Sukses Lulus CAT di Ketapang, Ahmad Bahroyni Ungkap Triknya

Pada intinya jangan beban bawa happy-happy, tadi malam teman saya sibuk belajar, saya malah ngopi.

Penulis: Nur Imam Satria | Editor: Arief
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Nur Imam Satria
Ahmad Bahroyni 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG - Kabid Pengadaan dan Mutasi ASN BKPSDM Kabupaten Ketapang, Endo, mengaku kekecewa dengan hasil CAT yang sudah berlangsung sejak 29 Oktober 2018 lalu.

Pasalnya, dari 867 peserta baru dua orang yang lulus CAT. Endo pun mengimbau peserta selanjutnya dapat lebih cermat lagi dalam menjawab soal, serta lebih memahami sistem passing grade ini.

Karena menurutnya para peserta itu tidak perlu fokus menyelesaikan semua soal dan mendapatlan nilai bagus. Tetapi agar lebih fokus mengerjakan soal yang dianggap mudah dan nilainya cukup untuk lulus saja.

"Intinya lewati nilai passing grade, total nilai itu kan 298 banyak kok yang lebih dari itu. Bahkan sampai 300-an lebih total nilainya. Tapi kan jika salah satu ujian tidak sampai passing grade-nya, percuma saja," tuturnya, Kamis (1/11/2018).

Endo kemudian menjelaskan masing-masing passing grade itu. Untuk soal TWK passing grade- nya 75, untuk TIU 80, dan TKP 143. Jika ditotal nilainya 298.

Percuma bagi peserta kalau total nilainya tinggi, misalnya sampai 350 tapi ternyata ada satu kategori soal yang nilainya di bawah passing grade.

"Misalkan TKP cuma 142 atau TIU-nya 79, sama saja tidak lulus," jelasnya.

Satu di antara peserta yang berhasil lolos CAT adalah Ahmad Bahroyni (27) yang melamar pada formasi guru matematika. Pria asal Kecamatan Sandai itu mengikuti CAT pada sesi ke-17, Kamis (1/11/2018).

Ahmad mengaku dirinya melakukan manejemen waktu dalam mengerjakan soal CAT. Akhirnya ia berhasil menjadi orang kedua yang lulus sejauh ini.

"Saya kerjakan yang bagi saya mudah dulu, setelah itu balik lagi ke soal yang dirasa bingung, dan balik lagi ke soal yang dirasa sulit," katanya.

Baca: Hasil Tes CPNS Pemkab Ketapang Mengejutkan, Baru Dua Orang yang Lulus CAT

"Pada intinya jangan beban bawa happy-happy, tadi malam teman saya sibuk belajar, saya malah ngopi. Terus saya bilang ke teman kalau rezeki tak lari kemana," ujarnya sambil tertawa bahagia.

Ahmad mengatakan, menjadi PNS adalah cita-cita yang telah didambakannya sejak dulu. Itulah modal pertama yang menjadi motivasi.

"Saya orang pertama di keluarga yang sarjana. Motivasi saya adalah orangtua saya tidak pernah sekolah, tetapi mereka meyakinkan saya untuk sekolah dan menjadi sarjana agar menjadi orang. Itu yang memotivasi saya," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved