Torempet Tahun Baru 2019, Agen dan Pengecer Akui Penurunan Omzet
Omzet agen dan pengecer terompet untuk perayaan malam tahun baru merosot tajam tahun ini, karena menurunnya daya beli masyarakat di Kota Pontianak
Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Madrosid
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ya' M Nurul Anahory
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Omzet agen dan pengecer terompet untuk perayaan malam tahun baru merosot tajam tahun ini, karena menurunnya daya beli masyarakat di Kota Pontianak.
Satu diantara agen terompet di Jl Imam Bonjol, Muhamad Amin (67) mengakui sekarang pembeli terompet di Kota Pontianak kurang, "kebanyakan yang beli dari daerah," ujarnya Sabtu (29/12).
"Sekarang di kota yang beli ke saya cuma hotel-hotel saja, karena mereka merayakan di tempat kerja," ujar Amin.
Sebelumnya pemerintah kota sempat menghimbau agar masyarakat merayakan tahun baru dengan tidak berpesta.
Hal ini ternyata berdampak pada penjualan terompet di Kota Pontianak khususnya. "Kalau pemerintah sudah melarang itu penjualan pasti merosot, pasti itu," ujar Amin.
Baca: Tawarkan Konsep Witch Party Golden Tulip Pontianak Ingin Wujudkan Keinginan Para Konsumen
Baca: 2 Sosok Relawan Ini Ternyata Yang Selamatkan Ifan Seventeen dari Tsunami Banten
Baca: Kampung Sentana Destinasi Wiisata Kabupaten Sanggau
Amin mengatakan di tahun sebelumnya penghasilan menjual terompet saja bisa untuk membeli mobil, "sekarang jangankan beli mobil, sepeda saja tidak bisa," kata dia.
Tahun ini kata Amin, merupakan yang paling sedikit pembelinya kalau dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Amin sendiri memproduksi sendiri terompet dan menjualnya kepada pengecer di sekitar Kota Pontianak dan daerah lainnya.
Untuk harga paling murah Amin menjual Rp 3000 jenis terompet biasa, "untuk model naga saya jual Rp.12 ribu kalau pengecer biasa jual Rp.25 ribu, tapi ngambil banyak," kata dia.
"Biasa kalau untuk pengecer sekitar sini modal Rp 500 ribu saja mereka untuk menjual lagi," ujar Amin.
Menanggapi himbauan pemerintah agar merayakan tahun baru tidak dengan berpesta, Amin berharap kepada pemerintah kota, untuk membuat kebijakan yang terbaik saja, "yang penting saya tetap bisa berjualan," ucapnya.
Agen terompet lain Bundul (44), mengatakan memang sudah mengantisipasi penurunan daya beli masyarakat terhadap terompet, Sabtu (29/12).
"Saya sudah antisipasi, jadi bikin tidak banyak, karena peminatnya kurang," ujarnya.
Baca: Kampung Sentana Destinasi Wiisata Kabupaten Sanggau
Baca: Banjir Gol Warnai Laga Persahabatan All Star Pontianak
Lanjutnya lagi, "Saya jual bervariasi ada yang Rp.5000, Rp.15 ribu yang paling mahal model naga, kalau pengecer biasa jual Rp.25 ribu untuk model naga," tutur Bundul.
Bundul mengatakan membuat dan menjual terompet ke pengecer sekitar Kota Pontianak namun ia lebih banyaj menjual ke daerah.
"Kebanyakan saya kirim ke Putussibau, kalau di Pontianak hanya pengecer sekitar saja," ujarnya.
Satu diantara pengecer terompet Sukardi (52) mengatakan sudah menjual sebanyak 150 buah, yang paling murah ada Rp.4000 rupiah kalau membeli borongan, "kalau beli satuan saya jual Rp.5000 rupiah," kata dia, Sabtu (29/12).
Paling mahal Sukardi menjual terompet model pompa seharha Rp.25 ribu, dan model naga Rp.15 ribu.
Sukardi mengaku sudah berjualan terompet 10 tahunan.
Untuk tahun ini penjualan menurun kata dia, tahun-tahun sebelumnya itu belum sampai siang biasa sudah habis terjual semua ini.
Satu diantara pembeli terompet, Buna (22) mengatakan akan merayakan malam tahun baru dirumah dengan keluarga sambil memanggang ayam, Sabtu (29/12).
Buna mengaku membeli terompet untuk adik-adiknya dirumah, ia membeli terompet berbagai jenis, ada yang model biasa seharga Rp 5000 rupiah dan model naga seharga Rp 25 ribu rupiah.
Baca: Tottenham Vs Wolverhampton (LIVE MNCTV) Jam 22.00 WIB, Jadwal & Klasemen Terkini Liga Inggris
Terkait himbauan pemerintah untuk tidak merayakan tahun baru dengan berpesta, Buna mengatakan tergantung kepada pribadi masing-masing.
"Saya sih terserah yang punya badan ya, yang jelas setiap tahun kami merayakan dengan berpesta," tuturnya.
Buna merasa kasihan dengan penjual terompet yang mengalami penurunan omzet tahun ini.
"Kasihan lah penjual terompet bang, pembelinya sepi, seharusnya pemerintah memikirkan nasib mereka juga, karena setiap tahun selalu ramai yang beli," tuturnya.