Juri Lomba Masakan Tradisional di Festival Danau Sentarum, Chef Asal Jepang Olah Sashimi Ikan Toman
Sashimi merupakan makanan Jepang yang bahannya dari hasil laut yang masih terjaga kesegarannya dan langsung dimakan dalam keadaan mentah
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawati Tribun Pontianak, Maskartini
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Mempertahankan kearifan lokal khususnya kuliner tradisional Yayasan Riak Bumi di Balai Adat kecamatan Batang Lupar menggelar Lomba Masakan Tradisional.
Lomba yang merupakan rangkaian Festival Danau Sentarum yang digelar 25-29 Oktober ini dengan mengangkat tema bahan dari alam Danau Sentarum.
Lomba ini mendatangkan expert dari Jepang. Selain Jepang, juri lainnya berasal dari Jakarta dan Surabaya.
Salah satu pemandangan menarik usai melakukan penjurian adalah aksi para juri Lomba Masakan Tradisional salah Jepang yang memasak Sashimi menggunakan bahan baku ikan toman.
Baca: Raih Sertifikasi Biosfer Dunia, Kepala Balai Besar TNBKDS Target Pasar Internasional
Baca: Ribuan Masyarakat Padati Lokasi Penutupan Festival Danau Sentarum, Sejumlah Kepala Daerah Hadir
Sashimi merupakan makanan Jepang yang bahannya dari hasil laut yang masih terjaga kesegarannya dan langsung dimakan dalam keadaan mentah bersama penyedap seperti kecap asin, parutan jahe, dan wasabi.
Jika Sashimi di Jepang menggunakan hasil laut segar seperti ikan, kerang, dan udang karang dihidangkan dalam bentuk irisan kecil yang mudah dimakan. Kali ini Sashimi menggunakan bahan ikan toman dan tidak menggunakan penyedapnya seperti kecap asin, parutan jahe, dan wasabi.
Sashimi sendiri dinikmati dengan tsuma yang merupakan sebutan untuk bahan makanan penyerta yang bisa berupa lobak yang dipotong panjang-panjang dengan ukuran sangat halus, daun berwarna hijau yang disebut Oba (Aojizo), atau rumput laut seperti Wakame dan Tosakanori. Chef Norito menggantinya dengan nanas, timun yang diiris kecil, bawang, labu kuning, dan bumbu masak yang diracik menggunakan hasil hutan.
Makanan asal Jepang ini biasanya dinikmati dalam keadaan mentah, mulai dari potongan mentah daging kuda (basashi), daging ayam (torisashi), hati ayam atau hati sapi, sampai pada potongan konnyaku dan kembang tahu yang disebut yuba. Kali ini chef dengan menggunakan ikan toman merebus terlebih dahulu ikan hasil danau agar tidak berbau amis.
Chef Norito mengatakan Sashimi menggunakan bahan ikan toman dari danau sedikit berbeda. "Kalau di Jepang menggunakan ikan mentah, pada kesempatan ini kami merebusnya. Sebelum direbus, dibubuhi tepung sagu dan di campur daun singkong dan daun sengkubang (pengganti micin)," ungkapnya.
Peserta Lomba Masakan Tradisional sendiri terdiri dari enam kelompok berasal dari kecamatan Batang Lupar, Puring Kencana dan Hulu Gurung. Ada berbagai tema menu yang disajikan dalam perlombaan. Tema Nasi Kepal Lemak Tengkawang, Untuk ibu menyusui, Makanan Nugal, Toman Daun Buas serta Tempoyak.
Sajian yang dihidangkan peserta terdiri dari minuman, kue, makanan inti seperti sayur, lauk, sambal, hingga dessert.
Berbagai makanan disajikan secara unik seperti nasi yang disajikan dalam kantong semar, nasi yang dikepal, bersama dengan kuning telur rebus, ayam kampung dmasak dalam bambu.
Tak hanya sajian yang unik, bahan makanan yang diolah pun tak kalah unik ada olahan ulat tawon, air rebusan gaharu, sate ulat sagu, pepes bakar kodok.
Berbagai menu yang disajikan diolah dari bahan yang tersedia di alam bebas. Ketua Panitia Valentinus Heri, berharap melalui perlombaan ini, kuliner tradisional dapat menjadi kebanggaan serta daya tarik wisatawan.
"Harapan kita masyarakat bangga dengan kearifan lokal khususnya masakan kita dengan menggunakan bahan dari hutan. Tidak malah menyukai makanan luar atau makanan instan yang pada dasarnya tidak sehat. Sebenarnya juga dalam rangka menumbuhkan kesadaran melindungi hutan, pada dasarnya hutan sudah seperti supermarket mulai jamur, pakis, kerang, kepah, dan ikan. Semuanya tidak harus dibeli di pasar tapi tersedia di hutan. Ini merupakan perlombaan ketiga kalinya, harapannya menjadi daya tarik bagi wisatawan," ujarnya.
Lomba dijuarai kelompok 3 Kubu Kran kecematan Batang Lupar, juara 2 dimenangkan kelompok 5 dari Desa Kantuk Kecamatan Puring Kencana dan juara 3 diperoleh kelompok 1 dari Nanga Yen kecamatan Hulu Gurung.
Pemenang selain mendapatkan hadiah elektronik seperti kompor gas dan lainnya, seluruh peserta juga mendapatkan pisau dapur dari chef Jepang.