Ustadz Abdul Somad Puji Budaya Melayu Saat Tabligh Akbar di Ketapang, Tonton Videonya!

Ustadz Abdul Somad menghadiri Tabligh Akbar dengan tema Pemuda Hari Ini, Pemimpin Masa Depan, di Ketapang, Kalimantan Barat, Sabtu (20/10/2018).

Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Agus Pujianto
Youtube/UAS Channel
Ustadz Abdul Somad saat memberikan ceramah di Ketapang, Kalimantan Barat. 

Ustadz Abdul Somad Puji Budaya Melayu Saat Tabligh Akbar di Ketapang, Tonton Videonya!

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG - Ustadz Abdul Somad menghadiri Tabligh Akbar dengan tema Pemuda Hari Ini, Pemimpin Masa Depan, di Ketapang, Kalimantan Barat, Sabtu (20/10/2018).

Mengutip video Youtube yang diunggah UAS Channel, dalam ceramahnya, ia menekankan pentingnya silaturahmi.

“Saya tidak berceramah di Ketapang, tidak ceramah di Matan Tanjunghpura. Tapi ingin menyambung silaturahmui,” ujarnya di hadapan ribuan umat yang hadir.

Ia mengatakan, tidak mudah untuk sampai ke Ketapang.

“Tiga kali sambung naik pesawat. Dari Pekanbaru ke Jakarta. Dari Jakarta ke Pontianak. Dari Pontianak ke Ketapang,. Rasanya terkabul masa kecil ingin naik pesawat. Dulu waktu kecil, lihat pesawat, pesawat-pesawat. Rupanya sampai di Ketapang,” kata Ustadz Abdul Somad disambut tawa.

Begitu sampai di Ketapang, ia mengaku tidak menemui umat yang berbeda.

“Sampai di Ketapang apa yang beda? Tidak ada. Bahsa sama, Melayu, pakaian sama, Melayu, bedannya di sini ada Kue Jolong-Jolong,” seloroh Ustadz Abdul Somad kembali disambut tawa.

“Jauh-jauh dari Sumatera, sampai di sini menjumpai umat yang sama, Umat Muhammad SAW. Insya allah kita semua dimuliakan Allah SWT,” katanya.

Ia juga merasa begitu dihargai dan diagungkan masyarakat Ketapang.

“Saya selama ini di mana-mana dianggap kecil. Karena dipanggil nama. Tapi begitu sampai di Ketapang, tidak dipanggil nama. Tapi imbau gelar. Orangnya boleh kecil. Tapi punya gelar Kayi Mangku Jagadilaga. Jadi kalau selama ini, ragu tulis kyai, sekarang bisa ditulis kyai Haji,” ucapnya.

“Begitu orang Ketapang memuliakan saya. Sampai di airport, disambut pencak silat. Ini menunjukkan orang Ketapang sehat-sehat. Sekarang banyak orang tidak pede dengan olahraga daerahnya. Ikut apa, taekwondo, judo. Boleh. Tapi kita punya budaya olahraga lokal pencaksilat,” katanya lagi.

“Yang bersilat tadi bukan orang dewasa, tapi anak kecil. Pesan yang ingin disampaikan orang Ketapang, hai Ustadz Abdul Somad yang kecil aja begini, apalagi bapaknya. Jadi jangan macam-macam,” ujar Ustadz Somad disambut tawa.

Ia juga mengaku diberi kain hitam dan pedang panjang.

Sebenarnya, ia ingin bertanya namun malu karena ia bergelar LC, MA.

“Saya dikasih pedang panjang, saya pikir untuk apa, malu bertanya karena gelar LC MA. Rupanya untuk potong tebu,” ucapnya disambut tawa kembali.

Berikut video lengkap Tabligh Akbar Ustadz Abdul Somad di Ketapang:

Gelar Kehormatan

Di sela-sela kegiatan itu, dirinya menerima gelar kehormatan dari Kesultanan Matan Tanjungpura, Ketapang.

Pangeran Ratu Kartanegara, H Gusti Kamboja, menganugerahi Ustadz Abdul Somad dengan gelar Kayi Mangku Jagadilaga.

Ustadz Abdul Somad mengunggah prosesi pemberian gelar tersebut di akun Instagram miliknya, Minggu (21/10/2018) pagi.

Ini yang ditulisnya:

Sambutan kaum Muslimin di Ketapang, Kalimantan Barat.

Pemberian gelar Kyai Mangku Jagadilaga dari Pangeran Ratu Kartanegara, Kesultanan Matan Tanjung Pura.

Tabligh Akbar "Pemuda hari ini, Pemimpin Masa Depan" di halaman Masjid Agung Ketapang

Ketapang, 12 Safar 1440, 20 Oktober 2018

Melihat unggahan tersebut, Netizen pun takjub dan banyak yang menulis kata takbir, Allahuakbar!

Berikut beberapa di antaranya:

@ricky_arfandi: Allahu Akbar

@cicinurhidayh: Subhanallah

@arifgarryananda: Terimakasih sudah datang di kota kami

@saraolshop_tokopedia: ALLAHUAKBAR

@dhaicale: Sbhanallah..ALLAH WAKBAR

@de2kharjatou: Masya Allah, semoga tuan guru UAS slalu dlm lindungan Allah Ta'alla, aamiinn...

@maryaagfa69: Masya Allah tabarokallah semoga ustadz selalu dalam keadaan sehat walafiat....Aamiin

@amarmuammarr: Smga ustad selalu diberikan kesehatan dan umur yg panjang. Aaminn

@antoniodegaard93: Alhamdulillah...sehat slalu ya ustad, semoga slalu dalam lindungan Allah SWT...aamiin ya Allah

@wrina_336: MasyaAllah, sehat terus ustadz

@asyharilayau: Suke nye.... bile nak ke arah sambas...ditunggu ust...

@knia0017: Masya Allaha pak ustad yang satu ini makin Top

@hadiydePas: Ngeliat foto dgn masa segitu banyak, "masyallahh" pak ustadd. Anw, senyum dikit dong pakk

@hajjar_munawaroh: Merinding.. umat islam mendengarkan nasehat ulama. Semoga d mudahkan u mengamalkannya

@suryadharms29: Apa yang terpampang jelas diwajah beliau. Hanya tanpak jelas kelelahan dalam memberikan segala ilmu. Semoga sehat terus @ustadzabdulsomad selalu dapat membimbing ummat ini kejalan terbaik

@annisameilianas: Masyaallah sudah selayaknya tuan guru diperlakukan bak raja

@aisyah_nur_auliyarahmah: Masyallah...Smga beliau diberi kesehatan trs...

@eaminang: Masya Allah. UAS dicintai para ulama, habib, keturunan raja dan umat.

@rahmithainayah: Masyallah UAS makasih dah mau datang. Ke ketapang. Ustad ku kapan kapan bisa main lagi ke tanah kayong

@putriimanda23: MasyaAllah ustadz.. Bny bgt jamaahnya

@putriimanda23: Kunjungan beliau ke Kota Batu & Malang batal. Pdhal udah siap2 dtg ke kajian @ustadzabdulsomad

Sejarah Kerajaan Matan

Mengutip https://www.traveluxion.web.id, Keraton Matan Tanjungpura berada di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.

Kerajaan Matan merupakan bagian dari jajaran kerajaan Melayu yang terdapat di Pulau Kalimantan.

Sejarah dan asal-usul Kerajaan Matan sendiri cukup rumit karena kerajaan ini merupakan kelanjutan riwayat dari Kerajaan Tanjungpura yang kemudian melahirkan dua kerajaan turunan, yaitu Kerajaan Sukadana dan Kerajaan Matan.

Oleh karena dilanda konflik internal yang berujung pada perebutan kekuasaan, Kerajaan Matan kemudian terbagi menjadi dua, yakni Kerajaan Simpang-Matan dan Kerajaan Kayong-Matan.

Di sisi lain, Kerajaan Sukadana, sebagai penerus pertama Kerajaan Tanjungpura, masih tetap eksis di samping geliat dua kerajaan pecahan Kerajaan Matan tersebut.

Kerajaan Tanjungpura sendiri pada awalnya merupakan kerajaan yang didirikan oleh Brawijaya yang berasal dari Kerajaan Majapahit di Jawa.

Pada masa Brawijaya, Kerajaan Tanjungpura sempat menjadi kerajaan besar pada zaman Hindu-Buddha di bumi Borneo.

Kerajaan Tanjungpura mengalami masa keemasan pada sekitar abad ke-14. Kerajaan ini adalah kerajaan tertua di Tanah Kayong.

Nama Tanah Kayong digunakan untuk menyebut Ketapang yang terkenal sebagai tanah asal orang-orang sakti.

Dari riwayat sejarah Kerajaan Tanjungpura inilah asal-usul peradaban Kerajaan Matan turut tergurat. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved