Raih Sertifikasi Biosfer Dunia, Kepala Balai Besar TNBKDS Target Pasar Internasional

Arief mengatakan Cagar Biosfer akan menciptakan nilai tambah dari produk yang dihasilkan oleh masyarakat Kapuas Hulu terutama hasil hutan.

Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ MASKARTINI
Kasubdit Perencanaan Pengelolaan Kawasan Konservasi, Fifin Arfiana Jogasara bersama Kepala Balai Besar Taman Nasional Betung Karihun dan Danau Sentarum, Arief Mahmud. 

Laporan Wartawati Tribun Pontianak, Maskartini

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Festival Danau Sentarum 2018 sukses digelar dengan mengusung tema "Memacu Ekowisata Lintas Batas di Jantung Borneo".

Rangkaian Festival Danau Sentarum dipusatkan di kawasan Taman Nasional Danau Sentarum dengan kegiatan pendukung di Lanjak Kecamatan Batang Lupar dan Kota Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu hingga 29 Oktober kemarin.

Baca: Festival Minum Madu Terbanyak Sukses Diikuti 2500 Peserta

Baca: Ribuan Masyarakat Padati Lokasi Penutupan Festival Danau Sentarum, Sejumlah Kepala Daerah Hadir

Event yang telah melewati rangkaian pembuka Kontes Arwana Super Red di Gedung Serbaguna, Kota Putussibau pada Kamis 25 Oktober ini resmi ditutup Bupati Kapuas Hulu di Desa Lanjak Kecamatan Batang Lupar, Minggu malam (28/10/2018).

Salah satu yang menarik dalam rangkaian pembuka Festival Danau Sentarum 2018 yang dimulai dengan karnaval budaya adalah Festival Minum Madu Terbanyak yang diikuti 2500 peserta, terdiri dari Kemah Bakti Serumpun, masyarakat setempat dengan pakaian adat dan wisatawan.

Kepala Balai Besar Taman Nasioanal Betung Karihun dan Danau Sentarum, Arief Mahmud mengatakan setiap tahun, setidaknya dihasilkan 15-20 ton madu dari Danau Sentarum dengan menggunakan sistem pemanenan yang ramah lingkungan. Sertifikasi Biocert sebagai lembaga inspeksi dan sertifikasi organik dan ecososial menjadikan madu Danau Sentarum sebagai madu yang memiliki kualitas terbaik dan berorientasi kepada konservasi.

Arief mengatakan Cagar Biosfer akan menciptakan nilai tambah dari produk yang dihasilkan oleh masyarakat Kapuas Hulu terutama hasil hutan.

Di dunia internasional, kata Arief masyarakat sangat memberikan apresiasi kepada wilayah yang sudah ditetapkan sebagai cagar biosfer dunia sehingga mereka akan memberi nilai tambah kepada produk yang dihasilkan.

"Kami dengan beberapa pihak sedang merancang produk madu yang nantinya akan dibranding dengan cagar biosfer, untuk dijual ke Korea dan Jepang karena mereka sangat tertarik dengan madu Danau Sentarum, dengan mereka mengetahui produk dihasilkan dari jaringan cagar biosfer akan semakin mendorong mereka berkontribusi," ujarnya.

Salah satu yang istimewa dalam rangkaian pembukaan Festival Danau Sentarum 2018 adalah penyetahan sertifikasi Cagar Biosfer Dunia dari United Nations Educational, Scientific dan Cultural Organizational (UNESCO).

Penyerahan sertifikat tersebut diserahkan langsung Direktur Eksekutif Komite Nasional Program UNESCO Indonesia, Prof Y Purwanto kepada Bupati Kapuas Hulu, A M Nasir.

Purwanto menjelaskan diajukannya Betung Karihun dan Danau Sentarum untuk mendapatkan sertifikasi biosfer karena merupakan kawasan kabupaten konservasi yang layak untuk ditampilkan ke dunia. Ia mengatakan ditetapkannya Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TNBKDS)
sebagai cagar biosfer oleh UNESCO melalui proses yang panjang.

Danau Sentarum dengan kekayaannya, diakui Purwanto sangat potensial untuk kawasan pembangunan berkelanjutan.
"Tahun ini Indonesia mendapatkan tiga Sertifikasi Biosfer dunia, Babak Sembilang di Jambi, Sumatera Selatan, TNBKDS dan Gunung Rinjani Pulau Lombok. TNBKDS layak ditampilkan ke dunia, karena kawasan ini sangat penting dan potensial," ujarnya.

Keuntungannya, kawasan ini akan menjadi kawasan jaringan dunia, salah satunya bisa menjadi branding ekonomi dan acology. "Semua produk bisa di branding seperti madu, dengan dilabeli dengan sertifikasi Cagar Biosfer bisa menembus pasar dunia. Ini penting dan sangat bermanfaat, harus dimanfaatkan tetapi apabila semua pihak tidak berupaya menjadikan kawasan ini menjadi kawasan yang lestari tentu dapatnya cuma sertifikat saja," ungkapnya.

Kedepan semua pihak kata Purwanto arus bekerja keras agar sesuai harapan jaringan yang kita ikuti Cagar Biosfer dunia. Cagar Biosfer tidak membatasi kita, kita bisa membangun secara berkelanjutan. Selain TNBKDS beberapa destinasi yang sudah mendapatkan Cagas Biosfer diantaranya Wakatobi, Bromo Sumeru, Komodo. "Kita akan mendorong pemerintah melalui kebijakan agar kawasan ini dikelola berkelanjutan," ujarnya.

TNBKDS sendiri diakui Purwanto mempunyai keistimewaan. "Masing-masing tempat mempunyai keunggulan budaya dan lainnya. Cagar Biosfer harus mempunyai tiga fungsi utama, yaitu konservasi hayati, Alam dan budaya, supporting untuk pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, dan ilmu pengetahuan teknologi dan inovasi sumber daya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved