Gantung Diri
BREAKING NEWS - Putus dengan Pacar, Pelajar SMA Negeri Ditemukan Tewas Gantung Diri
Kapolsek Ketungau Tengah, Ipda Eko Supriyatno menyebutkan korban berusia 18 tahun. Korban pertama kali ditemukan oleh temannya sendiri.
Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Rihard Nelson Silaban
Menjauhi makanan sebisa mungkin dan selalu berbohong bahwa mereka tidak lapar atau sudah makan, itulah tanda-tanda pengidap anoreksia nervosa.
Penderita gangguan makan ini merasa dirinya gemuk, sehingga membuat mereka terus-menerus menurunkan berat badan.
Angka kematian karena bunuh diri cukup tinggi pada pada penderita gangguan makan ini, terlebih pada remaja wanita.
Gangguan Kepribadian Ambang
Gangguan ini disebut juga borderline personality disorder (BPD).
Tanda utama seseorang memiliki gangguan kepribadian ambang adalah sering menyakiti diri sendiri.
Tanda lainnya adalah emosi yang tidak stabil dan terkadang kesulitan dalam bersosialisasi.
Kalangan ini cenderung memiliki riwayat pelecehan seksualpada masa kecilnya dan memiliki risiko lebih tinggi untuk melakukan bunuh diri.
Diperkirakan lebih dari setengah orang-orang dengan gangguan ini akan melakukan percobaan bunuh diri setidaknya sekali selama hidupnya.
Skizofrenia
Sering berhalusinasi, perubahan perilaku atau percaya kepada hal-hal yang tidak benar adalah tanda-tanda orang dengan skizofrenia.
Diperkirakan, 1 dari 20 orang dengan skizofrenia akan mencoba untuk bunuh diri.
Beberapa tanda yang mungkin diperlihatkan atau ditunjukkan oleh seseorang yang memiliki keinginan untuk bunuh diri, misalnya:
Mengutarakan keputusasaannya dalam menjalani hidup seperti berkata, “Buat apa saya hidup di dunia?”
Sering marah secara tiba-tiba.
Sembrono dan terlibat dalam aktivitas yang mempertaruhkan nyawa.
Menarik diri dari orang-orang di sekitarnya.
Sering terlihat merasa cemas.
Mulai membuat surat wasiat.
Pencegahan
Ketika ada orang terdekat yang menampakkan tanda-tanda tersebut atau mengalami kondisi yang bisa memicu bunuh diri, Anda harus waspada.
Sebisa mungkin berikan perhatian ekstra kepadanya, rangkul dia atau ajak dia berkonsultasi dengan dokter.
Amati pula gerak-geriknya jangan sampai dia berbuat hal-hal yang bisa membahayakan nyawanya, terutama ketika sedang sendiri.
Sarankan padanya untuk menghindari alkohol dan obat-obatan yang bisa disalahgunakan untuk melakukan bunuh diri.
Selain itu, ajaklah ia untuk berolahraga secara teratur, setidaknya tiga kali per minggu.
Aktivitas fisik dapat merangsang otak untuk memproduksi zat kimia yang dapat membuatnya merasa lebih rileks dan bahagia. (*)
Yuks like dan subsribe youtube Tribunpontianak