Tsunami Banten dan Lampung
Warga Singkawang Korban Tsunami Banten Ternyata Kerabat Ifan Seventeen, Sempat Video Call
Ia menyatakan beberapa saat sebelum ifan naik ke atas panggung, kakak iparnya sempat melakukan video call dengan bibinya untuk saling bertukar kabar.
Penulis: Hamdan Darsani | Editor: Dhita Mutiasari
Warga Singkawang Korban Tsunami Banten Ternyata Kerabat Ifan Seventeen, Sempat Video Call
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Hamdan
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Musibah Tsunami yang melanda Banten pada Sabtu (22/12/2018) malam lalu juga merenggut satu orang warga singkawang yang diidentifikasi beranama Nurmala (48).
Nurmala diketahui merupakan kerabat dari Riefian Fajarsyah atau yang akrab dikenal dengan ifan seventeen.
Baca: Warga Singkawang Jadi Korban Tewas Tsunami Banten, Ini Langkah Wali Kota Tjhai Chui Mie
Baca: Soroti Tsunami, Gubernur Sutarmidji: Takdir Allah Tak Mampu Kita Ungkap, Kun Fayakun!
Berdasarkan keterangan Martali (48) adik ipar Nurmala mengatakan bahwa kakak iparnya ikut serta bersama dengan ifan saat manggung di tanjung lesung.
"Kurang lebih dah tujuh bulan nurmala ikut ifan ke bogor karena kebetulan ibunya ifan itu dengan almarhum masih hitungan sepupu," ujarnya saat ditemui di Jln Uray Dahlan M Suka, Gg Idi M Sholeh Kelurahan Sekip Lama, Kecamatan Singkawang Tengah. Selasa (25/12/2018)
Baca: Tunjukkan Kepedulian, 4 Anggota Super Junior Turut Kirim Doa Untuk Korban Tsunami Banten dan Lampung
Baca: Tersangkut di Kabel Listrik, Ustaz Abror Selamat dari Terjangan Tsunami
Ia menyatakan beberapa saat sebelum ifan naik ke atas panggung, kakak iparnya sempat melakukan video call dengan bibinya untuk saling bertukar kabar.
"Saat di video call dia (Almarhum Red) ngabarkan bahwa kenapa rase nyaman disana," ujarnya.
Ia menyatakan hingga saat ini pihak keluarga masih mengharapkan agar jenazah almarhun dapat dibawa pulang ke singkawang dari banten.
"Besar harapan kami kakak ipar kami bisa dibawa pulang ke singkawang, karena banyak keluarga besar di singkawang semua," ujarnya.
Martali Tunjukkan Berkas Identitas Kakak Iparnya, Nurmala (48) warga singkawang yang ikut jadi korban tsunami di Banten.
Langkah Wali Kota Singkawang
Setelah alumni Untan, Lie Cu dikabarkan kehilangan suami, anak, dan ibunya, kini giliran seorang warga Singkawang yang jadi korban.
Nama korban tewas asal Kota Singkawang itu adalah Uur Mala.
Kepastian warga Singkawang menjadi korban tsunami Banten itu setelah Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri melakukan identifikasi terhadap para korban.
Baca: Pangdam Supriyadi Ajak Jemaat Natal Doakan Korban Tsunami
Baca: Dari Kota Mati Hingga Istri Ifan Seventeen Ditemukan, Ini 4 Fakta Terbaru Pasca Tsunami Banten
Mengutip CNN, Tim DVI Polri saat ini sedang melakukan proses identifikasi korban meninggal tsunami Selat Sunda.
Hingga Senin (24/12) pukul 16.00 WIB, dari 222 korban meninggal yang sudah ditemukan di wilayah Banten, tim DVI Polri sudah berhasil mengidentifikasi sebanyak 185 jenazah.
"Per pukul 16.00 WIB korban yang dapat kami temukan sebanyak 222 orang, yang sudah teridentifikasi sebanyak 185 orang," Kata Kepala Bidang Humas Polda Banten AKBP Edy Sumardi P dalam konferensi pers yang disiarkan CNN Indonesia TV.
Baca: TERPOPULER - Dari Nikahi Bule Polly Alexandria Hingga Update Nama-nama Artis Tewas Korban Tsunami
Baca: Dramatis! Kisah Perjuaangan Nelayan Rajabasa yang Digulung Tsunami di Dekat Gunung Anak Krakatau
Dari 185 korban meninggal yang sudah teridentifikasi itu, sebanyak 172 jenazah sudah diambil oleh pihak keluarga.
Sementara 13 lainnya belum diambil pihak keluarga masih berada di Rumah Sakit Umum Pandeglang.
Adapun 13 korban yang sudah teridentifikasi namun belum diambil pihak keluarga itu adalah:
1. Puji Eka Siswanto, 45 tahun
2. Uur Mala, 48 tahun, asal Singkawang
3. Evi Laraswati, 29 tahun, Tangerang
4. Windu Andi Darmawan, 36 tahun, Yogyakarta
5. Helena Sridaryami, 68 tahun, Cimanggis, Depok
6. Siti Hamzah, 20 tahun, Tangerang
7. Ridwan Arifin, 36 tahun
8. Aris Yuwono, 29 tahun, Kedungwuluh Kidul, Banyumas
9. Susanti, 40 tahun, Pasar Kemis, Tangerang
10. Rahmi, 38 tahun, Indramayu
11. Asep Hidayat, 27 tahun, Cidadak
12. Yumar, 43 tahun, Pasar Kemis, Tangerang
13. Ragih, 34 tahun, Sawangan Depok.
"Bagi bapak/ibu yang merasa memiliki keluarga yang belum diambil dapat menghubungi Rumah Sakit Umum Pandeglang dengan nomor telepon 0253-202077," kata Edy.
Sementara itu, sebanyak 37 korban tsunami Selat Sunda lainnya belum berhasil diidentifikasi oleh tim DVI Polri.
Edy menyebut tim DVI kesulitan mengidentifikasi korban karena beberapa alasan seperti tidak menemukan kartu identitas berupa KTP atau SIM, sidik jari yang sudah rusak, dan data antemortem yang belum lengkap.
"Seperti tidak ada ciri-ciri khusus dari tubuh seperti bekas luka, tato, dan sebagainya," ucap Edy.
Terkait dengan keluarga korban yang belum teridentifikasi bisa menghubungi Kabid Dokkes Polda Banten AKBP Dokter Naryana dengan nomor ponsel 081222920669.
Posko bencana tsunami wilayah Banten juga dapat dihubungi melalui call center dengan nomor telepon 085211672686 dan 085211672708.
Informasi tentang warga Singkawang yang jadi korban tsunami Banten pun telah sampai ke telinga Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie.
“Sudah. Barusan saya lewat Sekda sudah kontak Dinas Sosial Kota. Berkoordinassi dengan Dinas Sosial Provinsi untuk mengecek data tersebut,” kata Tjhai Chui Mie kepada Tribunpontianak.co.id, melalui WhatsApp.
“Dan kami berharap, jika nama tersebut adalah warga Singkawang, tolong segera melaporkan ke Pemkot untuk mengambil langkah penanganan terhadap korban,” pintanya
Alumni Untan Pontianak Turut Jadi Korban
Alumni Univesitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Lie Cu, dikabarkan menjadi korban tsunami yang menerjang Banten dan Bandar Lampung.
Informasinya Lie Cu adalah alumni Fakultas Teknik Sipil Angkatan 97.
Lie Cu juga alumni SMA Negeri 1 Pontianak, Kalimantan Barat.
Kabar kalau keluarga Lie Cu menjadi korban tsunami, menyebar di jejaring media sosial Facebook dan Grup WhatsApp.
Lie Cu sendiri dikabarkan selamat dari tsunami.
Saat itu, Lie Cu sedang bersama dengan suami, kedua anaknya, dan ibu mertuanya.
Lie Cu selamat bersama dengan anak lelakinya, Nathan.
Sementara sang suami, Aan, putri kecilnya, Cicil ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa.
Begitu juga dengan ibu mertuanya, yang tewas dalam kejadian tersebut.
Informasi ini diunggah pemilik akun Facebook, Mbu Chelsea yang menandai dirinya bersama dengan Lie Cu.
Begini unggahannya, Minggu (23/12/2018):
Koko Nathan sama Mamah Lie Cu selamat dr tsunami
De Cicil sm Papah Aan ditemukan dlm keadaan wafat
Begitu pun dengan Oma...
Berasa mimpi dpat Kabar tadi pagi
Ya alloh berikan ke ikhlasan Dan ke sabaran untuk nte Lie Cu
Mbu Chelsea juga mengunggah foto keluarga Lie Cu.
Dalam foto itu, Lie Cu dan keluarganya sedang naik kuda.
Lie Cu bersama dengan Nathan dengan kuda yang satu, sementara suaminya Aan bersama denan Cicil di kuda yang lain.
Mbu Chelsea mengunggah kembali kabar duka tentang keluarga Lie Cu, Senin (24/12/2018) siang.
Ia masih tidak percaya bahwa kepergian kerabatnya itu bukanlah sebuah mimpi.
Ini unggahannya:
Ya Alloh ya Rabb
Ternyata ini bukan mimpi
Ayah kirim foto jenazah Mamah (Oma Teluk)
Om Aan... Dek Cicil
Dek Fenny Nte Lie Cu, Dek Nathan luka2...
Semoga nte Lie Cute sabar dan kuat dlm menghadapi Ujian dari TUHAN
GA bs Ketemu Oma, Om Aan, sm Dek Cicil lagi
Mbu Chelsea juga menuliskan mereka yang wafat tidak akan dibawa ke Lampung.
"Dan akhir nya benar2 GA Akan Ketemu lagi meski Hanya melihat jenazah nya. Jenazah GA Di bawa ke Lampung," tulis Mbu Chelsea.
Kabar tentang keluarga Lie Cu menjadi korban tsunami juga diinformasikan pemilik akun Facebook, Julius Sofiar.
“Semoga Lie Cu Alumni SMANSA Pontianak angkatan 97 diberikan Ketabahan dan Keikhlasan dalam menerima musibah ini,” tulis Julius Sofiar. (Tribun Pontianak/Hamdan Darsani/Hasyim Ashari)
Yuk Follow Akun Instagram tribunpontianak: