Citizen Reporter
Gelar Diskusi Publik Isu SARA dan Hoaks, Himapol Untan Hadirkan Tiga Narasumber Ini
Narasi yang relevan bukan isu utama. Publik disesati dengan isu yang tidak penting dan tidak relevan
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Jamadin
Sekretaris Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Pontianak Pdt Iwan Luwuk mengingatkan pentingnya saling menghargai keberagaman yang ada di Indonesia, khususnya Kalbar.
Menurut dia, Indonesia terbentuk atas kontribusi berbagai pihak dan bukan hanya satu golongan, etnis, agama atau ras tertentu.
“Semua harus menjaga keberagaman. Jangan rusak persatuan bangsa yang sudah dibangun oleh generasi terdahulu. Ini bukan tugas tokoh agama saja. Tapi semua elemen masyarakat,” terangnya.
FKUB Kota Pontianak, kata dia, terus berupaya mengimbau dan mengingatkan masyarakat agar tidak terpancing isu-isu berbau SARA, terutama di tahun politik saat ini.
“Kami terus berupaya mengajak semua masyarakat untuk tidak terpengaruh isu SARA dan hoaks. Keberagaman harus kita jaga dan Tuhan telah menyeru kita untuk saling menjaga dan melengkapi,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Rozi Paparozi berharap para pemuda dan pemudi dapat sebagai garda terdepan tidak mudah termakan berita hoaks dan isu SARA.
“Tema ini kami angkat karena isu SARA dan Hoax hari ini kerap kali menjadi komoditas politik yang ampuh dan apik yang bertujuan untuk mengeksploitasi emosi publik,” katanya.
Isu SARA dan Hoaks dihembuskan karena ketidaksiapan para elite politik untuk bertarung secara demokratis, namun ingin berkuasa di dalam.
Rozi mengajak generasi muda harus mampu jadi garda terdepan dalam merawat dan menjaga sistem demokrasi agar dapat berjalan sebagaimana mestinya.
“Jangan sampai generasi muda terkooptasi menjadi objek politik saja. Akan tetapi harus menjadi subjek dari politik itu sendiri dengan rasionalitasnya. Sehingga tidak mudah terkontaminasi oleh isu SARA dan hoaks,” tukasnya. (*).