CPNS 2018
Terkait Tes SKB Rekrutmen CPNS Tahun 2018, Ini Analisis Pengamat Pemerintahan
Yang punya potensi dihargai potensinya. Yang punya kemampuan dihargai kemampuannya.
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Jamadin
Saya akui sistem perekrutan CPNS Tahun 2018 sempat menjadi polemik berbagai daerah di Indonesia, khususnya Kalbar saat banyak peserta seleksi yang tidak lulus passing grade SKD. Bahkan, ada wacana pemerintah daerah-pemerintah daerah usulkan sistem rekrutmen diserahkan sepenuhnya kepada daerah masing-masing, karena daerah yang lebih tahu kebutuhan dan kapasitas.
Secara teori yang diusulkan bagus, artinya memberikan peluang kepada daerah untuk berpartisipasi dalam membuat hal-hal bersifat teknis, semisal soal-soal. Itu dengan asumsi kita lebih mengetahui kondisi keadaan CPNS.
Namun, perlu kita akui disparitas kita sangat tinggi saat ini. Maka, memang perlu ada semacam standar minimal. Yang perlu dikompromikan itu sebenarnya adalah passing grade agar tidak jomplang. Ke depan, saya harap dibuatlah sedemikian rupa agar tidak terlalu memberatkan.
Kalau di Amerika Serikat, saya akui rekrutmen CPNS diserahkan kepada daerah masing-masing. Tapi perlu dicatat bahwa Amerika Serikat adalah negara maju. Kondisi antara New York dan Washington DC juga setara. Kalau kita kan disparitas masih tinggi, tentunya Kalau dilepaskan ke daerah harus ada pertimbangan dan kajian hal itu.
Memang, mau tidak mau sistem rekrutmen seperti CPNS 2018 harus dilakukan. Pemerintah pusat berharap agar daerah-daerah yang berada di posisi bawah itu berupaya naik ke atas dan menyesuaikan dengan daerah lain. Itu alasan dibuat standar tertentu.
Tapi, saya meminta pemerintah pusat melibatkan pemerintah daerah dan berikan porsi tertentu. Sistem rekrutmen CPNS 2018 sekarang sudah cukup baik. Hanya tinggal beri kesempatan daerah berkontribusi saja. Melalui saran-saran yang harus dipertimbangkan oleh pemerintah pusat.