Pilpres 2019

Cornelis: Jangan Anggap Enteng Kubu Penantang Jokowi

Tantangan sekarang kita lebih berat daripada saya jadi tim kampanye Presiden Jokowi-JK, saya kampanyekan beliau

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / RIDHO PANJI PRADANA
Dewan Penasehat TKD Jokowi-KH Ma'ruf Amin di Kalbar, Cornelis 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Dewan Penasehat TKD Jokowi-KH Ma'ruf Amin di Kalbar, Cornelis berpesan agar TKD yang ada di Kalbar tak menganggap enteng kubu penantang.

Dalam hal ini yang dimaksud kubu penantang Presiden Jokowi adalah pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno yang diusung Koalisi Gerindra.

"Jangan dianggap enteng di dalam pemilihan ini, karena begitu cepat perubahan. Strategi, taktik juga macam-macam, apalagi kampanye ini panjang," katanya, Sabtu (20/10/2018).

"Dan yang paling penting d ikampanye kita menawarkan program. Program yang berhasil apa dan program yang belum apa," kata Cornelis.

Baca: Sutarmidji: Tidak Ada Alasan Saya Untuk Tidak Mendukung Jokowi

"Sekarang di lapangan persoalanya adalah perut. Harga-harga barang pangan naik, pendapatan petani rendah, sampai sawit pun tidak dibeli orang," ujarnya.

"Maka untuk meyakinkan konstituen bahwa ini akan berjalan dalam jangka waktu pendek, kalau presiden terpilih dia akan memperbaikinya. Sekarang sudah diperbaiki dan diperbaiki terus. Ini yang berat bagi kita selaku incumbent dibandingkan dengan penantang," jelas Cornelis.

Menurut Gubernur Kalbar dua periode ini, para kader maupun relawan serta simpatisan yang memenangkan Jokowi harus berusaha maksimal tanpa harus mengorbankan diri.

Dalam artian berhutang. Apalagi mengharapkan adanya timbal balik seperti uang.

Baca: Hildi Hamid: Jokowi-KH Maruf Amin adalah Memilih Masa Depan Bangsa Indonesia

"Yang kita perbuat adalah berapa yang kita mampu. Jika mampu 10 orang ya 10 orang. Jangan sibuk berutang sana-sini," kata Cornelis.

"Penyakit kita kadang-kadang minta duitnya, duit, duit. Saya berani ngomong seperti ini karena Presidennya diusung oleh PDI Perjuangan. Jangan mana duitnya-mana duitnya, ini tidak ada duit," tegasnya.

"Saya sudah berapa ngurus pilpres, tidak ada duit, kalau duit alhamdulillah, kalau gak ada ya tetap kerja, bergerak dengan kemampuan yang ada," terangnya.

"Ini saya sampaikan kepada anda semua, pengalaman saya mengurus pilpres, jadi jangan berharap ada proposal, ada duit. Tapi bekerja, bekerja, bekerja hasilnya nanti dari tuhan," ungkap Cornelis.

Presiden MADN ini juga berpesan agar jangan mengharapkan jabatan jika nantinya Jokowi terpilih.

Namun lebih kepada untuk pembangun di daerah atau Kalbar demi kesejahteraan masyarakat.

Baca: Pengukuhan Tim Kampanye Daerah Joko Widodo-KH.Maruf Amin, Sutarmidji dan Cornelis Hadir

"Pilpres saat Jokowi-JK saya ketua tim kampanye. Saya pengendali intelejen. Saya pengendali IT seluruh Indonesia. Tapi saya tidak bargaining uang, tidak bargaining jabatan," katanya.

"Saya bargaining pembangunan, maka dari itu 70 tahun lebih perbatasan tidak dikotak-katik oleh para Gubernur dan Presiden, sekarang sukses, saya berani bargaining," tegas Cornelis.

"Begitu juga nanti. Apa yang mau kita bargainingkan untuk Kalbar. Jangan bargaining mau jadi menteri, alah capek aja kita, dibuntuti KPK, Jaksa, mampus kita, hp kita disadap. Kalau bergaining pembangunan aman," selorohnya yang disambut tepuk tangan dan tertawa para tamu yang hadir.

Ketua DPD PDI Perjuangan Kalbar ini menilai, untuk Pilpres 2019 lebihlah sulit.

Maka dari itu ia berharap dengan berkumpulnya para tokoh-tokoh sentral di Kalbar dapat memenangkan Jokowi-KH Ma'ruf Amin.

Baca: Hadiri Rakoor Evaluasi Haji Tahun 2018, Ini Harapan Sutarmidji

"Tantangan sekarang kita lebih berat daripada saya jadi tim kampanye Presiden Jokowi-JK. Saya kampanyekan beliau, tapi saya jarang ketemu beliau, kita bekerja tanpa pamrih. Namun jika kita sudah berhitung, ya saya khawatir," imbuhnya.

"Mudah-mudahan Kalbar minimal berhasil mempertahankan hasil yang lalu. Yang menjadi tantangan Kota Pontianak, Kubu Raya, Kapuas Hulu, Sambas, Mempawah, Kayong Utara, Kayong Utara. Harus menang karena Pak Hildi ada di situ. Pontianak Mempawah mestinya menang karena ada Pak Gubernur dan Wakil Gubernur," papar Cornelis. (*).

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved