Terkam 3 Orang, Macan Tutul Diburu dengan Umpan Manusia
Di India, pihak otoritas kepolisian hutan di Gujarat, berupaya keras untuk menangkap seekor macan tutul.
"Misalnya anak babi yang banyak diburu yang membuat cadangan makanan harimau menjadi berkurang. Kalau jauh berkurang, harimau pasti akan keluar dari tempat ia hidup. Ketemu anjing ia makan anjing, ketemu ayam ia makan ayam," tambahnya.
Faktor ketiga adalah kegiatan konsensi.
Kepada para pemegang konsensi, apakah itu hutan tanaman industri atau perkebunan, diminta untuk memberi ruang hidup kepada satwa.
"Kehadiran satwa jangan selalu dianggap sebagai gangguan, karena sebenarnya kitalah yang merebut ruang hidup mereka," kata Suharyono.
Jumlah harimau sumatera di Riau, dalam pantauan BKSDA, sekitar 53 ekor.
Sunarto, wildlife ecologist WWF, mengatakan harimau sumatera baik di Riau maupun provinsi lain saat ini masih mendapat tekanan dan ancaman yang tinggi dari perburuan, kehilangan habitat dan konflik.
"Kami mencatat masih banyak pemburu aktif di Riau dan di wilayah lain. Konversi hutan dan perambahan serta tekanan fragmentaai juga masih tinggi. Konflik masih terjadi secara sporadis di berbagai wilayah," kata Sunarto.
Terkait konflik, hal itu dapat terjadi pada berbagai situasi, baik saat populasi dalam jumlah yang besar maupun kecil.
Sunarto menjelaskan, secara sederhana ada tiga faktor penentu, yaitu habitat, manusia, dan harimau itu sendiri.
"Habitat yang terfragmentasi dan terdegradasi oleh gangguan manusia cenderung meningkatkan risiko konflik," katanya.
Pengetahuan dan persepsi terhadap harimau, serta perilaku atau kebiasaan sehari-hari masyarakat di sekitar habitat harimau juga menjadi faktor yang menentukan tingkat risiko konflik
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Manusia Dijadikan Umpan untuk Menangkap Seekor Macan Tutul di India.