Ustadz Abdul Somad Jajal Mesin Jahit Fatmawati Soekarno, Ajak Teladani Sikap Ini dari Sang Pahlawan

Ustadz Abdul Somad Jajal Mesin Jahit Fatmawati Soekarno, Ajak Teladani Sikap Sang Pembuat Bendera Pusaka

Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID
Ustadz Abdul Somad/Fatmawati Soekarno 

"Ini kainnya Pak Ustadz. Saya coba pegang itu mesin jahit, rupanya mesin jahitnya pakai putar pulak. Jarumnya tak ada lagi," kata Ustadz Somad.

"Lalu kemudian diambil gambar. Masya Allah tabarakallah. Untuk ibunda Fatmawati almarhumah, Presiden Insinyur Soekarno, dan tokoh-tokoh pendiri bangsa, tokoh-tokoh bengkulu untuk mereka semua alfatihah," kata Ustadz Abdul Somad mendoakan.

Selengkapnya, saksikan dalam video berikut:

Kisah Cinta Soekarno-Fatmawati

Kisah cinta Soekarno dan Fatmawati bermula saat masa pembuangan Sang Presiden di Bengkulu.

Fatmawati merupakan putri tokoh Muhammadiyah di Bengkulu.

Kala itu, usia keduanya terpaut 22 tahun lebih muda.

Tahun 1943, Soekarno menceraikan Inggit. Tanggal 1 Juni 1943, Soekarno dan Fatmawati menikah.

Soekarno berusia 42 tahun dan Fatma 20 tahun. Setelah Indonesia merdeka, Fatma menjadi ibu negara yang pertama.

Dia juga yang menjahit bendera pusaka merah putih.

Dari Fatmawati, Soekarno mendapatkan lima orang anak, antara lain, Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra.

Sejak pernikahannya dengan Bung Karno ada tahun 1943, Fatmawati selalu mendampingi Bung Karno dalam perjuangan mencapai kemerdekaan.

Kehidupan pernikahan keduanya memang penuh dengan gejolak perjuangan.

Karena dua tahun pasca mereka menikah, Indonesia berhasil mencapai kemerdekaan.

Kehadiran Fatmawati sebagai penjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih menunjukkan adanya peranan wanita dalam proses meraih kemerdekaan Indonesia.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved