Menristek: Universitas Hanya Buka Prodi-prodi Dibutuhkan Masyarakat dan Dunia Industri

Instrumen persyaratan minimum pembukaan prodi yang sebelumnya 9 kriteria, kita pangkas menjadi 3 kriteria yang benar-benar penting

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Gedung Baru Proyek Islamic Development Bank (IDB) Universitas Tanjungpura (Untan) yang diresmikan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Prof H Mohammad Nasir, Ph.D., Ak di Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (18/1/2019) siang. Pembangunan satu unit gedung tiga lantai untuk perpustakaan modern, satu unit gedung tiga lantai gedung serba guna, dua unit gedung kelas tiga lantai, dan satu unit laboratorium terpadu empat lantai ini dibiayai oleh Islamic Development Bank ini menelan dana hingga Rp 290 miliar. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI 

Menciptakan lulusan siap pakai

Dengan kemudahan birokrasi ini, kepada Kompas.com Menristek mengharapkan ke depan universitas hanya membuka prodi-prodi yang memang dibutuhkan masyarakat dan dunia industri. "Artinya, lulusan harus ada penggunanya, jangan sampai lulusan tidak ada penggunanya," ujarnya.

Untuk menghapus dikotomi antara PTS dan PTN, Menristek mengajak perguruan tinggi terus meningkatkan kualitas. "Mereka harus berdaptasi terhadap lingkungan, terhadap apa yang ada di industri. PTS dan PTN harus melihat ini, kalau tidak ya lulusannya tidak akan terpakai," lanjutnya.

Selain reformasi kebijakan birokasi, strategi melahirkan lulusan berkompentensi juga menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas perguruan tinggi. "Masalah kompetensi menjadi penting. Kalau lulus tidak cukup hanya menerima ijazah tapi juga harus memiliki sertifikat kompetensi," tandas Menristekdikti. (*)

Artikel ini telah terbit di Kompas.com dengan judul Meruntuhkan "Tembok Pembeda" Perguruan Tinggi Swasta dan Negeri

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved