk melakukan suatu kajian baik secara keilmuan maupun aplikasi teknologi mengenai potensi sumber energi nuklir yang ada Kalbar.
Toasin mengatakan bahwa tenaga yang menggunakan sumber nuklir sangat murah kedepannya, karena cadangan uranium di Kalbar sangat besar.
Baca: VIDEO: Penertiban APK yang Melanggar Aturan oleh Bawaslu dan Satpol PP Kabupaten Ketapang
Baca: Belum Ambil Kesimpulan Terkait Foto Viral Dokter RSUD Sintang, Ini Alasan Bawaslu
Baca: Aneka Promo Paradis-Q waterpark, Tiket Berenang Besok hanya Rp 30 Ribu
Baca: LENGKAP: Komentar Rocky Gerung di ILC Ustadz Baasyir: Bebaaas . .Tidaak! Ancaman Lubang Hitam
Oleh karena itu pengkajian dibidang nuklir kedepannya menjadi salah satu tujuan dari perguruan tinggi.
Dinegara maju sudah banyak yang memanfaatkan energi nuklir. Sumber elektrikan sudah digunakan di Jepang, Amerika, Iran.
Memang ada kebijakan dunia yang terkadang membuat Indonesia belum bisa melakukan apapun.
"Tetapi dalam Rakernas kemarin sudah disampaikan untuk progres pemanfaatan nuklir di Indonesia," ujar Toasin, rabu (30/1).
"kita mampu sebenarnya, cuma nanti tinggal dari mana yang mau dimulai," ucapnya.
Sebenarnya daerah yang paling punya potensi yaitu kalbar untuk pengembangan nuklir.
"Kita sebagai perguruan tinggi tentu siap untuk melakukan kajian baik secara keilmuan maupun aplikasi teknologinya," ujar Toasin.
"Polnep tentunya siap dibidang aplikasi, pengembangan keilmuannya mungkin lebih cocok di Universitas," imbunya.
"Jadi karena saya orang teknik, saya cukup memahami bahwa energi yang sangat memiliki potensi untuk dikembangkan kedepannya adalah nuklir," pungkasnya
Sementara ini Polnep sudah melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengembangkan energi terbarukan.
Memanfaatkan energi aliran sungai, angin, dan jenis energi terbarukan lain yang tidak tergantung pada energi fosil yang bisa punah.
Jadi karena itu hal yang memang harus penuh hati-hati, membangun reaktor nuklir itu investasinya besar dan high teknologi.
Sehingga pemahaman masyarakat itu masih harus dilakukan sosialisasi dan berbagai macam edukasi lainnya.
"Saya kira kemajuan teknologi sekarang tidak bisa dihindari, mau jadi apa nanti kalau tidak menggunakan energi yang tidak mempunyai potensi," ujarnya.
Sebagai institusi tentunya menjadi bagan untuk mensupport kebijakan pemerintah dan negara untuk memanfaatkan nuklir.
Saat ini juga masih harus dicari untuk orang yang bisa membahas dibidang nuklir, karena untuk hal tersebut bukanlah orang sembarangan.
Kalau mahasiswa polnep masih belum dibekali. Mungkin kedepannya kita akan bekerja sama dengan BPT dan lainnya untuk membantu mensosialisasikan kepada masyarakat .
Terkadang sesuatu yang baik tapi resistensi masyarakatnya susah. Banyak program yang ingin dilakukan tapi resisten masyarakatnya tidak mau, karena pola minsetnya tidak berubah.
"Sehingga saya rasa diperlukan pendekatan ke masyarakat dibidang sosial kultur.
Bahwa teknologi aman dan sangat bermanfaat. Perguruan tinggi dan mahasizwa,serta dosen lah yang ikut andil dalam hal ini. Juga bisa diterapkan dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat.
Yuk follow instagram Tribun Pontianak