8 Wilayah Kalbar Terkena Imbas Supermoon, BMKG: Waspada Fenomena Alam akan Terjadi Selama 4 Hari
8 Wilayah Kalbar Terkena Imbas Supermoon, BMKG: Waspada Fenomena Alam akan Terjadi Selam 4 Hari
Tepi bayangan Bumi yang terpancar ke Bulan pun terlihat melengkung.
Ini menjadi bukti nyata bahwa Bulan itu bulat berbentuk bola seperti disimpulkan Aristoteles dari gerhana bulan yang dia amati pada abad keempat Sebelum Masehi.
Begitu kegelapan perlahan menyergap, lanskap di sekitar dan bayangan dalam cahaya bulan malam hari mulai sirna.

4. 75 persen masuk umbra: Mengingat tiga perempat lingkaran Bulan kini ditutup umbra, bagian bulan yang tenggelam dalam bayangan Bumi menjadi agak sedikit terang, bagaikan besi yang dipanaskan pada titik di mana itu besi memijarkan cahaya.
Kini terlihat jelas bayangan umbra tidak menciptakan kegelapan total pada permukaan bulan.
Dengan mengunakan teropong atau teleskop, bagian luar bayangan Bumi biasanya cukup terang untuk memperlihatkan kawah Bulan, tapi bagian tengahnya lebih gelap dan kadang-kadang permukaannya tak bisa dilihat.
Warna warni umbra sangat berbeda dari gerhana satu ke gerhana berikutnya, merah dan abu-abu, lalu kadang-kadang coklat, biru dan lainnya.
5. Kurang lima menit dari totalitas: Beberapa menit sebeleum (dan setelah) totalitas atau gerhana total, perbedaan kontras antara cahaya kuning perak pucat dan coklat kemerahan dari permukaan bulan menyebar ke seluruh lingkaran Bulan yang akan menciptakan fenomena indah yang kadang disebut "Efek Lentera Jepang".
6. Gerhana bulan total mulai: Ketika bagian terakhir Bulan masuk umbra, maka gerhana bulan total pun mulai.
Bagaimana bulan muncul kembali selama priode total tak ada yang tahu.
Kadang-kadang gerhana bulan total memunculkan kesan hitam abu-buat gelap yang hampir tak bisa dilihat.
Tapi saat ini Bulan bisa juga memercikan jingga terang.
Faktor yang membuat bulan bisa dilihat penuh saat gerhana total adalah cahaya matahari disebarkan dan dibiaskan ke sekeliling sisi Bumi oleh atmosfer kita.

7. Setengah total: Bulan kini bersinar sekitar 10.000 atau 100.000 kali redup dari pada beberapa jam sebelumnya.
Karena bulan bergerak ke sisi selatan dari bagian tengah umbra Bumi, gradasi warna dan tingkat keterangannya di lingkaran Bulan menjadi terlihat lebih gelap, dengan rona abu-abu kecoklatan.
Sementara itu, bagian bawahnya, yakni bagian di mana Bulan berada paling dekat ke tepi luar umbra, warnanya menjadi lebih terang, dengan rona kemerahan, jingga, dan bahkan putih lembut kebiruan.
Pengamat yang berada jauh di sinar terang perkotaan akan melihat bintang-bintang menjadi terlihat lebih besar ketimbang saat sebelum gerhana. Bulan akan berada pada konstelasi redup Cancer dan letaknya hampir di tengah antara Rasi Leo di timur (kiri atas) dan Rasi Gemini di barat (kanan bawah Bulan).
Kegelapan langit saat ini sangat menakjubkan. Lanskap di sekelilingnya dibalut rona suram. Sebelum gerhana, bulan purnama terlihat datar dan satu dimensi. Tetapi selama gerhana total, bulan purnama menjadi terlihat lebih kecil dan tiga dimensi.
Sebelum bulan masuk ke bayangan Bumi, suhu di permukaannya mencapai 266 derajat Fahrenheit (130 derajat Celsius).
Karena bulan tidak punya atmosfer, maka panas ini tak bisa dipantulkan ke ruang angkasa ketika bayangan Bumi lewat. Kini, berada dalam bayangan Bumi, suhu bulan turun drastis menjadi 146 derajat F (minus 99 C); atau turun 412 derajat F atau 229 derajat C, kurang dari 150 menit!

8. Gerhana bulan total berakhir: Bulan mulai muncul dari bayang-bayang umbra.
Segmen kecil pertama dari Bulan mulai muncul lagi, diikuti kembali beberapa menit kemudian oleh Efek Lentera Jepang.
9. 75 persen bulan muncul lagi: Sisa warna di dalam umbra kini mulai lenyap.
10. Bulan meninggalkan umbra: Bayang-bayang tengah nan gelap membuat bagian sisi kanan bulan (di barat) terlihat jelas.
11. Bayangan penumbra lenyap: Akhirnya, bayangan samar hilang dari bulan, gerhana bulan mulai berakhir.
12. Bulan meninggalkan penumbra: Gerhana"resmi" berakhir, begitu bulan sepenuhnya bebas dari bayangan penumbra.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Akan Ada Gerhana Bulan Pertama di Tahun 2019, Berikut Jadwal & Daerah yang Bisa Menyaksikannya