Dilema Dengan Harga Beli, Bikin Petani ‘Malas’ Jual Beras ke Bulog
karena harga pembelian pemerintah (HPP) yang dipakai Bulog lebih rendah dari harga pasaran bahkan dari harga yang dibeli tengkulak.
Penulis: Nina Soraya | Editor: Nina Soraya
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalbar, Prijono, menilai satu di antara pilar penting Bulog adalah stabilisasi. Terkait ini, dia mengingatkan kepada semua masyarakat bahwa pemerintah memiliki keinginan yang baik, yakni bagaiman petani agar tidak dirugikan.
“Makanya ada harga dasar dan harga batas atas. Nah, untuk harga dasar itu tujuannya sangat baik yakni ketika panen raya harga menjadi terjun bebas bahkan tengkulak saja tidak mau beli. Tetapi pemerintah melalui Bulog bilang petani gak perlu khawatir, ayo jual ke kami (Bulog),” jelas Prijono.
Namun dalam penyerapan ini tentu Bulog punya standar dan kualiatas. Karena jika tidak, beras cepat rusak dan busuk sehingga tidak bisa dikonsumsi, akibatnya pemerintah pun dirugikan.
Dia pun berharap dalam rakor yang difasilitasi Bank Indonesia dan yang akan berlangsung selama 16-18 Desember 2018 ini akan ada titik temunya. Oleh karena Bank Indonesia pun berencana menghadirkan Kepala Bulog Divre Kalbar.
“Nanti juga harus ditanyakan oleh bapak-ibu petani bagaimana beras milik petani bisa diserap oleh Bulog,” ujarnya. (nin)